Setibanya di kamar mandi aku segera menanggalkan seluruh pakaian yang ku kenakan dan menguyur tubuhku dengan air dingin di bawah shower, air dingin yang kurasakan cukup untuk menghilangkan semua rasa lelahku.Aku mengingat lagi kejadian buruk yang menimpaku satu tahun lalu, dimana aku hampir kehilangan keluarga satu-satunya yang aku punya di dunia ini.
Kakak ku sudah sejak kecil memiliki penyakit jantung yang cukup parah membuat kondisi selalu lemah dan memburuk bila ia melakukan pekerjaan yang terlalu keras dan satu tahun lalu kakak harus menjalani operasi pencangkokan jantung di sana aku merasa dunia ku hancur, bagaimana bisa aku mencari uang sebanyak itu? Apa lagi donor jantung bukanlah harga yang murah.
Aku sudah berusaha meminjam uang kemanapun yang aku bisa tetapi aku tidak mendapatkan uang yang aku butuhkan, sampai seorang wanita datang padaku dan menawarkan bantuan hanya saja ada satu syarat yang harus aku penuhi bila aku ingin menerima bantuan nya.
Aku cukup ragu menerima persyaratan yang ia ajukan namun bila mengingat kembali keadaan kakak ku yang saat itu ada di ambang kematian, itu bukanlah syarat yang sulit.
Membuat ku segera menyetujui semua syarat yang ia berikan dan menanda tangani kontrak perjanjian yang ia buat tampa ragu sedikitpun, dan berakhir dengan aku yang melakukan pernikahan kontrak dengan suami wanita cantik itu, dan kontrak itu berlaku hanya sampai aku melahirkan seorang anak untuk mereka.
Dan disinilah aku yang tengah mengandung anak dari seorang pemilik pengusaha tersukses di Indonesia, Ezra agam arsenio.
Pria yang sangat di idam-idamkan oleh seluruh kaum hawa yang mengenalnya dan sekarang aku malah jatuh cinta pada pria yang tak dapat aku gapai itu! Wanita seperti ku mana bisa bersanding dengannya yang bak bintang di atas langit.
Sekitar empat puluh menit kemudian aku sudah siap dengan baju lengan panjang berwana putih dan juga celana legging yang berwarna hitam.
Mataku masih terlihat begitu sembab tetepi tidak masalah, aku melangkahkan kakiku meningalkan kamar menuju lantai bawah.
"Eh... Non baru mau sarapan ya?" tanya bibi pengurus rumah pada ku yang baru saja tiba di meja makan, aku tidak melihat makanan apapun di meja makan sepertinya bibi sudah membereskan semuanya.
"Iya bi" jawabku sebelum duduk di salah satu kursi.
"Kalau gitu bibi ambilkan dulu ya"
"Iya bi makasih" bi Tina menghidangkan beberapa macam makanan di meja makan.
"Bi jangan terlalu bayak ini saja sudah cukup bibi jangan membawa makanan lain lagi, lagi pula cuman aku sendiri yang belum sarapan" ucap ku ketika lagi-lagi bibi Tina membawa makanan lain ke atas meja padahal sudah ada empat macam hidangan yang ia taruh di atas meja.
"Gakpapa non, barangkali non mau milih makanan lainnya"
"Gak usah ini aja udah kebanyakan"
"Ya udah kalau gitu bibi kembali ke dapur lagi ya"
"Iya bi makasih" aku menyantap makanan yang di hidangkan bibi dalam diam, setelah merasa cukup kenyang aku mulai berdiri dan membereskan makanan yang tersisa kedapur, karena tidak enak bila harus bi Tina juga yang melakukannya.
Aku melangkahkan kakiku kedapur dengan kedua tanganku yang membawa dua piring lauk pauk untuk di simpan ke dapur, kulihat ada dua pelayan lain yang kini tengah sibuk membereskan alat-alat dapur.
Mereka berdua terlihat cukup terkejut melihat kedatangan ku. "Aduh nona sini biara saya bantu" ucapannya yang segera mengambil alih kedua piring yang ada di tanganku.
"Eh... Gakpapa aku bisa melakukannya sendiri kok, lagian kalian kelihatannya lagi sibuk" ucapku yang langsung saja di tolak oleh mareka berdua.
"Kami tidak lagi sibuk nona, biar kami saja yang membereskan meja makan"
"Oh ya sudah kalau begitu makasih"
"Iya nona sama-sama" aku menghembuskan napasku lesu meningalkan dapur, lebih baik aku pergi keluar untuk mencari kesibukan lain saja.
"Bi Tina" pangilku pada bi Tina yang ada di teras depan yang kini tengah membawa sapu.
Aku melangkahkan kakiku mendekati bi Tina. "Ada apa nona?"
"Bibi liat kak abel gak dari tadi aku cariin tapi aku gak liat kak abel?" Tanya ku.
"Oh nyonya udah pergi dari pagi sama tuan, memangnya nona mau ngapain nyariin nyonya abel?"
"Enggakpapa sih aku cuman mau pamit buat keluar sebentar?"
"Oh nona mau keluar"
"Iya bi"
"Ya sudah biar bibi panggilkan pak sopir dulu"
"Gak usah bi, aku udah pesan taksi online kok dan kayanya dia udah sampe di gerbang belakang, oh ya kalau misalnya kakak udah pulang bibi sampai aja ya kalau akau keluar sebentar buat nemuin temen"
"Siap non nanti bibi sampein" ucapnya.
"Kalau gitu aku berangkat dulu ya bi"
"Iya non hati-hati"
Aku berlari kecil menuju gerbang belakang ketika melihat taxi sudah menunggu disana.
...
Next chapter...
Masih banyak typo mohon dimaklum ya soalnya belum sempet An revisi 😁🙏.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME!.
RomancePertama kali di publikasikan tanggal. 25 Des 2021. Slow update.... ⚠️ Cerita memuat konten dewasa bijaklah dalam memilih bacaan bagi yang masih di bawah umur ⚠️ ⚠️ Cerita murni pemikiran author sendiri, plagiat get out. Berkarya dengan pemikiran sen...