Rose berguling ke samping. Tangan meraba kasur ini sambil mengerang kecil merasa sakit di kepalanya.
" Jennie?" Sebutnya. Sampai akhirnya terbuka mata lalu bangun, bersandar di kedua tangan dan menguap.
" Jennie?" Panggilnya. Sunyi sekali dan Rose sudah mikir aneh-aneh kalau Jennie pergi!
" Jennie!!" Keluarnya dari kamar.
Pakai kolor doang lalu tank top hitam.
" Jennie!!?" Teriaknya lagi. Tidak satupun ada aktifitas di apartemen ini.
" Hah~~" Helaan nafas terbuang. Rose mulai pengen nangis tapi sebelum dia merengek lebih keras, pintu apartemen depan terbuka.
Rengekan terhenti. Celingak-celinguk lihat seseorang masuk.
" Chk!" Decak Jennie mengira kalau Rose belum juga.
" Dia belum ba-- udah bangun?" Sebelum ngoceh, mata keburu lihat Rose yang teriak keras lalu lari memeluk.
" Jangan tinggalkan aku! Aku nggak mau kehilangan kamu!" Katanya sambil memeluk erat.
Jennie terdiam. Mata melirik ke atas untuk melihat Rose. Lalu dia angkat kedua tangan, membalas pelukan.
" Me too~~" Jawabnya.
•••
Jennie senyum. Mandang Rose duduk di depannya lalu melukis lagi wajah Jennie.
" Yang bagus."
" Kalau bagus banget, imbalannya apa?"
" Kiss."
" Ok!"
Rose semangat. Dia fokus melukisnya selama Jennie memainkan hp dan menunggu agar tidak bosan. Sesekali jari kaki senggolan. Jennie mainkan, menghimpit jempol kaki Rose yang terkekeh.
Drrtt~~!!! Hp Jennie ada telpon masuk. Seperti biasa, manajernya menelpon.
" Siapa?" Rose nongol di balik kanvas itu. Jennie memberi gelengan lalu dia nonaktifkan hp.
" Sudah?"
" Sudah." Angguk Rose.
Jennie berdiri. Jalan mendekati, berdiri di sebelah Rose, melihat lukisan ini benar-benar sempurna di matanya.
Rose mendongak. Menunggu respon wanita itu.
" Aku suka." Ucap Jennie.
" Mana kissnya?" Pinta Rose. Tersenyum pada Jennie yang terduduk di atas pahanya kemudian memeluk lalu mencium.
Rose menyentuh pinggang wanita ini. Menatap kekeh Jennie yang nyandar tidur di bahunya sambil terdiam lamun.
----
" Aku pergi..."
Rose mengangguk. Dia berdiri depan gedung apartemen, menenteng tas ransel di belakangnya. Memperhatikan Jennie yang akan pergi bekerja. Dia mau ke New York, menghadiri fashion week tahun ini.
" Hei!" Tangannya di tahan. Rose nunduk sejenak saat Jennie memandangnya lama.
Sang manajer memperhatikan jam tangan, mulai panik karena takut ketinggalan penerbangan jam ini.
" Boleh aku peluk?" Tanya Rose.
Jennie mengangkat alisnya sekilas lalu berbalik untuk memeluk Rose. Ingin melepas pelukan namun punggungnya di tahan.
" Jangan pergi." Tahan Rose.
Jennie terdiam saja. Sudah berapa kali Rose melontarkan kalimat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE CHOICES ✓
FanfictionRose ingin merasa cinta. Hingga akhirnya dia diberi pilihan oleh seorang dukun. " Pilih salah satu, mereka jodohmu. Cobalah untuk menikmati hidup dengan lima wanita ini. Setelah semua selesai.... berikan keputusan mu..." " Aku....."