lalu

36 5 4
                                    

"tobio!! Masuk!!"

Tobio hanya menatap tsukishima datar , ia enggan menuruti perintah kakaknya untuk masuk kedalam mobil. Ia fikir tsukishima ingin mengajaknya ke neraka.

"Aku pulang sama shoyo kak..." Jelas tobio dengan raut meyakinkan, sedangkan tsukishima berdecak kesal sambil menarik lengan adiknya masuk kedalam mobil.

"Lepas!! Kak aku gak mau!"

"Sok banget sih .. masih kecil pacar pacaran." Teriak tsukishima tidak mau kalah. Ia menutup pintu mobil kasar kemudian menguncinya dari dalam . Jujur saja sebenarnya tsukishima hanya ingin pulang dengan adik bungsunya hari ini, namun ia tidak mampu mengungkapkan.

"Maksa terus sih kak!! Aku udah besar!! Dasar anak emas papa! Semua keinginannya harus diikuti."

Tsukishima menggertakkan giginya kesal, tidak! Bukan itu. Ia juga tidak ingin menjadi anak kesayangan tua Bangka itu. Ia ingin hidup normal selayaknya keluarga bahagia. Tapi mengapa jadi seperti ini

Ia hanya menghela nafas panjang menatap kesal tobio kemudian menyalakan mobil dan mengemudikanya secara hati-hati. "Aku antar sampai depan pelatihan voli" gumam tsukishima yang masih didengar oleh tobio.

"Gak mau kak!! Ntar kau akan malu karena memiliki adik seperti ku. Si egois dalam voli bukan? Hingga mempermalukan keluarga karasu? Huh?" Balas tobio tidak kalah ketus.

Namun tsukishima tetap menghiraukan , ia sama sekali tidak memperdulikan penolakan dari adiknya. Ia benci penolakan , sampai kapan pun itu ia membencinya

"Kak denger gak–"

"Diam!! Nurut aja susah? Gue cuman pingin nganter lo salah?! Gue juga gak mau gini.. tapi papa yang membuatnya!! Kau tidak memahaminya kah? Tobio? Yang kau tau cuman cinta cintaan saja!! Kau tidak mengerti perasaan kakakmu sendiri!! Aku yang berusaha mati Matian membelamu saat papa ingin mengeluarkan mu dari latihan voli. Aku yang berusaha mati Matian melindungi mu. Kenapa kau tidak mengizinkan ku mengantarmu sekali saja tobio!"

Mata tobio membulat, pasalnya inilah pertamakali sang kakak jujur mengeluarkan isi hatinya kepadanya. Sang kakak membosankan yang tau hanya belajar ternyata memiliki hati yang seperti ini. Matanya beralih sedikit kemudian menatap terkejut sebuah truk hilang kendali mengarah kearah mobil mereka dalam kecepatan tinggi.

"Kakak!!! Ada truk!! Awas!!!"

Tidak sempat membelokkan mobil. Alhasil truk itu menabrak mereka hingga berguling menumbangkan pohon.

"Kakak awas!!!"

"Tobio!!"

•••

"Tobio!!!"

Tsukishima segera bangun dan duduk, matanya menatap aneh keadaan sekitar. Ia fikir ia masih diatas rooftop ternyata ia didalam ruang rawat dirumah sakit. Siapa yang membawanya kesini fikirnya.

"Hanya orang bodoh yang berdiri dihujan tengah malah hingga demam setinggi 40,1°c."

Suara lembut namun dingin itu mengalihkan atensi tsukishima mengarah ke sofa. Ia menatap kesal adik perempuannya yang sedang duduk sambil memainkan handpone miliknya.

"Apa apaan–"

"Kenapa? Mimpiin tobio? Huh? Gak lucu kak! Lo mau nyusul tobio gitu?" Tanya akaashi dengan nada jengkel kemudian ia berdiri mendekat. "Apa? Mau bunuh diri? Atau aku aja yang akan mencekikmu tsukishima key."

KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang