Episode 4

1K 92 7
                                    

Ya benar. kertas yang dibaca Bright merupakan surat perceraian dari win.

Siapapun tolong katakan bahwa ini semua hanya mimpi. Segera bangunkan bright dari mimpi buruk yang membuatnya sangat sesak.

Karena lelah dan terlalu banyak menangis, bright memejamkan mata lalu tertidur. Hari ini benar-benar menguras seluruh tenaga dan akal sehat nya.

°

Pagi hari. Tidur bright terusik oleh suara bel rumah yang nyaring, suaranya sungguh sangat menyebalkan. Tidak ada yang membukakan pintu ataupun menyambut tamu, karena semua maid telah diberhentikan selama satu minggu oleh Bright, Ketika semalam ia mengamuk bak orang gila.

Lupakan soal maid. Mari kita lihat siapa yang menggangu tidurnya. Mengusap wajahnya kasar beranjak dari sofa menuju kearah pintu. Bright membuka pintu, dibaliknya terpampang jelas sosok sang mertua.

Apa lagi ini?. Apa Tuhan sedang bermain-main dengannya. Ia benar-benar sedang tidak waras sekarang. Mengapa mertuanya harus mengunjungi rumah disaat seperti ini.

"Bright"

"Bright"

"Bright!"

Panggilan ke tiga dari sang mertua menyadarkan lamunan bright.

"Maaf bright, Mae mengejutkanmu. Mengapa melamun?". Hening. Tidak ada jawaban dari bright.

"Kau tidak kekantor bright?". Mertuanya bertanya kembali.

"aaa tidak Mae".

"Baiklah. kau terlihat sangat lelah, istirahat lah sejenak dari pekerjaanmu".

"Dimana win? Aku membawakan bahan untuk membuat sarapan". Imbuhnya memamerkan tentengan ditangannya.

Sembari menunggu jawaban dari bright. Beliau berjalan mengedarkan pandangan ke sekeliling untuk mencari sang anak.

"Win pergi Mae". satu kata yang sedari tadi sulit bright ucapkan akhirnya lolos dari mulutnya.

"Kemana?. Beli bahan bulanan atau bagaimana?. Mengapa tidak menemaninya Bright?."Bright semakin dibuat pusing dengan keadaan. Apalagi dengan pertanyaan mertuanya yang ini. Bright harus jawab apa?. Siapapun tolong.

Bright menjatuhkan tubuhnya dibawah kaki sang mertua. Ia menangis sejadi-jadinya.

Sang mertua dibuat bingung oleh menantunya. Apa benar ini bright? Bright yang ia kenal tak pernah sekalipun menampakkan kesedihan maupun setetes air mata.

"Bangunlah bright. Apa ada masalah?".

"Win hikss pergi meninggalkanku. Win mengirim hikss surat perceraian".

Mata ibu win membola. Apa ini serius?. Win seharusnya bercerita pada ibunya. Namun apa, dia memiliki problem pun tidak berkunjung. Bahkan dengan lancangnya win pergi tanpa diketahui sang orang tua.

Sebenarnya apa yang  terjadi?. Sampai-sampai win pergi meninggalkan rumah seperti ini.

Ibu win meminta penjelasan lebih dari menantunya. Setelah bright menjelaskan semua problem nya, alhasil mendapatkan tamparan keras dari sang mertua.

SORRY METAWIN - BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang