" gimana? rekaman cctv nya bener? "
yang ditanya hanya menatap orang di hadapannya datar. ia menghela nafas kasar lalu menyeruput ice chocolate nya yang hanya tersisa setengah. pandangannya teralih melihat seisi cafe yang cukup ramai pengunjung.
" gw udah tanya orangnya, tapi dia bilang, bukan dia dam "
yang di panggil dam berdecih malas lalu menyandarkan punggungnya ke kepala kursi sambil melipat kedua tangannya di depan dada " maling mana mau ngaku sunghoon "
" yedam, gw cuman takut nuduh orang yang salah dan nanti akibatnya malah jadi masalah panjang-- " sunghoon menjada ucapannya lalu menegakan badannya dengan sorot mata yang terlihat serius " rekaman cctv nya eror, gw ga tau kelanjutannya setelah mereka berdua keluar dari satu ruangan "
yedam terdiam. ia menggigit bibir bawahnya merasa bingung. bisa bisanya sunghoon meminta bantuan kepadanya tentang hal seperti ini. pikirnya, yedam tidak terlalu hebat dalam memecahkan soal masalahkan? ia bukan detektif.
" gw perlu kesana lagi buat mastiin cctv lebih jelas, kalau perlu gw sewa itu ruang cctv " pernyataan sunghoon membuat yedam mendengus kesal " sampai kapan sih? lo ga usah ngurusin hidup orang deh hoon, idup lo aja belum bener "
mendengar ucapan yedam, sunghoon langsung menatap tajam ke arah sang empu yang membuat yedam memutar bola matanya malas.
" jungwon, udah gw anggap sebagai adik gw sendiri dam. gw rasa dengan cara gw bantu buat temuin siapa ayah dari calon anaknya, stressnya bisa berkurang, dia juga jadi ga bakal terlalu khawatir dengan kondisinya yang sekarang. jungwon lagi berusaha kuat, dia juga lagi belajar menerima kembali calon anaknya. gw ga tega kalau dia harus nanggung akibatnya sendiri, orang yang ngerusak jungwon juga berhak buat nanggung. sengaja ga di sengaja, tau atau ga tau dia tetep harus bertanggung jawab.
gw udah tau kalau tiga bulan lalu jungwon berada di tempat itu, otomatis itu gampang buat cari tau siapa yang coba coba udah rusakin jungwon. dam, coba lo ada di posisi gw, apa lo cuman mau diem aja? lo terima, ketika seorang teman yang udah lo anggap dekat disakiti orang lain dan dia lari tanpa tanggung jawab? gw yakin lo juga bakal bertindak buat bantu. oke, gw emang ga kasih tau ke yang lain kalau gw coba cari tau siapa yang udah berani rusakin jungwon, gw juga nuduh jake yang mungkin? dia ga ada sangkut pautnya sama hal in-- "
" gimana kalau jake ga mau ngaku karena dia belum siap bertanggung jawab? " yedam memotong pembicaraan sunghoon dan menatapnya sedikit nyalang. pernyataan yang yedam katakan membuat sunghoon seketika bungkam. jemarinya sibuk mengetuk ngetuk meja cafe dengan alis yang berkerut seolah tengah berfikir.
" lo ga lihat di rekaman cctv awal? jelas jelas jake keluar bareng jungwon dari tempat itu, lo masih mau percaya sama jake? "
" yedam. tapi gw ga mungkin nuduh dia gitu aja, jake bilang kalau dia justru sebenarnya tolong jungwon buk-- "
" oke, gw bakal bantu lo buat ambil rekaman cctv itu lagi " final yedam dengan penuh penekanan, ia terlalu malas mendengar penuturan kata yang di lontarkan oleh sunghoon. terlalu bawel katanya.
" temuin gw di lobby kampus jam satu " setelah berucap, sunghoon keluar dari cafe meninggalkan yedam yang tengah menghela nafas kasar dengan mulut yang tak berhenti berkumat kamit mendumel ke arah sunghoon walaupun pria itu sudah keluar daru cafe.
.
.
." kak jay mau kemana udah rapi? " jungwon yang tengah meneguk susunya seketika terhenti saat melihat jay yang keluar dari kamar dengan pakaian cukup rapi. jay yang juga melihat jungwon menyinggungkan senyum dan menghampiri yang lebih muda dengan tangan yang terulur memberikan satu batang coklat untuk jungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. destiny | jaywon
Romansaseberapa kencang kamu berlari, seberapa jauh kamu menghindar, kamu tidak akan bisa lari dari tanggung jawab di hari esok dengan cara menghindarinya di hari ini . . . [ warn⚠ : boys love, m-preg, 15+] collaboration with : pyovy05_ 🏅high rank, 1 h...