Tiga

5.8K 526 46
                                    

Hari selasa bagi seorang Glara merupakan hari yang sangat mengasikan. Apalagi hari ini ada jam pelajaran Pak Aang, guru olahraga SMA Bimasakti Husada yang terkenal akan wibawa dan kharismatik-nya.

Dengan wajah sumringah, Glara keluar dari kamar miliknya setelah bersiap untuk pergi ke sekolah. Hari ini rambut panjang hitamnya ia kuncir kuda agar tidak menggangu kegiatan olahraganya.

"Ohayaou...mimim, pipip!" Sapa Glara kepada orangtuanya saat gadis itu telah sampai di meja makan.

Shaka Admaja Sky—pipip Glara hanya tersenyum dan mengangguk saat anak gadisnya mengucapkan salam. Sedangkan sang istri hanya tersenyum sembari mengambil nasi dan lauk untuk suaminya.

Glara hanya acuh. Memang begini keadaan keluarganya saat kegiatan makan berlangsung. Tidak ada yang membuka suara. Hanya alat makan yang berbunyi.

Tapi Glara juga tidak menyangkal jika orangtuanya juga acuh kepada dirinya. Terbukti ia dan orangtuanya jarang berinteraksi. Paling juga berinteraksi cuman hanya cipika-cipiki.

"Pelan-pelan, Glara. Gak ada yang minta sarapan kamu!" Peringat Listri Anindya—mimim Glara yang melihat anak gadisnya lahap memakan masakan yang dirinya buat.

"Iywa mwimwim. Glwara pwelan-pwelan kok!" Sahut Glara dengan mulut yang masih tersumpal banyak nasi dan lauk.

Anin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dirinya tak tau harus merespon apa saat melihat anaknya yang seperti itu.

Sepuluh menit Glara menghabiskan sarapannya. Dengan gerakan terburu, gadis itu langsung mengelap bibirnya menggunakan tisu yang berada di meja makan.

"Pelan-pelan, sayang! Jangan keburu-buru!" Kali ini Shaka sang pipip mengingatkan-nya untuk perlahan-lahan.

"Gak sempet, pi! Chiel udah nunggu tiga menit yang lalu," jawab Glara seraya meminum air putihnya dengan gerakan cepat juga.

Memang dari tiga menit yang lalu Glara sudah mendapat pesan singkat dari sang kekasih, bahwa dirinya sudah menunggu dibawah.

Sedangkan Shaka hanya menghela nafas panjang melihat tingkah Glara. Susah jika sudah mengingatkan anak gadisnya.

"Glara berangkat dulu!" Pamit Glara tanpa menyalami kedua orangtuanya.

"Anak kamu itu, mas!" Seru Anin sembari melirik suaminya yang saat ini tengah meminum kopi yang baru saja dirinya buat.

Shaka hanya cuek. Mengabaikan sang istri dan memilih meminum kopi yang terlihat menggugah seleranya.

"Memang benar itu anak ku..."

🎸🥁🎤🎸

"PAGI, CHIEL...!!!" Sapa Glara saat dia telah sampai di depan pintu gerbang rumahnya. Gadis itu baru memunculkan kepalanya saja. Belum seluruh badannya terlihat.

Rambut panjangnya yang terikat hampir menutupi wajahnya saat melengok kan kepalanya keluar gerbang.

Sementara itu Chiel hanya berdecih kesal karena kekasihnya sangat lambat.

"Kalau lo lama gue tinggal!" Ancam laki-laki itu tidak main-main. Bahkan sebelum Glara berteriak memanggil namanya, Chiel sudah menghidupkan motor besarnya dan bersiap meninggalkan gadis itu.

CHIELANANTA (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang