5. Ini tekadku.

10 2 0
                                    

-Tidak ada pengharapan lebih atas hatiku pada dirimu. Aku cukup sadar diri dengan kehidupanku, tapi tentu saja sebagai lelaki akupun mempunyai tekad. Dan tekadku sudah jelas didepan matamu-

Tepat pukul 22.00 semua orang disana berkumpul di lajur balap.

2 motor dan pengendaranya pun sudah bersiap siaga menunggu aba-aba maju.

Di tempat Faudz sudah bergetar hebat. Tapi, ia tak boleh gagal, ini semua demi... Demi seseorang yang tidak boleh lagi dimiliki orang lain. Lebih baik ia berjauhan dari pada Faza di miliki oleh Romi.

Tekadnya inilah yang membuat semua ketakutannya sirna.

Masa bodo dengan tanggapan selanjutnya jikalau Faudz menang, mungkin memeluknya? Ah Faudz terlalu percaya diri.

Perempuan seperti Faza hanya akan mendekatinya dan memberikan 1000 ucapan terima kasih padanya.

Tepat di samping Faudz sudah ada Romi dengan motornya, ia tersenyum remeh, "ternyata temen lo itu cemen banget ya? Gila duit emang! Haha."

Dengan santai Faudz membuka helmnya, "Gak, ini tentang gue. Jadi ga usah banyak bacot! Kita hanya perlu tahu kan? Siapa yang menang?"

"Terlalu percaya diri lo!"
"Inget! Kalo gue menang tuh cewek bakal jadi punya gue, gue bakal jadiin dia cewek yang kesekian untuk nemenin gue dikala haus nafsu, haha!"

Mendengar itu Fuadz semakin tersulut semangat untuk mengalahkan calon penderita HIV ini, bagaimana tidak. Bukan rahasia umum lagi kalo Romi adalah laki-laki yang gila selangkangan.

"Lo gak bakal menang, percaya deh sama gue!" Kini Elfan maju untuk adu mekanik dengan Romi.

"Lo tahu? Selain lewat tekadnya si Faudz ini, Faza menggunakan jalur langit. Awas loh dia itu deket sama tuhannya. Dan dari dulu gue selalu diajarin buat gak melawan tuhan," Jelas Elfan.

"Anjing! Yang seharusnya mikir gini itu si Dendran bukan? Secara dia taruhin adiknya sendiri!"Tanggap Romi.

"Ya lo gila! Nentuin taruhannya pake manusia! Dasar pemuja selangkangan!" Ajip kini menimpali.

"Udah! Stop! Pertandingan akan mulai coba kalian pada minggir!" Ucap salah satu supproter dengan berteriak.

Semua orang terdiam.

Dan dari jauh, dari tempat Faza berada sudah ada Dendran bersandar pada body mobil. Faza sengaja membuka kaca mobil agar ia bisa melihat pertandingan tersebut.
Baru pertama kali ia berada dilajur balapan liar seperti ini.

"Lo tahu siapa yang gantiin gue?" Tanya Dendran, mendengar itu sontak Faza syok.

"Jadi bukan kamu?!" Tanya Faza balik, dan Dendran hanya diam.

"Astagfirullah kak! Kamu kalo ngambil keputusan itu dipikirin baik baik ih!" Faza sudah akan menangis saja.

"Gak usah lebay! Si Faudz lebih jago dari pada gue! Gue yakin dia menang!" Dendran mencoba meyakinkan Faza, tapi itu sia-sia.

"Gak bisa! ini gak bisa! Kamu harus tanggung jawab! Aku gak mau ya sama cowok berengsek itu!" Demo Faza, air matanya sudah menetes dari tadi. Bisa-bisanya kakaknya ini lepas tanggung jawab?

Mutiara Di tengah Lautan (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang