enam belas

265 19 0
                                    

Seharusnya Chiel tidak berada disini sekarang. Dengan semangkok bakso yang masih panas dan es jeruk manis dihadapannya sekarang.

Bakso Pak Manto yang dekat dengan taman apartemen Chiel menjadi persinggahannya sekarang dengan Glara.

Kekasihnya itu sudah menatap binar semangkok bakso dengan asap yang masih mengepul dihadapannya.

Helaan napas ringan terdengar saat matanya tak sengaja melihat mangkok Glara yang dipenuhi dengan gumpalan sambal dan saos hingga membuat lidahnya terasa gatal walaupun tidak menyicipinya. 

Mungkin ada tiga kali sendok sambal dan empat kali sendok saos masuk pada mangkok tersebut. Chiel meringis pelan saat Glara mencicipi kuah tersebut.

"Duh... kurang cukak kayaknya. Chiel tolong ambilin cukak di meja belakang kamu dong!" Tanpa protes Chiel mengambilkan cuka yang berada di meja belakangnya. "Terima kasih."

Chiel tidak membalas. Dirinya hanya sibuk menatap kuah bakso milik kekasihnya yang memerah seperti genangan darah. Jika dibandingkan dengan dirinya yang hanya polosan, sangat berbeda jauh dengan kekasihnya itu.

"Nanti kalau lo mencret-mencret gue gak mau tanggung jawab ya, Ra." Chiel memperingati. Tangannya sibuk mengambil kecap tapi ia urung untuk ia masukan ke dalam mangkok baksonya. Bakso paling enak tuh ya polosan. Itu si menurut Chiel ya.

"Gak bakalan deh. Soalnya lambung Glara kan sering banget diisi sama yang pedes-pedes. Emang lambung Chiel? Dimasukin cabai keriting sebesar kelingking udah masuk IGD!"

Chiel mendengus mendengar ejekan yang dilontarkan Glara. Dia memang sedikit lemah kalau masalah tentang lambung.

"Biarin yang penting makan." Chiel masa bodo dengan ejekan kekasihnya. Laki-laki itu kembali melanjutkan makannya yang tadi sempat tertunda perkara kuah bakso milik Glara.

Perdebatan kecil mereka berakhir didetik setelah Chiel membalas perkataan Glara. Keduanya fokus memakan bakso miliknya masing-masing. Meski terkadang Chiel selalu salfok dengan kuah bakso milik Glara.

"Anj*r itu kuah atau genangan air neraka?" Gumam Chiel dengan suara kecil.

Setelah makan bakso gak afdol kalau langsung pulang ke rumah. Jadi, setelah makan bakso, Glara dan Chiel mampir terlebih dahulu di taman deket apartemen milik Chiel.

Entahlah mereka berdua tidak tau akan berbuat apa di taman tersebut.

"Siput sama kancil kalau balap lari menang mana ya?" Pertanyaan asal keluar dari mulut Glara saat Chiel telah kembali membeli air mineral.

Tadi sebelum masuk ke area taman, Chiel ijin untuk membeli air mineral. Tapi saat dirinya datang malah dikasih pertanyaan yang susahnya setara ngejawab soal Family 100.

Otomatis Chiel menjadk bingung pun dengan rekasi dahinya yang mengernyit. Disodorkan terlebih dahulu sebotol air
mineral yang tadi ia beli kepada gadis itu.

"Emangnya lo pernah lihat siput sama kancil lomba lari?" Chiel membalas pertanyaan Glara dengan pertanyaan juga.

Glara mengangguk semangat. "Pernah! Seru lagi! Glara pingin nonton lagi rasanya."

Kerutan dahi Chiel semakin terlihat jelas saat mendengar jawaban kekasihnya. "Dimana emangnya?"

"Di televisi," jawab Glara dengan senyum yang sangat lebar. "Chiel gak pernah ya nonton kartun yang isinya dua anak kecil cewek sama cowok yang sering didongengin sama kakeknya. Chiel tau gak?"

"Gak tuh. Gue mah gak suka nonton kartun begituan." Chiel duduk di samping Glara yang masih banyak tempat kosong. Laki-laki itu menenggak air mineral terlebih dahulu sebelum atensinya ia berikan semuanya pada kekasihnya. "Emangnya elo? Yang sering nonton kartun gak jelas."

CHIELANANTA (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang