Semua yang terjadi dalam cerita ini hanyalah fiksi, jika ada kemiripan baik dalam sisi nama, tempat, kejadian dan sebagainya mohon maaf. Semua alur adalah hasil dari ide saya sendiri. Selamat membaca.
H+1
Srekk! Drap drap drap
"Ga nyangka, ada hutan se lebat ini .." Lyman mulai bersuara.
Ya, setelah beberapa meter melangkah jauh dari rumah itu tidak ada yang bersuara. Sang mentari sudah memancarkan sinarnya terik, di sini juga tak ada sinyal tentu saja.
"Menurut peta, setelah 5km dari awal tempat kita bakal ngelewatin sungai yang alirannya deras—"
"GILA AJA 5KM—mpphh!!!"
"Radyta, bisa ga lo gausah heboh sekali aja?" Avaneesh menatap sengit kearah Radyta.
Yang ditatap hanya memutar matanya malas, Fayyath mencoba melihat peta yang dibawa oleh Harry. Memang, yang memimpin jalan adalah laki-laki berpostur tinggi itu. Selain karena yang terpintar diantara mereka, dia juga adalah pemimpin kelompok mereka.
Earl dan Keithan sibuk mengamati hutan yang banyak pohon besar nan menjulang tinggi ke langit. Teduh memang, namun ini tetaplah seram. Karena di sini sangat sunyi, entah kemana para hewan menghilang. Seharusnya, jika mereka ke hutan setidaknya satu atau dua hewan mereka akan jumpai.
Namun, ini tidak.
"Yaudah, ayo lanjut. Kita tinggal lurus kan, kak Harry?"
Harry mengangguk membenarkan perkataan Fayyath. Akhirnya, mereka lanjut berjalan kearah tempat tujuan. Benar-benar sunyi, seperti tak ada kehidupan selain tumbuhan disini. Nyanyian burung, desisan ular, atau suara hewan lain tak terdengar di sana.
Seperti sudah dilenyapkan.
Fayyath melihat sahabatnya sedikit ketakutan, karena sedari tadi Keithan hanya menggandeng erat lengannya. Dirinya tahu, sahabatnya takut keadaan sunyi begini. Penyembuh nya hanyalah makanan. Untung dia membawa makanan cadangan, jadi ia keluarkan satu snack untuk disantap sahabat karibnya.
"Kei, mau ngemil ga?"
Keithan yang pada dasarnya sudah takut hanya mengangguk, mengambil snack yang sudah di bukakan oleh Fayyath. Tak lupa mengucapkan terimakasih. Dirinya mulai memakan snack nya dengan pelan, tak ingin membuat keributan.
Grrr ....
"Suara apa itu?" Itu Radyta yang bersuara, dia sudah bersembunyi dibalik tubuh Avaneesh.
Semuanya memasang kuda-kuda, setahu mereka bukannya tak ada hewan buas di hutan ini? Secara, sedari tadi mereka tak menemukan tanda-tanda hewan buas akan mendekat.
Namun tadi, geraman siapa?
Fayyath dan Earl segera membuat postur menjaga Keithan, mereka tak ingin laki-laki berparas cantik itu terluka sedikitpun. Yang dilindungi hanya bisa memeluk snack yang ia bawa, demi Tuhan dia sangat ketakutan sekarang.
Lyman yang melihat Keithan dilindungi oleh kedua laki-laki termuda dalam kelompok mereka hanya bisa mendengus. Selalu saja begitu.
Dirinya tak suka ...
Cling!
GROARRR!!
Entah darimana, beruang besar-tidak, beruang raksasa datang. Gigi tajam yang mencuat, mulutnya yang mengeluarkan suara ribut, mata yang di dominasi dengan warna hijau dan—
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Silent Night Chap 1 : A Game || Revisi
Fanfic『ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ』 Sesuatu terjadi, ditengah malam yang sunyi. Hanya suara makhluk malam, dan angin dingin yang berhembus. Ketika semua terjadi dengan cepat, disaat malam yang sunyi. Berawal dari seorang Lucano Earl Nararya, yang mendapatkan pesan misterius...