Sudah terhitung setengah hari Glara berusaha untuk membujuk Chiel yang tengah marah perihal kemarin. Laki-laki itu masih mendiamkan dirinya meski ia telah berbuat sesuatu agar kekasihnya mau berbicara lagi dengannya.
Rasanya Glara ingin menyerah saja dan meminta bantuan kepada sahabatnya untuk membujuk laki-laki itu agar memaafkan dirinya.
Namun sialnya Glara harus lebih keras lagi berusaha untuk membujuk Chiel karena ketiga sahabatnya enggan membantu, ah ralat sebetulnya hanya dua—Dannan dan Varren. Sedangkan Kayana, laki-laki itu juga bernasib sama dengannya yang tengah dimusuhi oleh Chiel.
Glara menghembuskan nafas pasrah. Sekarang dirinya masih duduk di kantin bersama Kayana dan sahabatnya—Qirani untuk menemani dirinya yang sedang galau. Ia bingung harus memakai cara apalagi supaya Chiel ingin berbicara lagi dengannya.
"Gimana ni, Kay? Chiel gak mau bicara lagi sama Glara," ucap Glara dengan lesu. Rasanya sejak tadi pagi Glara tidak bersemangat sekali.
"Lah gue juga gak tau? Gue juga di musuhin gara-gara kemarin," sahut Kayana apa adanya. "Atau gak nanti kita coba ngomong lagi sama dia."
Glara nampak berpikir sejenak saat Kayana melontarkan usulnya. Kemudian Glara menelusupkan kepalanya pada lipatan tangan diatas meja.
Hari ini energi Glara hanya 40% dari seperti biasanya.
"Udah lah, Ra, tinggal minta maaf emangnya kenapa si?" Seru Qirani kasihan saat melihat temannya yang tidak memiliki tenaga.
"Kalau segampang itu mungkin gue udah baikan kali sama, Chiel, Qi," sahut Glara seraya memutar bola matanya malas. Sahabatnya ini apa tidak bisa memberikan saran yang lebih baik daripada meminta maaf?
"Yaelah kasih apa gitu yang bisa buat dia maafin lo? Lagian lo juga aneh-aneh. Segala pake ikut coswalk lagi." Qirani mendengus. Menatap sahabatnya yang tidak bersemangat. Bahkan es jeruk asam pesanannya tak tersentuh sedikit pun oleh gadis itu. Hambar katanya saat Glara meminumnya. Padahal sudah terlihat jelas bahwa jeruk yang biasanya untuk minuman itu kecut. Tapi bisa-bisanya gadis itu bilang hambar?
"Lah kan gue sering ikut gituan, Qi, lo juga tau kalau gue hobi banget cosplay kek gitu. Cuman kemarin gue usil aja sama Kayana buat ngerjain dia. Kalau tau responnya kayak gini ogah gue, mah!"
Qirani jadi pusing sendiri ketika melihat Glara terus mengeluh perihal kekasihnya yang marah pada gadis itu. Mata gadis itu melotot saat melihat Kayana yang tertawa kecil diseberang tempat duduk mereka.
Kantin utara SMA Bimasakti memang sedikit sepi dibanding kantin Barat sekolah ini. Mungkin para murid lebih suka makanan berat untuk mereka makan pada waktu siang hari daripada camilan yang dijajakan di kantin utara ini.
Letak kantin ini dengan kelas Glara sebenarnya agak jauh, namun untuk mendapatkan permintaan maaf Chiel, Glara rela berjalan kaki sedikit jauh kemari. Tentu saja ditemani dengan Qirani, kalau tidak ia tak mau.
"Santai dulu aja gak si, Ra? Lagian nanti juga Chiel bakalan maafin kita. Udah tenang aja." Sikap Kayana yang terlalu santai membuatnya mendesah kasar. Gadis itu seakan ingin melempar kursi kepada laki-laki itu.
"Matamu santai. Ini kalau Chiel gak berhenti marah bisa berabe," geram Glara menatap Kayana tajam.
"Woits...santai kali gak usah ngegas. Lagian juga nih ya Chiel orangnya gampang luluh. Tenang aja."
"Kalau nanti Chiel gak maafin Glara, Kayana harus tanggung jawab!"
"Iya, santai. Entar pulang sekolah ikut gue ke suatu tempat."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIELANANTA (ON-GOING)
Romance❗BERISI KONTEN KASAR DAN SIKAP YANG TIDAK UNTUK DI TIRU❗ [Peringatan : banyak kesalahan dalam kepenulisan. Mohon maaf jika kalian merasa terganggu jika membaca!] Bagaimana jika si drummer kaku dan galak memiliki hubungan percintaan seperti remaja pa...