; You look so broken when you cry
•••
•••
" chanwoo "" hyung?? maafkan aku, hyung! "
wonwoo terdiam teriring isakan tangis yang lebih muda. membena setiap ujaran diberi hingga jarum waktu berganti tanpa kata terucapkan. chanwoo menangis, rasa takutnya dapat wonwoo rasakan.
" j-jika saja aku mendengarkanmu ini semua tidak akan terjadi. bagaimana jika karirku hancur hyung? kumohon bantu aku "
dari semua hal yang terjadi mengapa harus wonwoo yang membenah solusi?. jenuh rasanya sudah terbendung besar. wonwoo tak paham mengapa ia masih berbalik ke arah sang adik.
" maafkan aku h-"
panggilan diputus, wonwoo menatap bangunan tinggi di hadapannya. langkah ini tidak akan menghadirkan opsi berbalik jika ia melangkah maju.
wonwoo melangkah pergi meninggalkan ruang takut sang adik, mengunci ia sendiri dengan tangisnya. wonwoo menatap kaca yang menampilkan rintik hujan kota menjelang malam. jari ramping itu membiarkan sang kuku menjadi pelampiasan bimbangnya.
waktu berfikirnya habis, tubuhnya kini berhadapan dengan pintu masuk hotel seon seperti janji pria itu padanya.
tidak akan ada jalan lain untuk ini dan tidak ada kesempatan untuk berbalik setelah ini
wonwoo berjalan masuk, meski berpenampilan serba tertutup. hal itu tak menurupi aura tak biasa yang membuat beberapa mata menatapnya tajam dengan terkaan.
wonwoo memilin setiap jarinya ketika menuju kamar yang dijanjikan. melangkah masuk dengan penyambutan aroma memabukkan membuatnya mual. kasur yang dihias layaknya pengantin baru, membuat rahangnya mengeras.
aku benci ini
wonwoo menarik diri untuk berjalan duduk di atas kasur. menelaah setiap susut ruangan seakan mencari celah untuk melarikan diri.
tak sengaja menatap rupa pada cermin di dinding, ia mengerutkan kening. hari ini harus berjalan dengan lancar, dengan begitu ia dan chanwoo akan kembali seperti beberapa saat lalu. semuanya akan membaik.
pintu ruangan dibuka, wonwoo berdiri gugup. ia perlahan menatap sosok yang tengah berdiri di pintu ruangan.
wonwoo tahu pasti wajah sosok itu, wajah yang menghias setiap layar di kota ini. model dan aktor terkenal, kim mingyu. dengan setelan jasnya yang menampilkan dirinya bukan orang biasa.
namun bagaimana bisa? bukankah aktor kwon yang akan membantunya?
wonwoo mengepalkan telapak tangannya, ide buruk muncul mengisi kepalanya. ia berjalan menuju pintu, memilih untuk pergi. namun langkahnya terhenti dengn tangan pria dengan tubuh sempurna itu yang kini menggenggam pergelangannya.
"apa kau begitu membenciku chanwoo?" ucap pria itu dengan suara rendahnya.
apa chanwoo memiliki masalah dengan aktor kim?
"aku rasa, aku salah memasuki ruangan" ucap singkat wonwoo tanpa menatap pria yang kini menatapnya lekat.
"kau tidak salah" mingyu menarik wonwoo mendekat membuat pria di hadapannya itu terkejut.
"rencana berubah, aku yang akan membantu mu"
wonwoo terdiam, menatap mata pria itu dalam. apakah wonwoo hatus bersyukur dengan ucapan itu?
"dengan syarat yang sama?" tanya wonwoo dengan wajah datarnya.
pertanyaan itu tak mendapati jawabannya. mingyu terdiam, tak yakin akan inginnya.
wonwoo tertawa kecil, seakan sadar harapan palsu apa yang ia harap sesaat tadi. ia melepaskan genggaman tangan mingyu dan berjalan menuju kasur.
"jadi, bagaimana? perlu berapa lama agar semua berita itu hilang dan karirku aman?" wonwoo menggigit bibirnya kala deretan kalimat itu telah diucapkan. ia sangat jijik drngan deretan kalimat itu.
"semua akan hilang saat matahari menemanimu esok hari"
wonwoo tersenyum pahit. benar, semua itu akan hilang layaknya mimpi buruk. hanya untuk kali ini saja.
"bagaimana jika kau menipuku? tidak ada jaminan hal itu tidak terjadi bukan?" wonwoo menatap dinding kosong dihadapannya, sadar akan dirinya yang sengaja mengulur waktu.
"kau ingin lembar perjanjian?" tanya lembut mingyu yang berjalan mendekat.
mingyu meraih lengan wonwoo, menatapnya lembut layaknya pujaan hati. wonwoo tak menolak, rasa takutnya terkikis kala mingyu mendekatkan kening keduanya.
"setelah lama bersama, bukankah kau tau aku tidak akan pernah berbohong padamu?" mingyu menangkup wajah wonwoo dengan kedua tangannya, menatap mata coklat wonwoo dengan penuh kasih.
"aku menunggu waktu ini, saat kau memilihku untuk bersandar"
wonwoo terdiam mendengar ucapan itu, entah apa yang membuatnya tergerak. tangan wonwoo menjalar memeluk mingyu, menghirup aroma tubuhnya. sama halnya dengan mingyu, ia memeluk pria dihadapannya dengan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
sex & friend • minwon
Fanfiction"Wouldn't I know which one I was?" kau mencuri semua hal yang tersisa dan betapa bodohnya aku berterima kasih akan itu. Mingyu... I gave you all I had to lose.