8. Three days with you (2)

14 1 0
                                    


Sudah hampir 10 menit Faza habiskan dengan menunggu orang yang menjanjikannya satu hal. Fakta dari apa yang ia alami kini.

Faudz mengajaknya untuk mengobrol didalam kamar kecil berisi 2 rak buku, hampir mirip perpustakaan kecil, dan ini milik kakaknya Fazapun tidak akan percaya jikalau kamar dan isinya ini punya Faudz.

"Sorry lama ya? Gue habis dari belakang," Faudz tak menutup pintu itu sengaja ia lakukan agar tidak ada fitnah apapun.

Faudz berjalan mendekati Faza dan langsung mendudukkan dirinya di atas karpet bulu.

"Oke, gue harus cerita dari mana?" Tanya Faudz, kali ini ia akan memenuhi janjinya, ya! Seperti seorang pria sejati.

"Dari awal aja, apa Dendran ngasih tau ke kalian bahwa dia mau nyewain aku?" Tanya Faza. Faudz sedikit membenarkan duduknya.

"Enggak," jawabnya singkat.

"Terus kamu tahu dari mana?"

"Lo mau tahu banget?" Pertanyaan itu membuat Faza sedikit gemas.

"Beneran nih? Nanti kalo lo tahu lo bakal jauhin gue lagi, gue harap enggak ya?"

Dan pertanyaan kali ini mampu membuat Faza kembali mengerutkan dahinya, ditambah saat Faudz mengatakan hal itu ia sekilas melihat kearah Faza dengan senyuman yang entah artinya apa, lalu dengan cepat Faudz kembali melihat arah depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan pertanyaan kali ini mampu membuat Faza kembali mengerutkan dahinya, ditambah saat Faudz mengatakan hal itu ia sekilas melihat kearah Faza dengan senyuman yang entah artinya apa, lalu dengan cepat Faudz kembali melihat arah depan. Ia menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

"Kenapa juga harus ngejauhin?" Tanya Faza, dan Faudz pun sekilas memejamkan matanya.

"Oke-oke gue bakal ceritain," Faudz kembali membenarkan duduknya dan berdeham.

"Gue gak tahu awal pemikiran gilanya kakak lo itu. Intinya Elfan bilang kalo pas mereka lagi nungguin gue datang ke angkringan itu Dendran kayak nge-zoom foto-foto lo yang entah dia ambil dari mana, lo tahu bagian ini?" Tanya Faudz, dan dengan refleks kedua bola mata Faza membesar. "Aku tahu! Waktu itu mungkin sebelum hari kalian kumpul-kumpul di angkringan aku sempet mergokin dia di kamar aku dan posisinya itu dia lagi megang HP aku!"

"Nah mungkin dari itu!" Seru Faudz.
"Oh iya! Lo jarang foto-foto ya?"

Faza mengangguk, "nah makanya itu, dia ngambil foto yang mana?"

Faudz sedikit menahan tawa, "lo, lo harus tahu foto yang Dendran pasang di web itu,"

"Dendran cukup berani jual orang pake foto promosi yang cukup formal! Hahaha." Dan tawa Faudz pecah. Dahi Faza kembali dibuat berkerut oleh pernyataan Faudz itu. Mengerti dengan raut wajah Faza, akhirnya ia menghentikan tawa tersebut.

"Foto yang dipajang sama kakak lo itu foto Raport lo! Makanya gak ada yang minat nyewa lo! Malah kakak lo itu dikatain gila, hahaha, " Faudz benar-benar menghayati tawanya.

Mutiara Di tengah Lautan (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang