Namun tak lama, dia mulai mengikuti permainan Chan.
Sorak sorai itu menyadarkan kedua adam yang dengan tidak tau malunya saling berpagutan di depan umum. Hyunjin tampak tersipu menunduk dalam. Menahan malu teramat sangat. Sementara Chan tersenyum dengan bangganya. Dia bangga sebab semua yang menyaksikan kejadian ini tahu jika Hyunjin adalah miliknya.
Seungmin yang mematung tak percaya itupun sudah mulai mendapatkan kembali kesadaran dirinya. Bermaksud ingin undur diri. Meninggalkan dua kekasih itu dan berjalan pulang sendirian.
"J-jin aku ijin pulang duluan ya." Anggukan didapat Seungmin sebagai jawaban. Pemuda Kim itu lantas meninggalkan halte, meninggalkan kedua anak adam.
"Jin yuk kita pulang juga." Lagi lagi Hyunjin hanya mengangguk. Dia masih sangat malu saat ini. Tidak sanggup hanya sekedar mendongakkan kepalanya. Chan paham akan hal itu, dia genggam telapak tangan Hyunjin dan menuntunnya berjalan.
"Jin? Kamu marah ya?" Hening yang didapat Chan. Chan mulai khawatir. Pemikiran buruk tentang hubungannya dengan Hyunjin mulai berkecamuk di kepala.
"Jinnnnn, jangan diem aja! Jawabbbb!" Hyunjin mendongakkan kepalanya. Wajahnya yang sudah sangat memerah menjadi penampakan yang Chan liat pertama kali. Jangan lupakan bibir Hyunjin yang tengah melengkung ke bawah itu. Membuat Chan gemas dan ingin mencium bibir itu lagi.
"Iya aku marah! Kamu masih nanya lagi!" Chan terkekeh karena tingkah Hyunjin. Ditangkupnya pipi merah itu, kemudian ditatapnya dalam mata indah manusia di depannya.
"Maaf ya, Jin. Aku udah buat kamu marah." Hyunjin hanya bisa mematung dibuatnya. Bingung untuk menjawab apa, sebab sekarang dia tengah sibuk mengatur debaran di dadanya.
"Jinnnnn, kamu gak jawab lagi." Lengkung bibir Chan melengkung ke bawah. Membuat Hyunjin bingung harus bereaksi apa sekarang. Di satu sisi, dia sangat malu, tapi di sisi lain dia juga menikmati apa yang Chan lakukan tadi.
Hyunjin putuskan untuk tarik lengan sahabatnya. Menuntun pemuda itu menuju taman bermain-tempat pertama mereka bertemu serta tempat favorit mereka.
Keduanya duduk berdampingan. Dengan jemari yang masih menaut, Hyunjin usap jemari Chan lembut.
"Ummm...Chan" Chan menoleh ke samping. Menatap sosok lawan bicaranya yang tengah menunduk.
"Iya, Jin?"
"Aku mau ngomong sesuatu." Sesuatu? Apa itu baik? Atau buruk? Entahlah. Chan harus pastikan.
"Tentang apa, Jin?"
"Tentang pernyataan kamu. Tentang kamu yang bilang suka sama aku." Tentang itu? Apa Chan akan ditolak? Ugh, Chan jadi gugup.
"Hm, oke Jin. Jadi gimana?"
"Aku mau terima pernyataan kamu." Ah, diterima.
Tunggu?! Diterima?! Apa Chan tidak salah dengar?
"Jin kamu terima aku?" Hyunjin hanya mengangguk dalam diam.
"Yeayyyyy akhirnya pacaran sama Hyunjin." Chan rengkuh tubuh Hyunjin. Lengan besarnya mendekap erat tubuh ramping itu.
"Huhu makasih, Jin. Makasih udah terima aku jadi pacar kamu. Aku janji bakal bahagian kamu terus. Aku janji!"
"J-jangan kenceng uhuk kenceng peluknya Chan, dada aku sakit." Chan sontak melepaskan pelukannya.
"Aduh maaf, Jin. Aku gak sengaja." Hyunjin hanya mengangguk lesu.
Sungguh, ini adalah acara jadian yang tidak ada romantisnya sama sekali.
.
.