Karin 🕊️ Revisi

11K 538 2
                                    


Pertama kali membuka mata yang Karina lihat adalah punggung seseorang yang tengah duduk di depan komputer. Karina merubah posisi tidurnya menjadi duduk sambil mengusak matanya yang terasa masih lengket.

"Hoam~"

"Karin sudah bangun."

Karina menatap seseorang itu lekat. Wah .... Dia ganteng bak pangeran di negeri dongeng.

"Sini, Sayang." Panggil seseorang itu lembut.

Karina yang dipanggil sayang cuma mengedip-ngedip bingung. Karena Karina masih diam di tempat, maka orang itu mendekati Karina.

"Karin sayang, kok melamun?" Tanyanya sembari mengusap pipi Karina lembut. "Masih mengantuk, ya?" Tanyanya lagi.

Karina memegang tangan yang bertengger di pipinya. Terus Karina memiringkan kepalanya, dan menatap lekat tepat di mata orang yang memanggilnya sayang ini.

"Sayang?" Karina bergumam pelan.

"Kenapa, Rin?"

"Kamu siapa?" Karina malah bertanya balik.

"Tentu saja aku suamimu, Rin. Hahaha .... Kenapa sih?"

"Huh?" Karina sedikit terkejut mendengar penuturan orang ini.

Kemudian Karina menoleh melihat keadaan sekitar ruangan yang asing baginya. Terdapat banyak foto bertenggeran di dinding maupun meja serta lemari. Yang paling menonjol adalah foto dengan bingkai sedang di atas meja kerja samping komputer. Di sana ada foto orang yang mirip sekali dengan wajahnya dan wajah orang di hadapannya ini. Terlihat mesra dan romantis.

"Suami Karin namanya siapa?" Tanya Karina lagi. Karina merasa kalau dia ini tengah bermimpi. Pasalnya tadi Karina tuh tiduran di perpustakaan kampus kok. Karina ingat sekali.

"Jahat sekali nama suami sendiri dilupakan." Dia sedikit cemberut yang mana membuat Karina menjadi gemas. "Jeno, Lee Jeno suaminya Karina Lee."

"Wah~ indah sekali mimpiku ya .... Punya suami ganteng, hihihi ...." Karina berdiri dari ranjang berniat mengelilingi ruangan menarik ini sebelum ia terbangun.

Duag!

"Akh!"

Karina langsung bersimpuh di lantai ketika jari kelingkingnya menabrak meja. Sakit sekali.

"Ya ampun Sayang, hati-hati," kemudian Jeno memeriksa kaki Karina kalau saja kulitnya terluka. Jeno tidak suka itu. "Apa masih sangat sakit?"

Karina yang melihat Jeno mengelus jari kakinya menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Jeno. Tapi tidak lama kemudian Karina melotot kaget. Kok dalam mimpi bisa merasakan sakit?

Nyut!

"Aduh! Aduh!" Karina meringis sakit ketika ia mencubit lengannya.

"Eh, kenapa mencubit lengan sendiri?" Heran Jeno.

"Kok dalam mimpi bisa merasakan sakit?"

"Sayang, kamu ini sudah bangun tidur. Bagaimana bisa mimpi coba. Apa kamu sakit, hm?" Jeno meletakkan punggung tangannya ke kening sang istri.

"Jadi ini nyata?!" Pekik Karina. Sungguh ia tidak percaya.

"Iya, Sayang, iya. Kamu tidak sakit, tapi kok aneh?"

Karina memejamkan matanya sebentar. Sekelebat ingatan terlintas dalam ingatannya.

"Ingatan macam apa ini?"

🕊️

Karina merapikan pakaiannya setelah suaminya itu pergi pamit kerja barusan. Mereka berdua agak kesiangan bangun karena semalam mereka tidur larut malam. Sebenarnya Karina ini masih bingung dengan apa yang terjadi sekarang. Masa dia sudah punya suami sih?
Kegiatan melamun Karina terganggu ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya. Karena penasaran Karina segera beranjak membuka pintu.

Ceklek ....

"Selamat pagi, Nyonya Karin. Nyonya Sooyoung memanggil, Nyonya."

"Tolong antarkan saya ke sana."

"Baik, Nyonya Karin."

Sepanjang perjalanan Karina memperhatikan setiap inci ruangan yang mereka lewati. Rumah ini terkenal elegan dan klasik. Karina yakin suami dadakannya ini pasti kaya raya 8 turunan.

"Silahkan masuk, Nyonya. Kita sudah sampai."

Ketika Karina masuk, dia langsung mendapat sambutan dengan pandangan tajam dan menyebalkan. Karina bertanya-tanya siapa wanita ini?

"Oh .... Bagus ya jam segini baru bangun. Jangan mentang-mentang Jeno ada di rumah, kau seenaknya melupakan tugas. Lihat, rumah masih berantakan begini. Jangan malas-malasan. Sana bersihkan rumah!" Perintahnya.

"Bukannya di rumah ini ada maid, ya?" Tanya Karina bingung.

"Apa tadi kau bilang?!"

"Maid. Bukannya di rumah ini ada maid. Kenapa aku yang membersihkan rumah?" Tanya Karina lagi.

"Bicara apa kau ini?! Tugas membersihkan rumah adalah tugas kau!" Ucapnya dengan nada tinggi penuh penekanan.

"Bukannya aku nyonya di rumah ini? jadi itu semua bukan tugasku lah." Jawab Karina tegas. Ia tidak takut sama sekali.

"KARINA!"

🕊️



Revisi, 30 Oktober 2024.

Pindah Raga ° JenRina verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang