06.

35 1 0
                                    

Masih banyak typo soalnya belum An revisi, mohon di maklumi.

Ara termenung sendiri di meja makan ketika tak lama kemudian Abel menyusul suaminya itu, Ara masih bingung harus bagaimana menyikapi keputusan wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ara termenung sendiri di meja makan ketika tak lama kemudian Abel menyusul suaminya itu, Ara masih bingung harus bagaimana menyikapi keputusan wanita itu.

Di lubuk hatinya Ara cukup senang ketika mendengar Abel akan pergi meninggalkan mereka berdua di rumah ini, membuat Ara sedikit berharap pada Ezra, namun di sisi lain juga ia cemas bagaimana bila pria itu tidak senang dengan keputusan Abel dan berimbas padanya juga mengingat hanya kak Abel saja yang selalu membelanya setiap saat.

Menghembuskan napasnya Ara kemudian bangkit dari kursinya meningalkan meja makan, lebih baik ia menjernihkan pikirannya di taman apa lagi ia mengingat memiliki bibit tanaman bungan mawar putih yang kamarin ia dapatkan dari sahabatnya itu.

"Nona muda, anda mau pergi kemana?" Tanya salah satu pelayan ketika melihat Ara menuju pintu keluar.

"Aku akan ketaman sebentar" ucap Ara membuat pelayan itu mengangguk mengerti.

"Baiklah nona, nanti akan saya siapkan minuman dingin".

"Ide bagus aku akan menunggu di taman."

.....

Seperti yang di katakan Abel kemarin, wanita itu kini tengah bersiap pergi dengan dua koper sedang yang sudah di masukan kedalam bagasi mobilnya.

Ara tidak melihat keberadaan Ezra sepertinya pria itu masih kesal dengan keputusan sang istri, Ara menghembuskan napasnya ia binggung lagi pula Ezra bisa saja menyusul Abel mengapa harus marah seperti itu.

"Kak apa kakak akan lama disana?" Tanya Ara ketika melihat Abel tersenyum manis padanya.

"Aku kurang tahu entah akan sesuai rencana atau mungkin lebih lama lagi" ucap Abel tak pasti membuat Ara sedikit sedih mendengarnya.

Abel mengelus rabut halus Ara "jaga kesehatan mu ingat kau lagi mengandung, jangan lupa makan dan kakak titip mas Ezra ya" ucap Abel.

"Baik kak, kakak juga sehat-sehat disana" Ara melambaikan tangannya saat Abel hendak membuka pintu mobilnya.

"Iya" Abel melihat Mansion sesaat sebelum masuk kedalam mobil, entah kapan ia akan kembali seketika raut wajahnya tampak sedih mengingat suaminya tidak mengantar kepergiannya.

Ara masih berdiri di tempatnya sampai mobil yang di tumpangi Abel keluar meninggalkan perkarangan mansion, dengan langkah gontai Ara melangkahkan kakinya masuk kedalam.

Entah kenapa rumah terasa sepi padahal hanya Abel yang tidak akan ada di rumah tapi entah kenapa Ara merasa kesepian.

Ara cukup terkejut ketika melihat Ezra yang menuruni anak tangga, Ara cukup was-was ketika melihat tatapan Ezra yang tajam menusuk menatapnya, Ezra terlihat cukup berantakan mengingat ia semalam tidak tidur sama sekali dan malah menghabiskan waktunya di ruang kerjanya, ara sampai heran apa yang di kerjakan pria itu sampai tengah hari baru terlihat.

Harusnya ia jangan marah ataupun kesal kalau pada akhirnya ia hanya akan jadi kacau dan seberantakan itu 'pikir Ara.

Tanpa mau melihat Ezra lagi Ara segera melangkahkan kakinya cepat menuju kamar, salah-salah dia bisa kena imbas pria itu nanti.

Melihat sorot matanya saja Ara takut apa lagi bila samapai kena amukan beruang kutub itu.

Dengan kelelahan yang sudah mencapai ubun- ubun karena harus berpapasan dan melihat wajah kesal Ezra Ara segera merebahkan tubuhnya lagi di ranjang , hah... Kenapa harus begini juga jalan hidupnya ini pikir Ara seraya mengelus perutnya yang agak buncit.

Hei nak apa kau akan mirip ayah mu nanti pikir Ara lagi sebelum memalingkan wajahnya guna melihat jam dinding ternyata hari sudah mulai sore.

Ya tidak aneh juga bila anaknya nanti mirip Ezra yang penuh emosi itu, hanya membayangkan Ezra dan anaknya nanti beradu pendapat saja sudah membuat sudut bibir Ara terangkat, Ara harap anaknya ini laki-laki agar bisa sebanding dengan ayahnya itu.

Ah... Mungkin Ara sudah tidak akan ada di rumah ini lagi saat itu terjadi, hanya akan ada abel saja yang akan menyaksikan kegaduhan itu nanti.

"Ya tuhan ada apa dengan hatiku ini" gumam ara seraya meremas baju bagian dada kirinya ketika perasaannya berdenyut sakit.

"Jangan berharap, jangan memimpikan apapun dan jangan bertikah seakan aku akan di butuhkan lagi, Ara kau hanya sekedar orang asing yang singgah sesaat ingat itu" ucap Ara pada dirinya sendiri.

"Semangat lah Ara kau pasti bisa hanya sebentar lagi lalu semuanya akan berakhir dan kembali pada tempatnya semula"
Dia tahu menyemangati diri sendiri itu lebih menyakitkan tetapi tetap ia lakukan walaupun nanti mentalnya yang perlahan hancur.

Tetapi tetap saja hati kecilnya berharap bahwa pria itu akan menerimanya walaupun hanya sesaat saja, Ara tahu persis itu tidak akan mungkin karena hanya Abel yang ada di hati Ezra mengingat wanita itu sudah lama hidup bersama Ezra sudah tidak bisa di pisahkan lagi selain maut yang memisahkan mereka.

"Ya apa salahnya berharap bukan" ucap Ara.

....

Sudah satu bulan kepergian Abel tentu saja itu tidak mempengaruhi apapun pada hubungan Ezra dan Ara.

Hanya satu yang berubah, Ezra lebih sering pulang larut malam dengan keadaan mabuk, bahkan Ara sering kali terkena imbasnya bila berpapasan dengan Ezra yang kacau.

Ezra akan menidurinya dan selalu menyebutkan nama Abel membuat Ara selalu menangis dalam dekapan Ezra.

Kenapa bila pria itu benar-benar merindukan Abel kenapa tidak menyusul wanita itu, kenapa malah Ara yang harus sengsara. Ego pria itu memang sulit dimengerti dan berakhir menyakiti diri sendiri.

Ara termenung menatap halaman Mansion dari balkon kamarnya, rasa lelah kini membelunggu Ara haruskah ia pergi jauh meninggalkan semuanya, tempat dimana seorang pun tidak akan mengenalnya.

Ara menumpukan wajahnya di atas tangan yang terlipat di atas meja, haruskah ia pergi? Batinya menatap kupu-kupu yang hinggap di pinggiran gelasnya.

"Apa kau menyukai itu?" Gumam Ara bertanya pada sang kupu-kupu kala melihat kupu-kupu hijau muda itu membentangkan belalainya yang tergulung guna mencicipi teh manis yang telah dingin dalam gelas.

"Aneh aku baru kali ini melihat kupu-kupu yang minum teh" seyum Ara sebelum mengangkat kepalanya kala ia mendengar suara ketukan pintu kamarnya dan kupu-kupu pun terbang kaget dengan tindakan Ara.

"Ya, siapa?" Tanya ara.

"Ini saya non"

"Oh bi ada apa?" Tanya Ara beranjak dari kursinya segera menuju pintu guna membuka pintu kamarnya, Ara melihat bi tina terlihat gelisah.

"Itu non tuan Ezra mencari non Ara." Ara mengerutkan dahinya heran, tumben pria itu mencarinya di siang hari begini.

"Kenapa dia mencari Ara bi?" Binggung Ara.

"Saya tidak tahu non"

"Ya sudah sekarang mas Ezra dimana?" Tanya Ara pasrah, ya paling-paling Ezra akan memarahinya karena kesal oleh sesuatu yang tidak pria itu suka.

"Ada di kamarnya non, tuan bilang non datang kesana saja" ucapa bi tina khawatir.

"Ya sudah aku akan kesana" ucap ara keluar dan menutup pintu kamarnya meninggalkan bi tina yang semakin risau.

.......

BERSAMBUNG....

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA, SETELAH MENGHILANG SELAMA SATU TAHUN AKHIRNYA AN BALIK LAGI.

SEMOGA SUKA SAMA CERITANYA DAN MOHON MAAF KALAU SEDIKIT GAK NYAMBUNG KARENA AN SUDAH SEDIKIT LUPA SAMA ALURNYA.

SEE YOU NEXT CHAPTER... 😘.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHY NOT ME!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang