kini keduanya--- jungwon dan haruto. tengah terduduk di sebuah bangku taman yang terlihat cukup sepi. setelah beberapa jam lamanya haruto mengajak jungwon berbicara, pria itu masih enggan untuk menjawab deret pertanyaan yang di lontarkan oleh haruto.
haruto menghela nafas kasar, ia menatap ke arah depan dengan hati yang mengucapkan sumpah serapah kepada orang yang berani membuat jungwon terus melamun saat ini. sekali lagi ia menatap ke arah jungwon dan jawabannya tetap sama, jungwon melamun dengan kesepuluh jari yang ia mainkan perlahan.
haruto mengulurkan tangannya, menghentikan kegiatan jungwon yang hampir membuat jari manisnya terluka karena kuku sang empu yang terlihat sedikit panjang.
jungwon terdiam, melihat tangan haruto yang kini tengah menggenggam tangannya. membuat dirinya kini bergerak untuk menatap pria bersurai keabuan di sampingnya.
" haruto "
yang di panggil menatap sang empu dengan senyuman tipis di bibirnya. ia bersyukur jungwon mau membuka suaranya kembali, dan atensinya kini teralih kepadanya " iya? "
jungwon menunduk, bibir merahnya terangkat menampilkan secarik senyuman yang menghiasi wajahnya. tangan kanannya bergerak mengusap pelan perutnya dan terkekeh saat dirinya merasakan pergerakan dari perut yang kini sudah terlihat semakin membulat.
" atan gerak! "
jungwon berucap antusias yang reflek membuat haruto mengangkat tangannya dan mengusak pelan surai halus milik jungwon. haruto melebarkan senyumnya dengan tatapan yang tak pernah teralih dari wajah indah milik seorang pria manis bermarga yang.
" mau coba pegang? " tawaran jungwon membuat haruto melebarkan matanya, ia terbatuk gugup dan perlahan kepalanya mengangguk berniat meng-iya kan tawaran jungwon yang sedikit asing di telinganya.
jungwon meraih tangan kekar milik haruto yang membuat si pemilik tangan menahan gugup. jungwon membawa tangan itu keperutnya perlahan. haruto dapat merasakan perut jungwon yang aga keras dan sedikit aneh menurutnya. tapi, beberapa detik setelahnya, haruto melebarkan kembali matanya sangat terkejut, dirinya baru saja merasakan gerakan ringan dari perut jungwon. haruto semakin mendekatkan tubuhnya ke arah jungwon yang membuat pria manis itu terkekeh dan menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah, teman lamanya.
" i-ini, perut lo gerak gerak? "
" iya, atan suka di pegang sama om ruto! " haruto semakin melebarkan senyumannya. ia mengelus lembut perut jungwon yang di balas tatapan sendu dari jungwon.
" haruto " setelah mengucap nama seorang pria yang berada di sampingnya, jungwon kembali terdiam, tatapannya melihat ke arah aspal taman dengan kosong. haruto masih mengelus perut jungwon sehingga ia hanya membalasnya dengan deheman.
" kalau tuhan melahirkan kita kembali dan bisa menentukan takdir yang kita inginkan. lo mau takdir yang seperti apa? " haruto menghentikan kegiatannya, ia terdiam dan menatap jungwon bingung.
" kalau jungwon di lahirkan kembali. jungwon akan meminta pada tuhan untuk tidak di pertemukan dengan orang orang yang melepas tanggung jawab mereka--- " jungwon menjeda ucapannya dan menggelengkan kepalanya pelan " engga. jungwon engga melibatkan dalam masalah jungwon yang sekarang. tapi, hanya itu yang jungwon inginkan "
jungwon menghela nafas " jungwon selama ini menjadi kuat karena atan, calon anak jungwon. tapi, hari ini kenapa sangat lelah? "
jungwon menunduk memainkan kembali kesepulah jemarinya " lelah, karena semakin banyak orang yang memandang jungwon kotor. ya memang, memang gw kotor, gw akui itu. tapi kali ini, gw ga bisa tahan lagi haru. tuhan jahat sama gw " haruto membawa jungwon kembali ke dekapannya, tangan kekarnya mengelus pelan surai sang empu.
" engga won, tuhan ga jahat sama lo. dia kasih semua masalah ini karena lo bisa. lo bisa jaga atan, lo bisa jadi ibu buat atan nanti. gw ga bakal bandingin lo sama orang di luar sana, engga bakal, karena tuhan udah punya jalan masing masing buat kita won.
lo tau engga? ada pepatah bilang, hidup itu seperti piano. kunci putih melambangkan kebahagiaan dan kunci hitam melambangkan kesedihan. tapi, saat lo menjalani perjalanan hidup. inget, kalau tuts hitam juga bisa menciptakan musik. jangan gini, lo orang kuat won "
jungwon terisak pelan, ia menangis di dekapan haruto sekali lagi ia kembali terjatuh sekarang. perlakuan doyum kepadanya. membuat ia lagi lagi harus berfikir tentang masa depannya. kenapa jungwon tidak bisa melawan saat itu, kenapa jungwon tidak bisa menyangkal semua perkataan doyum saat itu. jungwon jatuh, jatuh kembali dan ia lupa caranya untuk bangkit.
haruto terpejam, ia mengucapkan kata penenang kepada jungwon yang semakin terisak. bulir air mata yang keluar dari manik indah jungwon membuat hatinya tercubit. jungwon, pria manis yang memiliki sisi ceria, kini menjadi pria manis yang memiliki sisi terapuh di hidupnya. jika haruto bisa menukar, lebih baik semua masalah yang di timpa jungwon menjadi miliknya. jungwon tidak pantas mendapatkannya, ia terlalu berharga dan sempurna untuk mendapatkannya.
.
.
.setelah cukup banyak menghabiskan dirinya di taman bersama seorang pria jangkung bersurai abu. tak terasa hari, kini telah berubah menjadi gelap. banyaknya bintang dan bulan yang menghiasi langit malam menjadi saksi bisu seorang pria manis yang kini tengah berdiri di dekat pembatas sebuah jembatan yang di bawahnya terdapat sungai dengan kedalaman yang cukup dalam.
balutan cardigan berwarna khaki, mampu menghangatkan badannya yang beberapa kali tersisir angin. ditempatnya berdiri sekarang terbilang sepi, hanya ada suara nyanyian dari jangkrik dan hembusan angin yang bertiup sedikit kencang.
" atan, maaf " ia mengusap lembut perutnya yang terbalut cardigan dengan tatapan kosong yang melihat ke arah depan.
" atan. won capek " jungwon kembali menangis, sebelah tangannya mencengkram kuat pegangan jembatan yang terasa dingin " sepertinya, cukup sampai disini aja won bisa jaga atan. atan mau kan istirahat bareng sama won? "
jungwon memejamkan matanya, air matanya terus mengalir berbarengan dengan helaan nafas berat dari mulutnya " maaf atan, won lupa caranya bangkit "
ia kembali mengelus perut dan memeluknya dengan sebelah tangannya " hari ini menjadi hari terakhir, dan detik berikutnya menjadi detik terakhir buat kita atan "
kaki jenjang jungwon menaiki pembatas jembatan, lagi lagi ia menghela nafas berat, terdiam beberapa saat dan tersenyum menatap langit malam.
" atan, kita istirahat bareng bareng ya? ucapkan selamat tinggal pada langit malam "
" YANG JUNGWON! "
berbarengan dengan sebuah teriakan, jungwon melompat kebawah jembatan dan seluruh tubuhnya merasakan dinginnya air sungai.
detik detik, mendekati konflik utama. persiapkan diri ya..
hai aku update-!
kalian kabar baik kan? baik dong sehat sehat terus ya. happy holiday-!
gimana sama foto dan film concept enha yang kemarin, kkk keren banget ga sih :(vote dan komen kalian berharga buat aku-!
KAMU SEDANG MEMBACA
2. destiny | jaywon
Romanceseberapa kencang kamu berlari, seberapa jauh kamu menghindar, kamu tidak akan bisa lari dari tanggung jawab di hari esok dengan cara menghindarinya di hari ini . . . [ warn⚠ : boys love, m-preg, 15+] collaboration with : pyovy05_ 🏅high rank, 1 h...