Pagi itu, matanya tak lagi melihat sang ibu menggunakan apron favoritnya yang sedang membuatkan kopi penuh cinta untuk sang suami.
Pagi itu, matanya tidak lagi melihat sang ayah yang sudah sibuk dengan pekerjaannya. Ia tersenyum.
Kini ia sadar, suatu saat nanti, siap atau tidak siap, ia pasti akan merasakan kehilangan sosok pelindung yang selalu berada di sisinya.
Sosok penghibur disaat susah maupun senang. Sosok yang bersedia menjadi sandaran atas masalah yang telah ia hadapi selama ini.
Atau mungkin tidak. Karena pengganti orangtuanya sudah berada di depannya saat ini
"Selamat pagi, Nana! Um, pagi ini aku membuatkan sarapan untukmu. Kau mau?" Sapa Taeyong pada Jaemin yang melihat masakannya yang sudah tertata rapi di atas meja makan
"Terima kasih, mom. Jeno masih tertidur. Aku sudah mencoba untuk membangunkannya, tapi tidak bisa"
"Tidak apa-apa, Jaehyun juga masih tertidur. Makanlah saja dulu."
"Apakah kita harus menunggu mereka, mom?"
"Tidak usah. Terlalu lama jika harus menunggu. Kau pasti sudah lapar, kan?" Tanya Taeyong
Jaemin mengangguk. Lalu mengambil piring dan memakan sarapannya. Begitupun juga dengan Taeyong
"Jaemin sayang, pagi ini siapkan baju-baju untuk dibawa ke Korea, ya. Karena 4 jam lagi kita akan terbang"
Uhuk!!
Jaemin tersedak setelah mendengarkan apa yang dikatakan Taeyong"Kenapa mendadak sekali?" Tanya Jaemin protes
"Maaf, Jaemin. Aku juga tidak tahu pasti. Jaehyun lah yang mengurus semuanya"
Jaemin langsung cepat-cepat menyelesaikan acara sarapannya dan pergi ke kamar
'Seandainya kau tahu Jaemin. Aku minta maaf' batin Taeyong saat melihat Jaemin pergi bergegas untuk berkemas
Brak!! Kopernya dibanting sembarang ke lantai. Ia masih tidak sadar bahwa Jeno masih tertidur pulas dan terbangun karena suara berisik itu
"Tidak perlu membawa semua. Cukup pakaian kesukaanmu saja" ucap Jeno yang melihat Jaemin sibuk memasukkan semua pakaiannya
Jaemin menurutinya
Kenapa semua ini sangat mendadak? Bahkan ia belum berpamitan dengan Shotaro dan keluarganya
-----
"Jaemin, kau percaya dengan mereka?" Tanya Shotaro dengan suara pelan
"Mereka teman orangtuaku. Kau tidak perlu khawatir. Lagipula mama ku yang berpesan" jawab Jaemin meyakinkan
"Baiklah. Sampai jumpa Jaemin. Kau akan tetap kesini, kan?"
Jaemin terkekeh melihat Shotaro yang terlihat ingin menangis. "Hey, makam orangtuaku juga masih disini. Tidak mungkin aku tidak kesini selamanya. "
Mereka lalu berpelukan. Erat sekali
"Kabari aku jika sudah sampai. Aku menyayangimu, Nana"
-----
Koper itu terjejer rapi di depan rumahnya. Seperti permintaan mendiang mama nya, ia akan dirawat oleh Taeyong ketika mama nya sudah tiada. Ia akan pergi ke Korea. Ia harap ia akan bahagia disana
Sambil menunggu Taeyong kembali dari minimarket, ia melihat-lihat sekeliling rumahnya. Ia pasti akan merindukan tempat ini; kediaman Nakamoto tempat ia lahir dan besar selama 17 tahun. Walaupun ia tak meninggalkan rumah ini selamanya, entah kenapa rasanya sangat berat.
"Sudah puas ber-nostalgianya?" Tanya Taeyong yang tiba-tiba muncul di belakangnya, memecah lamunan Jaemin
Jaemin tersenyum dan tertawa kecil
"Tidak, mom. Aku hanya--"
"Mom"
Panggil Jeno. Taeyong menyambut putranya dengan sebuah pelukan hangat"Jaemin, sebelumnya aku minta maaf. Aku masih ada urusan disini. Jadi, aku tidak bisa menemanimu." Ucap Taeyong meminta maaf
'Lalu aku harus pergi berdua dengan si vampir ini!? Rasanya aku ingin menghilang saja' batin Jaemin berteriak
"Kalau begitu mom hati-hati disini. Sampai bertemu di Korea"
----
Canggung. Canggung sekali
Sesekali Jaemin curi-curi pandang menatap Jeno yang sedang menyetir mobil. Jaemin sempat berpikir, Jeno akan tampan jika begini. Tunggu! Tidak, Jaemin! Kenapa kau seperti orang yang jatuh cinta!?
"Aku tahu aku tampan" ucap Jeno yang menyadari Jaemin melihatnya terus menerus
Jaemin mengernyit
"Tapi aku tidak mengakuinya""Pembohong"
Jaemin semakin kesal dengan si vampir pucat ini. Rasanya ia ingin melemparkannya ke sungai. Tapi ia ingat dibelakang mobil yang kini ia tumpangi terdapat puluhan mobil bodyguard untuk menjaga si tuan muda, Jung 'Vampir Pucat' Jeno
Tak lama mobil itu telah sampai di bandara.
Jaemin yang tak mengerti apa-apa, mau tak mau harus mengikuti kemana Jeno pergi, agar Jaemin tidak tersesat. Karena bandara ini sangat besar dan ramai"Kau mengikutiku!?" Tanya Jeno ketus sambil menyeruput segelas kopi Starbucks ditangannya
"K-karena, aku baru pertama kali ini naik pesawat. Aku takut jika.. aku menunggumu di ruang tunggu lalu kau me-meninggalkanku" jawab Jaemin takut
Jeno menggandeng tangan Jaemin menuju pesawat. Jaemin terlihat gelisah saat pesawat terbang diatas laut yang luas. Lalu pesawat pun terguncang karena menabrak awan-awan. Sontak Jaemin memeluk Jeno sampai gelas yang berisi kopi itu menumpahi baju mahalnya
"J-jeno..--"
"This clothes is from gucci. Ginjalmu saja tidak cukup untuk menggantinya."
Glek! Jaemin meneguk ludah kasar
"Lalu, b-bagaimana aku.. memperbaiki --kesalahanku?" Tanya Jaemin terbata-bata
Gelas ditangan Jeno yang berisi kopi itu belum sepenuhnya habis
Byurr!!
Jeno mengguyurnya ke kepala Jaemin"Ini belum impas. Harga dirimu. Aku ingin harga dirimu"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE | NOMIN
RomanceNOMIN AREA!! "Bagaimana hidupmu?" "Tidak begitu manis, dan juga tidak begitu pahit." Jawabnya sambil tersenyum "Kau yakin?" - -bxb -mpreg -mature