Karin 🕊️ [5] Revisi

3.6K 314 6
                                    

"Jadi, apa yang membuat Karin pendarahan seperti itu? Orang rumah berkata kalau Karin terjatuh."

"Jen"

"Ya?"

"Pernahkah kau memeriksa CCTV rumah?"

Jeno mengangguk, "seminggu sekali aku memeriksanya."

"Cek CCTV hari ini."

"Ren, aku mau mengetahui keadaan Karin bukan untuk melihat--"

"Sudah ikuti saja perkataan ku. Aku mencurigai sesuatu."

Jeno mengeluarkan ponsel milik. Meletakkannya di atas meja agar temannya itu bisa melihat juga.
Awalnya tidak ada apa-apa, semuanya terlihat baik-baik saja. Jeno memang hanya sering melihat interaksi istrinya dengan penghuni lainnya. Hanya melihat sekilas, tidak benar-benar memperhatikan.

"Jen, perbesar volumenya."

"Nyali kau besar sekali akhir-akhir ini, ya. Apa kau kangen dengan rasa kena tusuk jarum? Kalau iya, maka dengan senang hati kami disini membantu mengurangi rasa kangen kau itu. Kau, ambil yang biasa."

"Ternyata jarum, ya ...."

"Apa maksud Anggia dengan nyali? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Jeno yang masih tidak mengerti dengan situasi sekarang.

"Begini, mereka ini mengarah ke mana?" Tanya Renjun setelah memutar kembali rekaman CCTV yang terlihat mencurigakan baginya.

"Itu bagian rumah belakang, gudang."

"Apa ada CCTV?" Jeno menggeleng.

"Aku akan menjelaskan hasil pemeriksaan tadi. Pertama, kau dengarkan Anggia menyebut nyali dan jarum di percakapan ini,"

"Iya, terus?"

"Metode penyiksaan yang paling aman tanpa meninggalkan jejak, jarum adalah pemilihan paling tepat dan mudah di dapat. Aku menemukan jejak itu di telapak tangan dan kaki Karina, ditambah bukti yang menguatkan terdapat luka sobek di telapak kakinya. Kedua, terdapat memar samar di pipi kiri dan luka sobek bagian pipi dalam. Penyebabnya bisa saja tamparan atau pukulan. Ketiga, penyebab dari pendarahan karena trauma akibat benda tumpul. Seharusnya dalam kasus ini calon bayi tidak akan bertahan dilihat dari pendarahan yang tidak bisa dibilang sedikit. Benturan benda tumpul ini dibagian perut atas dekat tulang rusuk. Untung saja tidak terjadi keretakan. Jadi, Jeno apa kau mendengar perkataan ku?" Renjun berhenti menjelaskan lalu menepuk-nepuk lengan temannya. Pasalnya Jeno duduk bersandar sambil memejamkan matanya.

"Berapa usianya?" Tanya Jeno masih dengan posisi yang sama.

"Apa?"

"Usia calon bayi kami. Berapa?"

"Dua minggu."

"Kau yakin dia masih ada?"

"Aku yakin. Pada trimester awal rahim dilindungi oleh panggul. Rahimnya belum nampak keluar karena masih kecil. Beda lagi kalau sudah lewat trimester awal. Walaupun begitu, untuk kasus ini aku menganggapnya sebuah keajaiban. Calon bayi kalian kuat. Untuk dugaan penyiksaan aku melihat dari kondisi Karina. Tidak mungkin Karina menyakiti dirinya sendiri." Jelas Renjun panjang lebar.

Pindah Raga ° JenRina verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang