Episode 9

1.1K 77 13
                                    

Flashback
1 jam sebelum bright menemukan metawin di jalan.

Metawin terus berjalan dengan hati yang terasa sesak, seperti terhimpit oleh bebatuan besar, dunianya terasa dipermainkan oleh bright. Metawin hilang arah, tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Semuanya tidak seperti apa yang ia banyangkan, bahkan jauh dari yang di bayangkan. Ia takut jika pilihannya salah dan membuat kisahnya semakin hancur. Keadaannya saat ini bahkan mengingatkan nya kembali pada hari dimana ia hancur melihat suaminya bermain dibelakang bersama namtan sang kakak.

Tanpa sadar dibelakangnya, nani terus menerus memanggil nama 'metawin' namun tak sedikitpun metawin gubris karena kini pikirannya tengah melayang entah kemana. Langkahnya tak diperhatikan hingga hampir saja kendaraan beroda dua menabrak metawin, namun dengan sigap nani segera menariknya.

Metawin sadar dari awang-awang nya, kemudian menatap sosok yang menyelamatkan nya, Nani.

"Kau tidak apa win? Ada yang terluka? Biar kulihat". tanya nani terburu-buru sembari memeriksa kondisi tubuh metawin.

"Metawin, tolong perhatikan jalan mu. Jika sesuatu buruk menimpamu aku tidak tahu lagi harus berbuat apa". Lanjutnya disertai kekhawatiran.

"Maaf". ucap metawin sembari menundukkan kepalanya.

"Win, aku pun ingin meminta maaf. Maaf karena aku melihat kau bertengkar dengan bright tadi". ujarnya yang membuat metawin mendongakkan kepalanya.

"Jika bright sudah berani bertindak kasar seperti tadi, kumohon win tinggalkan dia dan kembali bersamaku. Dengar aku baik-baik win, cinta saja tidak cukup untuk suatu rumah tangga, kau perlu laki-laki yang menyayangi kamu, menghargai kamu, dan menjadikan kamu pangeran di hidupnya. Bright tidak dapat memberikan itu metawin. kau tau kan bahwa aku selalu siap menjadi rumah untuk kamu, bahkan aku siap membangun istana untuk mu metawin. Mari kita tinggalkan country yang penuh dengan balutan kesedihan dan siksa untukmu, mari kita bangun kembali kisah indah di Jepang metawin, Bersamaku. Maukah kamu melanjutkan kisah yang sempat terhenti bersamaku?." ujar Nani dengan sungguh-sungguh.

Metawin tertegun mendengar rentetan kalimat yang Nani ucapkan, penuh keyakinan disana hingga metawin tidak sanggup jika berkata 'tidak'. Bimbang, adalah kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan hati dan pikiran metawin saat ini.

"Nani, Jika kau melihat aku dengan bright, kemungkinan besar kau mendengarkan apa yang bright ucapkan. Kau seharusnya faham bahwa bright masih suamiku, dia tidak mendatangani surat perceraian yang ku kirim. Kau seharusnya tidak semakin membuat ku bimbang Nani. Aku bahkan tidak mengerti apa yang ku inginkan, i hate myself. Jujur, aku ingin kembali bersama suamiku, aku lelah jika harus membagi jarak antara aku dan bright. Tapi disisi lain aku ingin melanjutkan kisah dengan mu Nani, kau orang yang aku sayangi sebelum aku menemukan bright. Aku harus bagaimana Nani, aku lelah." ujar metawin terisak-isak.

"Coba metawin, kau bisa mencobanya. Kembali bersama bright, dengan batas waktu selama yang kau inginkan, satu bulan bahkan satu tahun aku masih ada untuk kamu. Masih banyak waktu untuk menentukan kamu kembali bersama bright atau melanjutkan kisah denganku. Jika bright memperlakukan mu buruk, aku akan ada digaris paling depan untuk melindungi kamu. Aku tahu bahwa kau juga memikirkan buah hati kamu, aku tahu bahwa kamu ingin membangun keluarga indah dan memberikan sosok Dady untuk buah hatimu. Namun sekarang keadaannya berbeda metawin, bright sulit diharapkan. Jika bright tidak dapat menjadi suami yang baik untukmu maka aku dapat menggantikannya, dan bila kamu menghawatirkan buah hati mu tidak memiliki sosok Dady, aku pun mampu mencoba untuk menjadi apa yang kamu dan anakmu harapkan metawin, Kau pikirkan itu baik-baik sayang. Aku akan menunggu di negara ini selama 6 bulan, jika keputusan kamu lebih dari batas waktu itu, maka aku masih tetap menunggu kamu di Jepang, aku akan menjemputmu kembali. Kau mengerti apa maksudku kan?". Ujar Nani diakhiri pertanyaan yang membuat metawin terkesiap.

