Setelah perdebatan menggunakan urat tadi, Karina balik lagi ke dalam kamar. Bodo amat sama perempuan tadi. Mau dia ibunya sang suami atau bukan, Karina tidak perduli. Enak saja menyuruh bersih-bersih. Terus guna maid berkeliaran di dalam rumah ini apa? Mandor? Alah, mengabisi uang saja, berguna tidak.
Pokoknya Karina harus menyusun rencana atas balas dendam dia pagi ini. Ah tidak, atas segala perbuatan mereka yang kurang ajar sama tubuh ini sebelumnya. Enak saja menjadikan nyonya rumah seperti pembantu. Ok, jiwa dalam tubuh ini dulu lemah lembut, maka jangan harap yang sekarang akan begitu.
Dan Karina tidak mau berbagi.Istri kedua suaminya yang juga menantu kesayangan perempuan tadi, harus segera angkat kaki dari rumah ini. Karina tahu kalau suaminya tidak punya perasaan sama istri keduanya itu. Tapi tetap saja suaminya ini sangat adil kepada mereka berdua. Suaminya juga memberi nafkah batin.
Membayangkannya saja hati Karina sudah panas. Lagian siapa yang rela suami ganteng begitu dibagi-bagi. Sepertinya Karina sudah jatuh cinta dalam jangka waktu kurang dari 24 jam.
Karina berganti pakaian tidak lupa dandan yang cantik. Dia sudah menghubungi sang suami kalau mau berkunjung ke tempat kerjanya. Suaminya itu sudah mengirimkan supir untuk menjemput dirinya.
Setelah selesai Karina keluar dari kamar. Mengabaikan orang-orang yang melihat dia dengan penuh keheranan. Kalau dilihat-lihat ini bukanlah style Karina yang biasa. Karina itu kurang suka dengan pakaian branded setahu orang-orang. Tapi yang ini lihatlah, dari ujung kaki sampai ujung rambut, bau uang menguar dari dirinya.Apa Karina perduli?
Tidak.
Pokoknya tubuh ini harus dimanja selagi yang menempati adalah jiwanya.
Tidak menunggu lama Karina sudah sampai.
Karina memperhatikan bangunan dihadapannya. Ternyata besar juga. Kira-kira suaminya ini pengusaha apa ya?
Melangkahkan kakinya memasuki gedung. Karina dikagetkan dengan karyawan yang berhamburan membetuk barisan menyambut kedatangannya.
Keren juga pelayanan di sini. Tidak seperti di rumah. Kalau di sana, cih!
Sampai ke lantai paling atas, Karina di arahkan ke ruangan yang bertuliskan 'Direktur Utama' di atas pintu masuk."Hebat juga suamiku ini." Karina seketika bangga sekali. Ia mengetuk pintu sebelum masuk.
Ceklek
Membuka pintu perlahan, Karina disuguhkan dengan pemandangan sangat-sangat panas dihadapannya. Maksudnya, hatinya yang panas. Siapa perempuan itu sampai berani memijat bahu suami tercintanya?
"Suami Karin~"
Jeno menoleh ke arah pintu masuk. "Sayang, sini."
Karina jalan mendekat dan matanya menatap perempuan di belakang suaminya dengan penuh peringatan. "Suami Karin capek, ya? Sini biar Karin yang pijat." Karina tersenyum manis, tangannya mengambil alih memijat bahu sang suami, menggeser tubuh perempuan itu perlahan-lahan.
Perempuan itu mengalah. Dengan senyum canggung dia berdiri agak jauh."Suami Karin, dia siapa?" Tanya Karina dengan suara mendayu.
"Dia sekretaris, suami Karin" Jeno ikut-ikutan menyebut dirinya 'suami Karin' seperti yang istrinya itu ucapkan.
"Namanya?"
"Kang Mina."
"Oh, begitu. Kok sekretaris Kang memijat suami suami Karin ini?" Tanya Karina lagi.
"A-ah itu, direktur terlihat kelelahan, jadi saya inisiatif membantu memulihkan tenaga direktur. Iya begitu ...."
"Sekretaris Kang, bukankah Anda terlihat lancang? Selain direktur, suami saha ini sudah punya istri, Anda tidak punya hak menyentuh orang yang sudah berpasangan. Banyak cara lain kalau Anda memang perduli dengan atasan Anda ini. Ya, kecuali kalau Anda punya niat terselubung. Jadi, saya peringatkan bahwa Anda harus menjaga batasan Anda. Saya bukan istri yang baik hati jika ada yang ingin mengambil suami saya dari sisi saya. Satu lagi, jangan membuat pandangan saya benar bahwa sekretaris itu adalah kumpulan orang-orang penggoda."
🕊️
Revisi, 30 Oktober 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Pindah Raga ° JenRina ver
Fanfic(Tahap Revisi Rombak Ulang) Bangun tidur karina sudah berubah status menjadi seorang istri. Karina no menye-menye in here.