MISSED THE WIFE
╰┈➤ BY ERI🚫 Don't Share/ re-post 🚫
.
.
.Tubuh yang mengurus, lingkaran hitam dibawah mata, rambut serta pakaian yang acak-acakan. Itulah definisi dari penampilan Raymond saat ini. Sudah lebih dari sebulan dia tinggal dikerajaan Winston. Dan selama dua hari terakhir dia mengalami mual dan muntah terus menerus.
"Pare sialan." umpat Raymond kala teringat pare yang tak sengaja ia konsumsi dua hari yang lalu. Sayuran atau buah (?) hijau itu masih menghantui indra perasanya sampai saat ini. Dia trauma dengan makanan itu. Tapi ini lebih parah, biasanya tak sampai membuatnya bolak balik memuntahkan isi perutnya.
"Sayang, sebaiknya minta tabib untuk memeriksanya." Mata biru Allan memancarkan kekhawatiran yang mendalam. Ia tak tau kalau Raymond benar-benar setidak suka itu dengan pare.
Raymond menggeleng kemudian kembali duduk ditempat tidurnya usai membuang semua sarapannya. Bahkan mengabaikan panggilan kurang ajar dari Allan. "Aku baik-baik saja."
"Yang benar saja, ini lebih parah dari yang ku kira." Allan mencoba membujuk pria itu agar mau diperiksa oleh tabib kerajaan. "Aku akan memanggilnya, Tunggu lah disini."
Raymond ingin menolak namun sosok Allan sudah menghilang dibalik pintu. Ia hanya bisa mendesah pasrah, lalu bangkit dengan cepat menuju kamar mandi saat merasakan gejolak diperutnya.
Hanya air yang keluar karena semua sarapannya pagi ini sudah keluar sedari tadi. Raymond mengacak surainya lalu segera berkumur-kumur dengan air untuk menghilangkan rasa asam yang tersisa dilidah.
Usai berurusan dengan mulutnya, dia kembali ke kamar dan mendapati seorang pria tua yang ia tebak sebagai seorang tabib dan pemuda pirang yang merawatnya beberapa hari ini walaupun zonk.
Mau tak mau Raymond diperiksa oleh tabib kerajaan itu. Terlihat pria tua itu mengernyitkan dahi beberapa kali sambil memegang pergelangan tangannya kemudian tersenyum lega, "Tidak apa-apa, semua baik-baik saja. Apa anda menginginkan sesuatu belakangan ini, Duke?"
Raymond tampak berpikir kemudian bertanya, "Apa itu berhubungan dengan apa yang ku alami saat ini? Misalnya saja menghentikan rasa mual ini."
Pria tua mengangguk, "Tentu saja. Kemungkinan besarnya begitu."
Allan terlihat menyimak perakapan dua orang didepannya. Ia sama sekali tak tau kemana arah pembicaraan ini.
Raymond kembali memikirkan apa yang ia inginkan belakangan ini. Tiba-tiba saja sesuatu muncul didalam pikirannya. Tapi jika pun itu benar, apa mungkin untuk membawa hal itu ke kerajaan Winston? Padahal dia sudah menolak sebelumnya karena tak ingin kelelahan.
"Istri pertamaku." ucap Raymond disertai helaan napas.
"Kalau begitu minta istri anda datang." saran sang tabib yang membuat Allan melotot tak terima.
Raymond menggeleng pelan, ia tak ingin merepotkan istrinya. Lagi pula apa hubungannya istrinya dengan rasa mual yang terjadi secara terus menerus ini.
"Hanya itu yang bisa saya sarankan Duke. Dan saya punya obat penekan rasa mual disini. Anda bisa meminumnya." pria tua meletakkan sebuah mangkuk kecil diatas nakas. "seperempat setiap kali anda merasa mual."
"Kalau begitu saya undur diri, Yang Mulia Raja, dan Duke Xavier."
Raymond menyadarkan tubuhnya pada bantal yang sudah ditumpuk. Mengurut keningnya guna menghilangkan rasa sakit yang tiba-tiba mendera kepalanya. Keinginan untuk bertemu dengan istri pertamanya semakin kuat. Tak menggubris satupun perkataan dari Allan yang menatapnya dengan raut memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Connubial Bliss [TRANSMIGRATION]
FantasíaAlexio Davin, seorang prajurit bayaran harus mati dilembah kabut karena menjadi target dari para mantan klien-nya. Raymond Alaska Xavier, pria bangsawan yang memiliki lima orang selir tapi tak pernah mendapatkan kasih sayang darinya. Berkat sesuatu...