Lelaki itu bernama Gerdy, pemilik dari klub malam tempat dimana Fifi, Merry dan Natasya berkerja. Gerdy datang ke tempat kami dan memperhatikanku dari ujung kakiku hingga ujung kepalaku dengan serius.
"Ladies, kalian sudah siap show?? Oh yah, siapa nih gadis baru cantik ini? Kenalin dong..." ucap Gerdy.
"Ini Anita, tetanggaku boss.." balas Fifi.
"Dia masih perawan boss, masih polos, baru 19 tahun, jangan di aneh-anehin dulu boss.. Hahaha.." ucap Merry.
"Tenang lah.. Kalian pikir boss kalian ini hidung belang apa.. Hahaha.. Oh yah, ini pertama kalinya Anita datang ke klub malam ini kan? Ini suatu penghargaan terhormat untuk saya dimana gadis secantik Anita mau datang ke klub malam ini, bagaimana jika Anita juga bekerja sebagai penari seperti Fifi, Merry dan Natasya ini??" tanya Gerdy.
"Uhmm.. Maaf, saya tidak bisa.. TIdak mungkin saya menjadi penari cewek, karena saya..." ucapku terbata-bata.
"Dia pemalu boss, jangan digoda gitu.. Anak masih polos, ini aja pertama kalinya dia minum alkohol.." ucap Fifi memotong ucapanku.
"Oh oke deh.. Baiklah.. Kelak kalau Anita yang cantik ini butuh pekerjaan, klub malam ini akan selalu terbuka untuk Anita.. Oke Ladies, jangan lupa untuk dance show malam ini, kalian harus tampilkan tarian yang HOT yah.. Karena ada tamu VVIP, pengacara kondang ternama yang juga merupakan juragan minyak asal Medan akan datang kemari.." ucap Gerdy.
Gerdy pun pergi dari tempat kami. Sesudah Gerdy pergi agak jauh, Fifi menyemangatiku dan mendukungku untuk bekerja sebagai penari disini. Fifi mengatakan uang sekali tampil di klub malam ini di atas satu juta, belum lagi tips dari para tamu yang menyawer bisa sampai 10 juta lebih untuk setiap malam.
Aku sedikit tergoda juga mendengar ucapan Fifi, tapi hal itu tidak mungkin terjadi. Tidak mungkin sekali aku mengenakan pakaian seksi seperti Fifi, Merry dan Natasya yang memperlihatkan belahan buah dada mereka kemana-mana. Secara aku ini cowok dan dadaku rata. Jika aku mengenakan pakaian seksi seperti itu, maka identitasku sebagai cewek jadi-jadian akan terbongkar.
Natasya mendekatiku dan berbisik jika dia mengerti tentang ketidakbisaanku bekerja di klub malam ini. Natasya memberi tahuku bahwa dia memiliki teman dari Jepang yang dapat membuat breast form seperti payudara asli wanita. Perkataan Natasya memberiku harapan dapat bekerja sebagai wanita. Aku langsung memeluk Natasya dan mengucapkan terima kasih padanya.
Natasya juga membalas pelukanku dengan merangkul kepalaku ke daanya. Buah dadanya yang besar memenuhi seluruh wajahku. Insting lelakiku pun timbul kepermukaan dan menyadari hal itu, aku buru-buru mencoba melepaskan pelukan Natasya.
Terbebas dari pelukan Natasya, aku segera mengambil tasku untuk kuletakkan di atas pangkuan kakiku menutupi daerah alat kelaminku yang bereaksi akibat pelukan Natasya. Fifi dan Merry menertawaiku karena mereka memperhatikan tingkah lakuku yang panik.
"Tenang Anita, ngak kelihatan kok.. Beneran ngak kelihatan, aman... Hahaha.. Lagian disini juga pencahayaannya remang-remang gitu, jadi orang dari jauh ngak akan bisa lihat juga adikmu yang sedang berdiri tegang itu.." ucap Merry sambil menertawaiku.
Tak lama setelah kejadian itu, musik dari DJ berbunyi semakin kencang, dan lampu sorot kelap kelip menerangi panggung show. Fifi, Merry dan Natasya berdiri dari sofa, dan mereka segera naik ke atas panggung menari mengikuti iringan lagu dugem yang dibawakan oleh DJ. Aku begitu terpukau dengan tarian mereka yang dapat memancing hawa nafsu para kaum adam yang melihatnya. Sepertinya aku perlu banyak belajar kepada mereka agar aku dapat tampil sehebat mereka. Dapat menarik tatap pandang hati para lelaki yang melihat.
Malam itu, menjadi malam dimana aku mendapatkan kehidupan keduaku. Kehidupanku sebagai Anita, bukan sebagai Arman. Aku menaruh harapan dengan menjadi Anita, masa laluku yang sedih dapat terobati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Crossdresser
Short StoryPenulis : @tifamei Kumpulan cerita-cerita Crossdresser...