4

43 4 0
                                    

Ekspresi kamu ketika?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi kamu ketika?













"Hiks hiks maafin Dea ayah, bunda... Dea udah ngecewain hiks kalian hiks"

"Dea udah kotor hiks."

"Dea udah ngecewain kak Arka."

"Dea orang yang gak pantes dapet maaf dari mereka"

"Maafin Dea Ya Allah."

Cewek itu berdiam diri sembari menatap kosong jejaran buku yang tersusun rapi di rak perpustakaan. Jam istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Deandra, kamu kenapa menangis disini?" Tanya salah satu wanita paruh baya yang tak lain adalah penjaga perpustakaan disini.

Namanya adalah Ibu Hartati, guru yang begitu baik dan ramah dikalangan para siswa. Selain bertugas menjaga perpustakaan, Ibu Hartati juga mengajar sastra Inggris untuk kelas sepuluh.

Hening

"DEANDRA!" Panggil Ibu Hartati menaikkan satu oktaf nada suaranya.

Deandra terperanjat dan segera menghapus air matanya, "Iya bu. Maaf tadi Dea gak dengar. Ibu Tati ada apa manggil Dea?"

Ibu Hartati menggeleng pelan lalu beralih duduk di samping siswinya. "Kamu kenapa nangis Nak, lagi ada masalah?"

Dea menggeleng seraya tersenyum, "Ngga kok ibu, Dea baik-baik aja."

"Ibu tau kamu gak baik-baik aja. Buktinya beberapa hari ini Ibu liat kamu ada diperpustakaan terus. Melamun lagi. Kamu lagi ada masalah kan? coba cerita sama ibu siapa tau ibu bisa bantu dan beban pikiran kamu berkurang nak." Ucap Bu Hartati menatap dalam siswinya yang kini terdiam dengan air mata yang perlahan mulai keluar.

Tangisnya memang tak bersuara sedari tadi, namun ucapan-ucapan dipikirannya yang ia keluarkan melalui gumaman. Tak akan ada yang mendengarnya.

Tidak mungkin kan Dea mengatakan yang sebenarnya?

Apa kata gurunya nanti?

"Dea gak papa kok ibu, Dea dari kemarin cuman kepikiran sama Bunda terus. Dea kangen banget sama bunda makanya Dea nangis." Ucapnya seraya tersenyum lemah.

Ia tak bohong, ia begitu merindukan sang ibu yang kini sudah berada ditempat terbaik disisi-Nya. Namun, disisi lain yang menjadi utama mengapa ia menangis hari ini adalah kejadian satu minggu yang lalu.

Dewa YunandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang