MAD
╰┈➤ BY ERI🚫 Don't Share/ re-post 🚫
.
.
.Kelopak mata dari pria tampan itu terbuka. Mengerjab beberapa kali sebelum akhirnya menatap sekelilingnya hingga terpaku pada gumpalan selimut miliknya. Dahinya mengernyit heran dengan gumpalan itu. Berpikir apakah dia melewatkan sesuatu.
Nihil, ia tak ingat ada gumpalan seperti ini sebelum tidur. Dengan pelan dia menyingkap sedikit selimutnya. Ingin tahu benda apa yang ada didalamnya. Hingga terlihatlah warna merah yang menyembul. Rambut panjang.
Tubuh Raymond menegang kala menatap rambut panjang itu. Berpikir bahwa itu milik dari seorang wanita. Sebagai informasi dia itu phobia dengan sentuhan wanita. Dengan kasar dia menarik selimut itu hingga terlihatlah wajah tampan dan juga cantik dari pemilik rambut itu.
Sosok itu mengerjab lucu kemudian duduk seraya mengusap matanya. Sedangkan Raymond merutuki dirinya. Ia lupa kalau salah satu selirnya memiliki rambut panjang. Dan sialnya dia baru saja membangunkan pemuda itu dengan kasar.
Pemuda yang berstatus sebagai selir pertama itu menatap Raymond dalam diam. Tangannya meremat sprei milik Raymond. Satu kata dibenaknya, takut. Dia mengumpat didalam hati karena terlambat bangun.
"Apa yang kau lakukan disini?" Pertanyaan bernada datar itu membuat pemuda cantik itu segera turun dari ranjang lalu membungkuk, "Maafkan aku Duke. Aku selalu tidur berjalan dan tidak sadar jika sudah berada dikamarmu."
Raymond menarik pemuda itu hingga terduduk kembali didepannya. Mencengkram rahangnya sedikit kuat dengan tatapan tajam. "Lain kali kunci kamarmu."
Pemuda itu meringis sakit. Ia kira Raymond sudah berubah, ternyata masih sama. Jika tau begini, dia harusnya bangun lebih awal tadi.
"Apa kau bisu? Jawab pertanyaanku."
"Ba-baik Duke." Jawab pemuda itu.
Raymond melepaskan cengkramannya dengan ekspresi kesal. "Aku akan menyuruh pelayan berjaga disekitar kamarmu."
"Malam ini kau beruntung karena dikamarku. Bagaimana jika kau memasuki kamar lain? Ck, sudahlah. Kembali ke kamarmu."
Raymond meninggalkan pemuda itu yang masih berusaha mencerna perkataan Raymond. Apa barusan Raymond mengatakan mengkhawatirkannya secara tersirat?
Dengan perasaan bahagia dia pun meninggalkan kamar Raymond sambil bersenandung. Tak menyadari sepasang mata tengah mengamati tingkahnya itu dengan senyum tipis.
Sarapan berjalan seperti biasa. Dia melirik sedikit kearah selir ketiganya. Mendapat laporan soal salad yang ia buatkan tak disentuh oleh pemuda itu sama sekali. Memikirkannya saja membuat mood Raymond turun. Tidak tau kah pemuda itu kalau Raymond sendiri yang memetik, membuat, bahkan mengantarkan langsung ke kamar pemuda itu. Lalu apa masalahnya jika dia memakan salad pemberiannya? Apa dia takut diracuni? Yang benar saja. Untuk apa dia meracuni selirnya, jika dia mau, dia hanya tinggal menebas kepala berambut silver itu dan semuanya selesai.
Dia menendang kaki meja kesal hingga kelima pemuda lainnya menatap terkejut. Raymond tak peduli, ia malah pergi begitu saja. Hari ini dia tidak ingin melihat seseorang yang menyia-nyiakan dirinya.
"Siapkan kudaku." Raymond memerintahakn tangan kanannya Ivan yang sedari tadi setia mengikutinya.
Ivan segera pergi dengan cepat dan menjalankan perintah atasannya.
Bertepatan dengan Raymond sampai dihalaman mansionnya. Seekor kuda berwarna hitam sudah menunggunya. Thunder, nama kuda itu. Kuda langka yang ia temukan dihutan kaca. Rumornya kuda ini merupakan kuda milik ksatria yang ada didalam legenda. Mampu berlari lebih cepat dari kuda-kuda lain bahkan mampu menyamai kecepatan seekor cheetah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Connubial Bliss [TRANSMIGRATION]
FantasyAlexio Davin, seorang prajurit bayaran harus mati dilembah kabut karena menjadi target dari para mantan klien-nya. Raymond Alaska Xavier, pria bangsawan yang memiliki lima orang selir tapi tak pernah mendapatkan kasih sayang darinya. Berkat sesuatu...