#6

0 0 0
                                    


Angin malam yang cukup dingin membuat gadis yang kini tengah menumpangi sepeda motor Vespa klasik milik seseorang yang kini tengah mengendarainya dengan kecepatan sedang.

"Lan lo gak pake hoodie yah?" tanya si pengendara saat merasakan pelukan gadis yang dibelakangnya bertambah erat.

"Gue lupa gak pake Ka," jawab Alana yang sudah sedikit bergetar karna kedinginan.

"Lo pake hoodie gue aja yah," titah orang itu.

"Nanti lo gimana?" tanya Alana.

"Gue gak apa-apa, tar kalo gue dingin lo peluk yah," jawab orang itu membuat semburat merah dipipi caby Alana.

"Cari kesempatan dalam kesempitan lo," kata Alana memukul kecil punggung orang itu.

"Yah gak apa-apa lah sekali-sekali," gumamnya.

Lalu motor itu berhenti ditepi jalan yang saat itu lumayan sepi. Lelaki berperawakan tinggi itu segera membuka hoodie miliknya dan memakaikannya ketubuh Alana.

"Makasih," ucap Alana.

"Sama-sama cantik," balasnya.

"Udah ah Azka gue bullsing nih," kekeh Alana.
Ternyata lelaki manis yang memiliki perawakan tinggi itu bernama lengkap Azka Pratama Vikri. Lelaki itu sangat gemas saat melihat pipi caby Alana dengan cepat ia mencium kedua benda kenyal itu yang sangat Alana tidak bisa hindari.

"Azka ih," cicit Alana malu.

"Udah ayo jangan diem disitu mulu tar gue tinggal baru tau," kekeh Azka saat Alana yang hanya diam membisu ditempat.

***********

Saat tengah asik berkendara dengan diselingi canda tawa antara Ezio dan teman-temannya, tiba-tiba netra Refan tak sengaja melihat sesuatu yang sangat familiar dimatanya.

Ia binggung harus melakukan apa agar lelaki yang kini berada dibelakang tidak melihat sesuatu yang bisa membuatnya lelaki ini tersulut emosi.

"Duh kenapa sih Alana pake harus boncengan sama tuh cowok kan, gue jadi bingung harus ngapain sekarang," batin Refan saat melihat gadis yang sangat ia kenal tengah diboncengi seorang lelaki ia sangat kenal siapa lelaki itu.

Sepertinya tidak hanya Refan yang melihat gadis itu, teman-teman yang lain pun ikut menyaksikan gadis yang sangat dekat dengan mereka tengah menunggangi motor Vespa klasik milik lelaki yang mengendari Vespa klasik itu.

"Zi itu bukannya Lana yah?" tanya Wisnu sembari menunjuk pada motor yang berada didepan mereka, dan itu membuat Refan dan teman-temannya yang lain tak habis pikir mengapa Wisnu begitu lugu.

Ezio langsung mengikuti kemana jari Wisnu menunjuk, dan ia melihat seseorang yang amat ia kenal dan itu membuat emosi Ezio meledak-ledak apalagi saat melihat tangan gadis itu yang tengah memeluk lelaki itu dengan posesif.

"Jahat lo Lan," batin Ezio merasakan perih diulu hatinya.

Refan dibuat binggung sekarang.

"Kejar motor itu," titah Ezio.

"Mau ngapain?" tanya Refan sedikit takut.

"Gue bilang kejar yah kejar bang*at," bentak Ezio yang mau tak mau harus Refan turuti.

Motor yang Refan kendarai berhenti tepat didepan motor yang Azka kendarai membuat Azka spontan me-rem motornya.

"Zio," ucap keduanya saat melihat Ezio dengan sorot matanya yang tajam.

"Kenapa? Lo kaget liat gue, hah?" tanya Ezio.

Tanpa basa-basi Ezio langsung menarik lengan Alana menjauh dari Azka dan yang lainnya.

"Sakit Yo," rintih Alana saat cengkraman Ezio dipergelangan tangannya.

Ezio menghempaskan lengan Alana, ditatapnya kedua mata Alana dengan tajam.

"Ini alasan kenapa lo tolak gue jemput? Lo lebih milih tuh cowok ketimbang gue? Apa kelebihan tuh cowok sampe lo lebih milih batalin jalan sama gue ?" tanya Ezio bertubi-tubi.

"Bukan gitu maksudnya Yo, gue kan udah sering jalan sama lo, sama Refan, sama yang lain. Jadi apa salahnya kalo malem ini gue pergi bareng Azka?" tanya balik Alana.

"Lo jelas salah Lan, lo itu punya gue, lo gak bisa seenaknya pergi sama cowok tanpa seizin gue," tekan Ezio membuat Alana tersenyum miring.

~bersambung

Friendzone(Alana Revalina Putri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang