Episode 7

1K 77 19
                                    

Hati bright mencelos mendengar rentetan kalimat singkat yang metawin ucapkan. jawaban yang membuat kepala bright terasa pening. Bright berharap bukan jawaban seperti itu yang keluar dari mulut sang mantan suami?

Bukan tanpa alasan metawin memberikan jawaban seperti itu. Namun, bright sendiri yang membuat situasi ini tidak jelas. Bukankah seharusnya ia menjelaskan kesalahannya, paling tidak meminta maaf. Hanya hal sederhana seperti itu saja yang metawin harapkan.

"Nanti ya phi, sepertinya aku butuh waktu". sambung win.

"jangan terlalu lama win, aku rasa aku tidak sanggup".

Setelah berbincang ditaman, win mengantarkan bright kedalam kamar inap nya. kamar yang selama berbulan-bulan bright tempati dan win yang selalu disampingnya.

Walaupun hubungannya dengan bright tidak sebaik dahulu, setidaknya win dapat memastikan bahwa bright baik-baik saja.

Karena jujur dari lubuk hati nya, win masih dan akan tetap mencintai bright, mantan suaminya, ayah dari anak yang sedang ia kandung.

win yang sedang asik memakan satu box macaron dan bright yang juga tengah fokus mengabsen setiap gerak metawin, seketika terhenti.

"Permisi" ujar seseorang memakai jas putih rapih diiringi oleh beberapa suster yang tengah tersenyum.

"tuan bright bagaimana kondisi nya saat ini?, apa ada keluhan?". tanya sang dokter tidak melupakan senyum ramahnya.

"Keaadan saya baik dok, apa saya sudah diperbolehkan pulang?".

"untuk kesehatan dan yang lainnya sudah normal tuan, kemungkinan sore ini sudah bisa pulang. Karena administrasi sudah di tangani oleh tuan Chivaaree jadi tuan bright hanya mengambil kartu kontrol saja, jangan lupa harus rajin kontrolnya ya tuan". jelasnya panjang lebar.

"Biar saya saja yang ambil dok". ujar win sembari berdiri dari duduknya.

Sesaat sesudah metawin mengambil kartu kontrol, ia membawa langkahnya menuju kantin rumah sakit. Karena dirasa tenggorokannya kini kering, jika diingat ia belum sempat minum saat memakan macaron tadi.

Kini tangan kanannya tengah memegang Cup minuman berbahan PET (Polethylene Terephthalate).

Brugh...

Metawin yang tadinya tengah fokus dan tersenyum melihat minumannya, langsung mendongak saat seseorang menabrak tubuhnya. mengakibatkan minuman yang dibawa metawin, berhambur di jas pria dihadapannya.

"auu.. maaf saya ceroboh, mohon izin membersihkannya tuan".ujar win panik sembari merogoh saku jeans yang ia kenakan, mencari saputangan yang selalu sedia di sakunya.

"Win?". Pria itu mengerutkan keningnya, seperti tengah memastikan bahwa dihadapannya adalah seseorang yang dimaksud.

Sang empu yang sedang panik seketika memfokuskan diri menatap pria dihadapannya ini.

Sama halnya seperti pria dihadapannya. metawin pun ikut mengerutkan keningnya, berfikir keras mengingat siapa orang yang alih-alih mengenal dirinya.

"Siapa?..." tanya metawin.

"Kau tidak mengenaliku?" Ujarnya sembari membuka kacamata hitam yang melekat di bagian mata pria itu.

SORRY METAWIN - BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang