°Ivan POV°
Aku mengendarai ninja milik paman, dibelakangku Andy tampak tenang meski kecepatan motor ini ugal ugalan.
"Belok kanan" ujarnya.
Aku mengikuti perintahnya, di sana sudah terlihat siswa siswa yang masuk ke sekolah tersebut.
Aku menyalip di antara mereka, dan ketika sampai di tempat parkir, mereka menatapku dengan mulut terbuka.
"Bodoh, jangan menarik perhatian" ucap Andy yang turun.
"Nggak kok, aku cuma markirin doang"
"Mana ada siswa yang mau markirin motor dengan kecepatan segitu? Udah gitu tepatnya sempit lagi."
"Woh, jangan remehkan calon pembalap dunia yang satu ini" ujarku sambil menepuk badanku.
"Jidatmu pembalap dunia." balasnya.
Aku dan Andy berjalan ke kelas, aku yang memang tak ingin masuk belakangan dan diperkenalkan oleh guru didepan kelas. Itu membuatku terlihat Aneh.
Dilihat banyak mata seolah olah aku adalah barang yang menarik perhatian.
Begitu sampai di kelas, Andy di hampiri oleh teman temannya dan aku memilih mencari bangku.
"Bangku di pojok sana kosong loh"
Aku menoleh ke arah laki laki yang menunjuk bangku kosong.
"Thanks" ujarku.
Aku menghampiri bangku itu, menaruh tasku lalu menyampari andy.
"Andy, kau duduk dimana?" tanyaku.
"Tepat disampingmu"
"Anak baru?" tanya temannya yang menyenggolku.
"Yo, Ivan" balasku. Ia mengajakku salaman ala Boys.
"Radit, dan gembel yang disamping Andy itu fahri"
"Jrit lo, keren gini dibilang gembel" ucap laki laki bernama fahri dengan kesal.
"Hahahaha, yo fahri" panggilku.
Dia bersalaman denganku. Jujur, pertama kali melihat laki laki ini aku sedikit tertarik padanya. Kesan berandal tak tampak pada fisiknya namun kelakuannya. Very Cool.
"Oh iya, beruntung lo ketemu ama gue, jadi bisa gue kasih tau satu hal"
"Apa?"
Dia mendekati kupingku lalu berbisik, "Pas Istirahat, lo harus cepet cepet keluar dari sini oke? Terus lo harus pergi ke sekitar lapangan basket kalau mau Makan."
"Emangnya ada apaan?"
"Bee Queen, Lo nggak mau dikerubutin sama mereka kan nanti? Di sekitar lapangan tuh jarang ada cewek lewat, jadi aman buat sarang para cowok keren kaya kita kita"
"That's Right, Thanks For Information." kataku.
"Well, kalau boleh tau, kenapa tadi lo ama andy barengan ya?" tanya fahri.
"Dia Sepupu gue, baru aja pulang dari Irlan"
"Wess, Irlan? Kok rambut lo hitam?"
"Ini berkat perbuatan dia noh" aku tunjuk Andy yang cekikikan.
"Ya, gapapa lah, lu dapet keringanan" Kata Radit.
"Keringanan?"
"Ya, nih masih nyangkut" dia menyentil anting yang masih ada dikupingku.
"Ya ampun, gue lupa! Sini gue buka" Andy mulai mendekat, lalu aku reflek menjauh.
"Nggak! Nggak mau! Untuk yang satu ini gue nggak mau!"