"6 bulan. Aku akan mencobanya dalam jangka waktu selama itu, aku akan mencoba kembali dengan bright. Jika kisah ku dengan bright harus berhenti maka aku akan meneruskannya bersamamu". ujar metawin dihadiahi senyuman serta pelukan hangat dari Nani.

"Aku pergi metawin, bright pasti menyusuli mu. Aku tidak ingin membuat alur kisah mu menjadi rumit, jaga dirimu baik-baik". Ujarnya sembari mengelus lembut Surai rambut metawin. Kemudian metawin mengangguk tanda menyetujui pamit dari Nani.

Metawin jelas tahu bahwa kini ia sungguh egois, ia pun tahu bahwa dirinya terkesan memanfaatkan hadirnya Nani. Namun nyatanya tidak seperti itu, entah apa yang merasuki dirinya, rasa untuk Nani yang dulu sempat terkubur kini bergejolak keluar dengan sendirinya.

Nani yang kehadirannya membuat alur dari kisah metawin bersama bright yang rumit, menjadi ada titik terang untuk keluar. membuat metawin lebih memiliki ambisi untuk menjadikan kisah ini menjadi mengalir, metawin tidak ingin kisah ini terus menerus mengambang. Karena kini keputusan hanya ada pada metawin, metawin yang harus menentukan kisah ini berakhir ataukah berlanjut.

Flashback end

Kini bright dan metawin berada kembali dirumah besar yang sudah beberapa Minggu ini tidak metawin tempati. Keduanya selesai dari acara membersihkan diri dari debu rumah sakit, dan acara penyatuan nya didalam mobil.

Tidak terasa jam menunjukkan pukul 01:30 AM, bright sudah menyusul kedalam alam bawah sadarnya. sedangkan kini metawin tengah berkecamuk dengan pikirannya yang bercabang.

Ia bingung harus memulainya dari mana? Bahkan saat tadi berhubungan badan bersama bright saja membuat otaknya memutar kembali memori pedih dari kisahnya.

Menangis, lagi dan lagi metawin menjatuhkan air matanya meratapi nasib yang sangat amat menyiksa. Kini tangisannya berbeda, ia membekap mulutnya agar seseorang disampingnya tidak terbangun oleh suara tangis.

Namun usahanya gagal, bright menggeliat saat pendengarannya sedikit menangkap Isak metawin. Netra nya menatap metawin yang kini tengah mendekap lutut sembari terisak-isak.

Bright segera mendudukkan tubuhnya, dan memeluk metawin. Ia bahkan tidak mengucapkan kalimat penenang untuk metawin, karena pikirnya itu akan membuat hati metawin lebih sesak, yang ia lakukan hanya menggerakkan tangannya mengelus lembut punggung metawin berniat menenangkannya. Ia merutuki dirinya karena telah menjadi benalu dari rumah tangganya sendiri bersama metawin, Rasanya ia seperti manusia penghuni neraka di dunia ini.

Metawin tidak menolak pelukan dan usapan lembut dari Bright, bahkan tangisannya semakin pecah. Nafasnya tersengal oleh tangis yang terdengar menyedihkan.

Ia tidak percaya lagi dengan dirinya, ia tidak percaya diri untuk memperbaiki kisahnya dengan bright, Namun ia harus.

Entah melepas bright atau meneruskan kisah dengan bright, ia harus segera menentukannya. Metawin tidak ingin Nani menunggu lama untuk hal ini, ia tidak ingin menggantung kisahnya dengan Nani. Setidaknya paling lama hingga buah hatinya lahir.
















To be continued...
























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SORRY METAWIN - BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang