pelipur lara

37 4 0
                                    

Luka hati kembali terbuka saat melihat angka dimesin pendeteksi jantung yang semakin menurun, angka yang awalnya 89 menurun menjadi 56, tidak bisa lagi wajah mengekspresikan bahwa semuanya baik baik saja, raut khawatir terlihat jelas dimuka akaashi. Mata teduhnya kini memancarkan sejuta kesedihan melihat adiknya terbaring koma selama enam bulan dan tidak pernah menunjukkan tanda tanda untuk sadar.

Tangan nya terulur mengelus surai raven milik adiknya, ia menatap sendu tobio , batinya berharap kepada tuhan agar mengizinkan tobio untuk bangun dari tidurnya. Tidur panjang yang tidak diperkirakan kapan ia akan bangun.

Gadis itu lagi lagi menghela nafas, ia memutuskan untuk keluar ruangaj VVIP milil sang adik kala perutnya berbunyi meminta asupan gizi yang belum ia beri asupan sejak pagi tadi.

Langkah nya terhenti kala mata nya tidak sengaja mendapati sosok laki laki bernama bokuto duduk diruang tunggu,  cowok itu mengepalkan tanganya erat seakan berharap kepada semesta untuk menyelamatkan seseorang yang berada didalam ruangan ICU.

Akaashi berjalan mendekati laki laki itu kendati memberikan semangat agar laki laki itu tidak putus asa untuk mendoakan seseorang yang berada didalam sana. Ia sejenak melupakan perutnya yang sudah keroncongan untuk menyemangati bokuto.

"Bokuto-san? Apa yang kau lakukan disini?".

Sipemilik nama langsung menghapus kasar cairan bening dipipi putihnya. Kemudian ia berdiri dan mencoba tersenyum diatas luka yang ia rasakan. Senyumanya begitu lebar namun terdapat sakit disana, iris emasnya tidak lagi memancarkan cahaya seperti waktu pertama kali bertemu. Cahaya itu kian meredup disetiap harinya. Apa yang ia alami? Mengapa cahaya mata tangguh itu meredup?.

"Hanya menunggu dia keluar dari masa kritisnya." Ujar bokuto melirih.

Akaashi menatap bokuto bingung, sungguh perkataanya sulit dimengerti. Andai saja ia mendapatkan batin yang dapat mengerti apa yang orang lain gumamkan seperti sugawara koushi , mungkin ia sudah dapat memahami perkataan laki laki ini. "Dia?" Akaashi bertanya, tatapanya menyendu kala bokuto menunduk sembari menetralkan nafasnya.

"Tooru... punya kelainan jantung" bokuto berujar lirih, suaranya sedikit bergetar , ia tidak mampu menahan cairan panas yang ingin keluar dari kedua matanya. "Hanya operasi yang bisa menyelamatkanya. Namun biaya operasi terlalu besar." Cairan bening lolos jatuh membasahi kedua pipinya tanpa izin membuat sang empu mengusap kasar cairan nakal yang berani jatuh tanpa izin darinya.

Hati akaashi menyesak , luka lara kembali terbuka mendengarkan cerita sisosok yang sudah membuka matanya waktu itu. Ia menggigit bibir bawahnya kecil matanya memanas kala bokuto kembali tersenyum lebar. Senyum palsu yang sangat akaashi benci. "Aku memiliki sedikit tabungan.. semoga bisa membantu biaya operasi adik bungsu mu." Akaashi berujar lirih, suaranya sedikit merendah menatap sosok laki laki situlang punggung keluarga diusianya yang masih terbilang belum dewasa.

Laki laki itu menatap akaashi kosong, ia tersenyum sendu. "Terimakasih atas bantuanya, setelah operasi selesai aku akan berkerja keras untuk membayar uang yang telah kau pinjamkan." Gumam laki laki itu, terdapat binar harapan dimata emas bokuto yang mulai berharap semoga operasi adik bungsunya berjalan lancar. Ia tidak ingin kehilangan keluarga nya lagi, meskipun orang tua mereka sudah tidak memperdulikan anak anaknya setidaknya bokuto yang akan menjadi pengganti orang tua mereka untuk tetsuro dan tooru.

Gadis itu membalas dengan anggukan, kemudian tanganya mengotak atik ponsel untuk melihat tabungan online yang selalu dikirmkan laki laki tua yang selalu menyakiti mama nya. Ia berharap tabunganya mencapai uang yang diperlukan untuk biaya operasi adik bungsu bokuto. Karena akaashi sama sekali tidak pernah menyentuh uang yang dikirimkan oleh daichi, ia selalu memakai uang yang diberikan koushi untuk segala keperluanya.

Gadis itu juga bingung mengapa hati kecil nya begitu niat membantu laki laki yang baru ia kenal beberapa hari, namun putri kesayangan koushi itu selalu mengikuti apa kata hatinya sesuai nasihat ibunya. Mungkin saja bokuto sangat memerlukan bantuanya. Ia tidak sanggup membayangkan jika dirinya ada diposisi bokuto. Apa yang harus ia lakukan?

Senyum kecil terukir, ternyata daichi selama ini selalu mengirimkan uang begitu banyak sehingga uang itu mencapai tiga ratus juta dan cukup bahkan sangat pas untuk keperluan operasi , gadis itu segera berjalan menuju operator untuk membayar segala keperluan operasi tooru, Adik bungsu bokuto -laki laki yang telah membukakan mata batinya bahwa bukan hanya dirinya yang mendapatkan takdir kejam dari tuhan.

•••

Sakit, ia ingin obat yang bisa menyembuhkan rasa sembilu yang menyeruak masuk hingga dasar hati. Ia ingin meminjam mesin waktu doraemon agar bisa kembali kemasalalu untuk memperbaiki kesalahan nya dimasa lalu. Deretan panah terus menghujani langkah kakinya , ia tidak kuat melihat ibunya yang selalu menahan batin dan mengubur lara karena ulah papa nya. Ia tidak ingin melihat wanita yang menempati singgahsana tertinggi dihatinya selalu tersenyum dibalik luka yang menancap hingga tulang.

Langkah nya begitu pelan memasuki ruangan adik bungsunya, tanganya bergetar , rasa takut dan rasa bersalah menyeruak meminta keluar karena membuat adiknya terbaring koma selama enam bulan. Netra madunya menatap sekeliling ruangan yang begitu sunyi. Tatapanya menyendu melihat berbagai selang mengganggu tubuh putih adik bungsunya. Matanya beralih menatap seorang gadis yang tertidur pulas disofa tanpa menggunakan selimut.

Ia meringkuk kedinginan karena suhu penghangat ruangan kamar itu tidak dinaikan. Tsukishima langsung membuka jaketnya kemudian meletakkan nya diatas tubuh akaashi agar ia tidak kedinginan. Bagaikan berjalan diatas beling yang akan membuat kakimu berdarah. Ia  takut bahwa adik kecilnya ikut merasakan apa yang ia rasakan, bahkan lebih parah.

Ia berharap suatu hari nanti ia akan membawa mama dan adik adiknya pergi menjauh dari tua bangka pecinta wanita luar negri itu. Sungguh jahat daichi menikahi koushi hanya karena harta, setelah harta koushi jatuh ketangan daichi ia semena mena memperlakukan wanita tangguh itu. Dimana fikiranya? Lihat lah! Definisi dikasih hati minta jantung. Ia sama  sekali tidak pernah mencintai mama nya dengan tulus tidak terbayang waktu malam pertama membuat tsukishima key seperti apa. Oh ayo lah tsuki!  Mengapa kau berfikiran hingga sejauh itu?!.

Langkah kaki saling bersahutan membuat suasana rumah sakit semakin mencengkram, laki laki itu sama sekali tidak memperdulikan cerita horor tentang rumah sakit ditengah malam. Ia tetap menjalankan kakinya menuju rooftop. Ia ingin menikmati kesunyian ditengah malam.

Semilir angin berhembus kencang menusuk dada hingga menembus paru paru. Sesak rasanya melihat semuanya menderita karena kesalahannya. Ia ingin sekali menangis meminta kepada tuhan agar membuatkan protal waktu agar ia bisa kembali kemasalalu untuk memperbaiki seluruh masalahnya.

Guyuran hujan deras serta angin kencang membasahi tubuh tsukishima yang hanya mengenakan kaos tanpa sehelai jaket pun. Matanya terpejam , tanganya terulur membuka kaca matanya untuk menikmati hujan ditengah malam

Gila. Julukan yang pantas untuk laki laki yang rela berdiri dibawah hujan deras tanpa mengenakan payung atau apapun itu, suara guntur saling menyahut membuat seluruh orang meringkuk dipelukan hangat sang kasih, berodoa kepada tuhan untuk tidak menghancurkan alam semestaa karena kesalahan yang telah mereka perbuat.

"Tuhan.. aku juga ingin menjadi mama sipemilik hati tegar dan senyum terteduh, aku ingin menjadi keiji yang memiliki kedewasaan seperti mama, ia tidak egois sepertiku. Aku juga ingin menjadi tobio sipemecah suasana hening, ia selalu mencari apapun itu topik walaupun berakhir dengan bertengkar denganku. Tapi mengapa aku harus menjadi seperti ini tuhan? Kenapa aku harus menjadi kepribadian menjijikan seperti ini?!"

Hujan deras membuat teriakan parau sisulung terendam, bahkan air hujan telah menyamarkan cairan bening yang jatuh begitu deras dari iris mata yang mulai meredup. Ia meraung menatap tidak adil semuanya. Ini kesalahanya semuanya kesalahanya tapi mengapa orang orang yang harus menanggungnya? "Berikan hukuman mu untukku.. jangan untuk mereka!" Ia berujar lirih tidak memperdulikan hawa dingin yangs udah menyangsang menusuk hingga ulu hati, ia tetap tegar merasakan dingin yang luar biasa memasuki tubuhnya. Ia yakin ini tidak sesakit apa yang adik dan mama nya rasakan.

"Tuhan.. aku lelah menjadi boneka papa.. bebaskan kami tuhan!!" Teriakan itu berpadu dengan suara guntur seakan tuhan sedang menjawab apa keinginanya. Semoga keinginanmu tidak membuat mereka terbebas kealam yang seharusnya.





















Tbc

25 DESEMBER 2021

KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang