7. Three days with you (1)

12 1 0
                                    

"Forever, itu yang selalu aku inginkan. Tapi, memang tidak semua yang kita mau itu akan terwujud. Kadang ada yang harus kita ikhlasin, tapi tentangmu... Really hard"

***

Seberapapun keindahan yang terpatri di hadapannya rasa sedih yang terjadi kemarin masih menjadi juaranya.

Ia terus terbayang-bayang wajah kakaknya itu, bukan rindu, ia hanya ingin berdiri di hadapan lelaki itu lalu menonjok badan dan wajah yang selalu lelaki itu bangga-banggakan.

Pagi ini setelah sarapan, Faudz mengajak teman satu vilanya itu berjalan-jalan disekitaran komplek daerah tersebut. Faudz yang memerhatikan Faza sedari tadi hanya bisa terdiam, ia tahu Faza belum rilex. Tapi, apa yang harus Faudz lakukan?

"Aha!" Faudz bersorak dalam hati.

Faudz menoleh kearah Faza, "Kita belanja yuk? Nanti malam manggang-manggang gitu!" Faza menghentikan langkahnya, "kamu belum cerita, jadinya pikiran aku belum tenang,"

"Kayak hantu aja lo!"

Faza melirik sekilas, dan Faudz berhenti tertawa. "Oke-oke, abis belanja ya? Tanggung kalo berhenti disini."

Fazapun melanjutkan langkahnya.

Hanya membutuhkan 10 menit untuk mereka sampai di sebuah minimarket. Mereka berdua pun mulai memilih apa saja yang akan dipanggang, dan bumbunya.

"Banyak banget, enggak mubazir itu?" Tanya Faza ketika mereka akan menuju kasir. "Enggaklah, nanti barengan pegawai villa abang gue, biar seru! Gapapakan?"

Faza mengangguk-angguk.

"Atau lo mau berdua aja sama gue?"

Faza memicingkan mata, "aku percaya, kamu beneran suka nyewa-nyewa!"

Bukannya membela diri Faudz mendekatkan wajahnya pada wajah Faza, "Pas liat lo, gue langsung cek out,"

Mendengar itu wajah Faza memanas, bisa-bisanya Faudz berkata ambigu seperti itu. Ia mendorong badan Faudz agar menjauh darinya. "Serem ih! Masih SMA juga!"

Dengan entengnya Faudz kembali tersenyum, "ya dipakenya nanti kalo udah-"

"Udah ah ayo kita bayar!" Faza melangkah terlebih dahulu, ia memotong ucapan Faudz, dan Faudz? Hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu tersenyum.

***

Sore menjelang matahari terbenam mereka berdua, yakni Faza dan sang tuan rumah sibuk mempersiapkan segala macam kebutuhan untuk memanggang nanti malam.

Beberapa asisten Bang Adeeva juga ikut disibukan dengan rencana Faudz ini.
"Nanti panggangannya deket bale aja mang, biar enak nunggu mateng sambil duduk-duduk ngobrol." Faudz memberikan intruksi kepada mamang tukang kebunnya.

"Ini banyak banget kak," bi Minah sebagai ART di vila itu sambil terus membuka belanjaan Faudz.

Faudz tersenyum, ia menghampiri wanita berusia hampir 50 tahun itu. "Ya... Gapapa sengaja beli banyak biar kebagian semua, kan niatnya kakak ngajak para penghuni vila ini juga hehe,"

"Ih penghuni apa?" Faza yang sedang mempersiapkan beberapa wadah terkejut ketika Faudz mengatakan akan mengajak 'para penghuni vila ini', Faudz tergelak ia membalikkan badannya, "bukan penghuni ghoib lah Za, penghuni itu ya... Para ART, tukang kebun, gitu... "

Mutiara Di tengah Lautan (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang