Selamat Membaca
Tidak ada di perpustakaan maupun kelas, Liris memutuskan untuk bertemu Ilyan dan menanyakan keberadaan Tama, tapi saat masuk ke kelas, ia mendapati Katty tengah duduk di kursi Tama sambil menatap Ilyan dengan intens.
"Kenapa anak ini terus datang ke kelas Tama? Apa jangan-jangan dia pacaran dengan Ilyan, ya?"
"Tama tidak masuk sekolah lagi, ya?" Liris memecahkan keheningan setekah berdiri di samping Ilyan.
Ilyan tersadar lalu angguk kepala. Untung saja ada Liris, kalau tidak mungkin sampai jam istirahat selesai gadis kuncir kuda itu terus duduk sambil menatapnya.
"Iya, sudah dua hari. Kata Katty, Tama sakit."
"Katty?" Liris melempar pandang pada Katty.
"Iya. Dia tinggal serumah dengan Tama."
"Serumah?!"
Katty mendekat setelah melihat respon Liris. "Tenang saja, Kakak. Aku ini adiknya bukan pacarnya. Lagi pula, aku lebih suka pria manis dan imut," jawabnya seraya melirik malu-malu ke arah Ilyan yang bergidik ngeri. Ilyan tahu, bahwa sikap Katty berubah mereka bertabrakan. Kacamatanya jatuh dan rusak. Ilyan tidak tahu seperti apa ekspresi Katty saat itu. Namun sejak hari itu, Katty terus mengusik ketenangannya.
"Lalu, siapa yang mengurusnya?" tanya Liris.
Katty mengedikkan bahu. "Tidak ada. Aku sudah berniat izin sekolah untuk merawatnya, tapi dia mengatakan 'Enyahlah, aku tidak mau semakin parah karena kamu merawatku' begitu!" Katty mempraktekan ekspresi dan nada bicara Tama.
Liris hampir saja tertawa. Sedangkan Katty tampak berpikir keras, mencoba mencari rencana brilian.
"Ah!" Katty menyatukan kedua tangan.
"Hari ini aku akan menginap di rumah temanku untuk mengerjakan tugas. Apakah aku bisa minta bantuan Kakak?" sambung Katty.
"Bantuan?"
Katty angguk antusias.
"Apa itu?"
"Tolong jaga kakakku! Aku takut dia sekarat karena aku tidak pulang hari ini untuk mengurusnya!" Katty menangkup kedua tangan Liris, ekspresinya jadi lucu.
Liris mengembuskan napas lelah. Ayahnya meninggal karena sakit parah padahal awalnya hanya demam. Mengingat Tama sakit, membuat Liris begitu khawatir.
"Berikan alamatnya, aku akan kesana untuk melihat kondisinya,"ujar Liris.
"Kalau begitu biar aku ik-" Perkataan Ilyan terpotong karena Katty tiba-tiba melempar senyum penuh kecaman padanya.
"Ikat tali sepatu," lanjut Ilyan seraya berpura-pura membenarkan sepatu.
"Sepatumu, kan, tidak ada talinya," komentar Liris.
Ilyan tersentak, menunduk malu pada posisinya sedangkan Katty terkikik kecil.
"Kakak punya Amchat?" tanya Katty.
Amchat adalah salah satu layanan untuk bertukar pesan dan panggilan melalui ponsel pintar dengan menggunakan paket data internet. Hampir seluruh orang di dunia menggunakan Amchat untuk berkomunikasi jarak jauh.
"Punya."
"Kalau begitu aku akan mengirimkan alamatnya lewat Amchat," jelas Katty dan Liris mengangguk.
Setelah urusan selesai, Liris segera pergi dan kembali ke kelas.
"Oh, ya...," Katty melirik Ilyan.
"Apa?!" Ilyan menjawab dengan ketus, wajahnya masih merah karena malu.
![](https://img.wattpad.com/cover/294821886-288-k91943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Light that Never Dims
Novela JuvenilJudul awal 'Pancarona' dalam proses revisi Bagi Tama, semua warna kehidupannya adalah hitam. Sekeras apapun dia berusaha menggapai beragam warna untuk mendekati kehidupannya, takdir buruk selalu menjatuhkannya ke titik terendah. Menjadi korban perda...