1. Raja bolos

26 2 0
                                    

-Mencari ilmu itu bukan untuk disombongkan, melainkan untuk menjadi pemanis disaat pahitnya hidup-
(kyai)

🔊 "Perhatian! Kepada seluruh siswa dan siswi SMA Mukti Jaya diharapkan segera berkumpul di lapangan upacara!"

Dengan titahan langsung dari bapak kepala sekolah semua siswa maupun siswi berjalan menuju lapangan upacara, terkecuali dengan salah satu gengs tukang palak di sekolah ini.

"Dahlah! Gausah di patuhi, lagian di papan kegiatan sekolah itu upacara dilaksanakan setiap hari senin bukan kamis! Aneh dah gua mah!" Cerocos Ajip.

Jika Elfan sedang mood menendang kepala orang, ia akan melakukannya segera. "Betapa bodohnya teman gua ini!" Cerca Elfan. Ajip mengerutkan dahi coklatnya, "Bodoh? Gue sih emang bodoh, tapi sekarang bodoh dimananya gue?" Tanya Ajip polos.

Elfan mulai membulatkan pergelangan tangannya, "Nanya gue nih! Nonjok otaknya si Ajip bisa benerin otaknya dia gak sih?" Semua temannya tertawa.

Faudz memegang kepalan tangan Elfan, "dah-dah! Mending kita ikut yang lain aja! Biar tau informasi terkini dari bapak Arie terhormat!"

Sang ketua, yakni Dendran mendongakkan wajahnya kearah Faudz, "peduli lo?"

Faudz memegang dagunya, "lah iya? Kenapa gue harus peduli? Mending kita mabal heeuh teu?" Ajip tersenyum mendengar kata mabal (bolos)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Faudz memegang dagunya, "lah iya? Kenapa gue harus peduli? Mending kita mabal heeuh teu?" Ajip tersenyum mendengar kata mabal (bolos)

"Ajib lah!" Seru Ajip.

Faudz melihat kearah ketuanya meminta kepastian, "Ngikut," jawabnya dan berjalan kearah gerbang belakang mendahului yang lain. Memang paling pas buat kabur adalah ketika semua sibuk mendengarkan ocehan kepsek!

Setelah memanjat gerbang bercat warna emang coklat itu akhirnya mereka bisa mabal dengan sukses. Masa bodoh dengan orang tua mereka yang akan dipanggil wali kelas.

Ditengah perjalanan, Ajip teringat sesuatu. "Ran? Motor gimana nasibnya?" Tanyanya pada Dendran.
Dendran tersenyum dan merangkul sahabatnya itu, "slow man! Udah gue atur!"

Faudz bertepuk tangan, "gila keren Bos! Tapi, gimana caranya?"

"Gue suruh si culun buat nyimpen kunci cadangan motor kita, terus nanti pas pulang bawa motor-motornya balik ke rumah gue," Jelas Dendran.

"Pantesan lo suruh kita buat bikin kunci cadangan, jadi itu alasannya," sahut Elfan.

"Yap! Kita harus jadi tukang mabal yang memiliki sertifikat master!" Seru Ajip.

Elfan menatap malas Ajip, "Ga usah aneh-aneh lo!"

Akhirnya mereka pergi ke jalan yang sesat, menuju warung Ma ti'ah.

Mutiara Di tengah Lautan (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang