Semua yang terjadi dalam cerita ini hanyalah fiksi, jika ada kemiripan baik dalam sisi nama, tempat, kejadian dan sebagainya mohon maaf. Semua alur adalah hasil dari ide saya sendiri. Selamat membaca.
H+3
"Hoamm ...."
Laki-laki mungil itu mengerang pelan, mata sipitnya perlahan terbuka dan pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah dada bidang milik si pucat. Pipinya mulai memerah, apalagi saat ia melihat posisi dirinya tengah duduk diatas pangkuan Avaneesh.
Astaga, seingatnya dirinya hanya bersandar di bahu partnernya. Lalu, kenapa malah jadi seperti ini?
"Pagi, Kei."
Suara serak khas orang baru bangun itu tertangkap oleh telinga Keithan. Kepalanya ia bawa mendongak, dan mendapat Avaneesh tengah tersenyum tipis kearahnya.
"Sebenarnya ingin saya bangunkan kamu tadi, namun keburu kamu sudah bangun duluan."
Pipi Keithan masih setia memerah, "eumm kak Avan...?"
Avaneesh langsung menatap Keithan tanpa mengatakan apapun.
"Apa kak Avan yang memindahkan aku ke pangkuan kakak?"
Bukannya jawaban, Keithan hanya mendengar si pucat tertawa pelan. Merasa lucu dengan si mungil, tangan pucat nya terangkat untuk mengelus surai bak bayi itu. Si mungil hanya menatap polos.
"Jika bukan saya, siapa lagi?"
"Ya kan siapa tau bukan ..."
"Siapa?"
"Hantu mungkin?"
Keithan mencoba bangkit dari pangkuan Avaneesh, namun pinggangnya ditarik agar dirinya kembali duduk. Semburat merah nampak semakin jelas di pipi gembil si mungil, mengundang tawa gemas dari yang tertua.
Pagi yang manis untuk mereka, dan pagi yang pahit untuk sisanya. Sebenarnya mereka tak bisa menyebut apa ini sudah pagi atau belum, namun mereka akan menggampangkan dan menyebutnya sudah pagi.
Karena sewaktu pasangan partner itu sibuk dengan dunianya sendiri, tiga sisanya harus bangun dan pemandangan yang pertama mereka lihat adalah moment manis antara laki-laki dengan marga Dhanurendra dan Rasendriya. Astaga, seperti ini nasib mereka sebagai seorang single sejati-plak!
Dunia terasa hanya milik berdua.
"Hey."
Tawa Avaneesh dan Keithan terhenti, menoleh kearah Radyta yang menatap mereka datar. Harry dan Lyman sibuk membereskan tas mereka, karena pagi ini rencananya mereka akan langsung melanjutkan perjalanan.
"Udah puas, pacarannya?"
Avaneesh mengangkat bahunya acuh, "yang pacaran juga siapa?"
Lalu, si pucat langsung berdiri dan menenteng tas mereka-dirinya dan si mungil. Radyta menatap jengkel kearah Avaneesh dan Keithan yang sibuk bergandengan tangan dan melewatinya. Astaga, orang kasmaran memang selalu seperti ini.
"Apa? Gamau lanjut?" Celetuk Avaneesh.
Dengan cepat, Lyman, Radyta dan Harry segera menenteng tas mereka dan segera mengikuti kemana Avaneesh dan Keithan pergi. Mereka tidak tahu apakah ini sudah sangat telat untuk bangun atau tidak, mereka sedikit tak memperhatikan hal itu.
Intinya, mereka bisa sampai di tempat tujuan, itulah yang mereka pikirkan.
==================================
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Silent Night Chap 1 : A Game || Revisi
Fanfiction『ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ』 Sesuatu terjadi, ditengah malam yang sunyi. Hanya suara makhluk malam, dan angin dingin yang berhembus. Ketika semua terjadi dengan cepat, disaat malam yang sunyi. Berawal dari seorang Lucano Earl Nararya, yang mendapatkan pesan misterius...