7 - That's Problem

14 3 0
                                    

Yoongi nampaknya kerasukan setan tersenyum. Sudah dua jam ia tak berhenti tersenyum sembari merebah di ranjang besar hitamnya. Ada sesuatu yang membahagiakan.

Tangan yang semula ia jadikan bantalan di tarik, lalu ia sisipkan di antara pipi dan bantalnya, kemudian memiringkan sisi tubuhnya. Matanya ia buka sempurna seolah sosok yang sedari tadi ia bayangkan sedang berada di sebelahnya.

Dua jam yang lalu juga wanita itu pergi setelah meninggalkan banyak bekas salep di luka tubuh Yoongi. Lantas Yoongi tak tinggal diam, ia turut membalas dengan memberi bekas merah di bagian leher Yura.

Semuanya berjalan sesuai yang Yoongi harapkan sampai dering handphone Yura berbunyi. Yura ada shift malam.

Yoongi tak mampu melepas Yura, tapi tak bisa juga memaksakan kehendaknya. Apalagi wanita itu meminta dengan wajah luguh dan manisnya, Yoongi tidak akan pernah bisa menolak.

Untuk kali pertama juga bagi Yoongi mendengar nada suara Yura yang meninggi kala Yoongi menawari Yura untuk tidur bersama. Yura mengancam Yoongi.

"Kau mau mati?"

Yoongi tertawa kecil mengingatnya. Ternyata Yura juga memiliki sisi seperti itu.

Sisa malam di ranjang besar itu Yoongi habiskan seperti biasa dengan kesendirian dan kekosongan. Walau sebenarnya, malam ini Yoongi berharap jika Yura bisa menemaninya. Menemani Yoongi setiap malam, dan yang pertama kali Yoongi tatap kala membuka mata.

Kadang Yoongi berpikir, mengapa, mengapa ia baru di pertemukan dengan Yura di waktu seperti ini? Apakah ini memang waktu yang benar-benar tepat? Lantas bagaimana kehidupan kelam Yoongi sedang Yura adalah warga negara yang berperilaku baik.

Mungkin, jika polisi tidak bersekutu dengan hyung nya, nama Yoongi dan Hoseok sudah menjadi deretan paling atas pencarian buronan.

"Haruskah aku berhenti?" Batinnya.

"Aku bisa menjalani kehidupan layaknya warga negara lain." Lanjut Yoongi, berucap pada diri sendiri.

Di atas nakas ponselnya bergetar, dengan malas Yoongi mengambilnya, menjawab panggilan dari Hoseok.

"Kau baik-baik saja?"

"Hm."

"Syukurlah. Aku memang yakin kau baik-baik saja."

"Siapa mereka?"

"Mereka adalah orang yang membalas dendam nona Choi. Seseorang yang kau lenyapkan di rumah sakit KMC."

Yoongi terdiam, mengingatnya sekilas. Lalu teringat akan Yura yang bersedih saat nyonya Choi meninggal.

"Apa aku harus kesana?" Tanya Hoseok lagi.

"Tidak. Aku baik-baik saja."

"Baiklah."

"Terimakasih. Jika kau tidak datang tepat waktu, aku akan terlambat menemuinya."

"Aigo. Inikah Yoongi yang ku kenal? Ckck."

Yoongi tersenyum, sahabatnya itu memang pandai memahami perasaannya.

"Kya! Jadi sekarang kau resmi berpacaran dengannya?"

Yoongi menyerngit. Kata berpacaran rasanya memang belum terikat di antara dirinya dan Yura. Walau Yoongi yakin Yura memiliki perasaan yang sama untuknya. Lantas, apakah menyatakan cinta itu juga perlu jika keduanya sudah sama-sama memiliki rasa?

"Tidak."

"Kau ini bodoh! Kau menggantungnya? Kau tidak meresmikan ia menjadi kekasihmu begitu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang