Setelah 5 hari menjalani perawatan, hari ini Karina di izinkan pulang. Walaupun masih tidak diperbolehkan melakukan aktivitas yang berlebihan.
Waktu diperjalanan tadi wajah Karina terlihat senang, tapi ketika sampai rumah, berubah menjadi menyeramkan. Mood Karina langsung turun drastis. Dan itu mengundang perhatian Jeno."Kamu kenapa?"
"Aku yang salah lihat apa memang wajah-wajah maid semuanya terlihat asing?"
"Mereka memang maid baru. Yang kemarin sudah aku pecat."
Karina mendelik tajam mendengar hal itu. "Kenapa tidak bilang sama aku dulu?!"
"Karena mereka terlibat, jadi aku pikir untuk apa masih mempekerjakan mereka lagi." Tindakan Jeno memang benar. Tapi tetap saja dia tidak berdiskusi terlebih dahulu.
"Ya harusnya minta pendapat aku dulu. Aku belum balas perbuatan mereka yang sering mengacuhkan perintahku."
"Tapi biasanya kamu tidak pernah membalas perbuatan seperti itu--"
"Ssttt!" Karina menatap Jeno tajam, "kamu tidak pernah merasakan tidak dihargai oleh orang asing di rumah sendiri. Jadi, jangan pernah membahas kebiasaanku yang tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan pula. Kamu juga tidak tahu rasanya sesulit apa mengontrol emosi. Aku ini sedang hamil Jeno, ini sulit bagiku. Pokoknya mereka harus kembali ke sini. Aku mau balas dendam. Kamu mengerti?" Tanya Karina masih dengan menatap suaminya tajam.
Jeno ngangguk cepat. Ia cari aman tentunya, "iya, mengerti."
"Nah .... Mana siluman ular sama tua bangka itu sekarang?"
Jeno melotot kaget mendengar ucapan istrinya, "ada di rumah belakang." Tapi Jeno tetap menjawab cepat.
"Bagus."
Sejak kapan bisa berkata seperti itu? Apakah efek kehamilan bisa merubah drastis sifat seseorang? Jeno tentu saja suka dengan perubahan sifat istrinya itu, walaupun apa yang ditakutkan Jeno sudah terjadi. Tapi tidak begini juga maksud Jeno. Ini tidak ada lemah lembutnya, jadinya menyeramkan.
🕊️
"Kok tidak bisa terbuka?!" Seru Karina kesal.
Karina menjauh sedikit dari posisinya berdiri tadi. Kemudian mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu.
"Heh!" Jeno menahan tubuh Karina yang siap menghempas pintu. "Jangan bar-bar, Karin sayang. Ingat, kalau sedang hamil." Ia hampir jantungan kalau begini ceritanya.
"Salahkan pintu kenapa tidak mau terbuka!" Karina menunjuk-nunjuk pintu kesal.
"Sini mendekat."
Click
"Eh?" Karina memegang wajahnya lengkap dengan ekspresi terkejut sekaligus bingung, "kok?" Karina noleh melihat Jeno disampingnya.
"Ayo masuk, Rin." Jeno mendorong tubuh Karina perlahan masuk ke dalam.
"Woah~ Tangannya seperti mumi~"
Seru Karina senang.Sooyoung terlonjak kaget dari lamunannya. Menatap waspada sepasang suami istri yang terlihat bersemangat dihadapannya ini.
"Karin mau mencoba?" Tawar Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pindah Raga ° JenRina ver
Fanfiction(Tahap Revisi Rombak Ulang) Bangun tidur karina sudah berubah status menjadi seorang istri. Karina no menye-menye in here.