11. Mommy yang Aneh

3.4K 603 36
                                    

Cukup lama Idris termenung memandang Daisy yang sudah rapi berbaju baru. Rambutnya juga sudah disisir rapi oleh Gema. Ada kekecewaan dalam diri Idris, Hera dan keluarganya berangkat menuju Bandung. Mamanya akan melahirkan adik Hera di sana karena keluarga besar di Bandung yang meminta.

Sepertinya hari ini bukan harinya. Mommy dan daddy sangat sibuk menelepon ke sana ke mari. Entah apa yang mereka sibukkan. Tidak pernah-pernahnya mereka berdua serius terlibat dalam situasi genting di mana dirinya tidak diberi penjelasan. Jika Idris bertanya, dengan cepat daddynya menutup pintu ruang kerja bersama Mommy dan meminta Idris menjauh. Sepintas Idris mendengar kata-kata Akhyar, Sabine dan warisan dari mulut keduanya. Ah, ternyata permasalahan orang dewasa sangatlah rumit, ada banyak hal yang mesti dibahas selain percintaan. Berpikir tentang cinta saja cukup membuat Idris kewalahan, apalagi memikirkan harta atau hal yang lainnya?

Idris memilih berada di dalam kamar sendirian sambil memeluk erat Daisy. Idris yang berusaha memejamkan matanya tersenyum. Dia tiba-tiba mengingat sebuah momen ketika dirinya tinggal di kota London. Waktu itu dia paksa daddynya membelikannya boneka barbie bekas di pasar minggu yang tidak jauh dari tempat tinggal keluarganya. Senyumnya semakin lebar ketika mengingat waktu santai di pagi hari, di mana mommynya menyisir rambut daddynya, daddy menyisir rambutnya yang lumayan panjang, dan dirinya yang menyisir rambut boneka barbie. Sempat terdengar rutukan mommynya yang heran melihatnya memainkan mainan yang seharusnya dimainkan anak perempuan. Kini, Mommynya seolah membiarkannya. Idris berpikir mommynya sangat menyukai hubungannya dengan Hera.

"How will I comb your hair, Hera. Your hair look so complicated (Bagaimana aku akan menyisir rambutmu, Hera. Rambutmu sangat rumit)," gumam Idris yang terbaring di atas tempat tidurnya sambil membelai rambut pirang Daisy. Tampaknya dia sudah tidak kecewa lagi. Tak lama kemudian, diapun tertidur dengan senyum indah terukir di bibirnya.


***


Kedekatan Idris dan Hera bukan lagi jadi rahasia di dalam keluarga besar. Mereka selalu bermain berdua dan bergandengan tangan di setiap kesempatan perkumpulan keluarga. Seringkali mereka terlihat saling berangkulan. Ketika berpisah tidak lupa berpelukan dan saling mengusap kepala. Hubungan mereka semakin dekat selepas acara pesta pernikahan Eyang Ola dan Njid Akhyar.

Hera semakin senang jika ada yang menggodanya saat berduaan dengan Idris, Idris juga demikian. Keduanya kompak mengungkapkan bahwa hubungan mereka sangat serius dan tidak main-main. Tapi tetap saja para orang dewasa menganggap hubungan tersebut hanya cinta monyet belaka. Mereka hanya menggeleng-geleng melihat kedekatan keduanya. Tidak seperti anak-anak lain pada umumnya akan marah atau malu jika digoda, Idris dan Hera malah menunjukkan sikap saling sayang.

Suatu malam yang cukup larut, Igor mendapat panggilan dari Farid, dia dengan cepat meraihnya. Ternyata dia mendengar suara Hera. Tanpa pikir panjang, dia langsung beranjak menuju kamar Idris.

"It's Hera..."

Idris yang setengah tidur terkesiap. Daddynya sudah duduk di tepi tempat tidurnya.

"Hera?"

"Yes..."

"It is late night, Daddy (Ini sudah larut, Daddy)..."

"It's urgent, not privacy (Ini penting. Bukan privasi)," sindir Igor yang tampak enggan beranjak dari duduknya.

"Hallo?" Idris sapa Hera begitu ponsel sudah berada di tangannya.

"Idris. My sister is with me right now. She is so adorable (Idris. Adikku sudah sama aku sekarang. Dia menggemaskan sekali)..."

I Believe in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang