-; ༉‧₊˚✧
You gave me all the love i needed, i just couldn’t give it back.
chanwoo menatap langit-langit apartmentnya, beberapa panggilan mengisi ponselnya. stasiun tv tak lagi membahas beritanya, begitu pula laman berita online dan trending sosial media. klarifikasi yang tadinya tak berguna seakan memiliki keajaiban dalam sehari.lelah rasanya, chanwoo tak paham apa yang ia kejar hingga merasa lelah seperti ini. ia malu menatap wajah sang kakak yang telah berkorban banyak untuknya.
"jika kalian tidak egois, kami tidak akan berakhir seperti ini" ucap chanwoo menatap potret keluarga yang hanya bertahan selama 2 tahun.
"bukankah kau mengatakan apapun yang terjadi kau akan mencintaiku?"
"ya tapi hal itu tidak termasuk dalam pengkhianatan yang kau lakukan. apa kau tidak memahami perasaanku mijoo?"
wonwoo kecil menggenggam tangan chanwoo yang ketakutan mendengar orang tuanya tengah bertengkar di hadapan mereka. hari itu adalah awal mula kisah kelam keduanya. selama 4 tahun mereka tumbuh dengan bahagia. tanpa kekuarangan apapun, segala hal seakan merengkuh keluarga itu bahagia.
satu foto nyatanya cukup menghancurkan segalanya. foto sang ibu dengan kekasih lamanya. apakah itu perselingkuhan? mungkin, namun bagaimana jika hal itu terjadi sebelum keduanya memutuskan untuk bersama? ya, saat usia 4 tahun. wonwoo menyadari kepahitan yang tak ia inginkan. ayah yang memberinya kasih selama 4 tahun nyatanya bukanlah ayah kandung.
sang aktris mengandung anak dari kekasih lama yang enggan menerima anak mereka.
ah, ternyata ia dan chanwoo tidak diinginkan
setelah berpisah, segalanya menjadi duka. sang ayah yang meninggal akibat kecelakaan, dan ibu yang meninggal karna overdosis obat terlarang. ia dan chanwoo melewati segalanya sendirian saat usia mereka baru menginjak 14 tahun. 10 tahun itu nyatanya menjadi neraka dunia bagi keduanya. dan ternyata hal itu tak berhenti meski mereka telah dewasa.
"hyung, aku ingin pergi sejauh mungkin. namun bagaimana bisa aku meninggalkan mu sendirian" chanwoo mengusap wajahnya frustasi menahan tangis yang telah tertahan lama.
"bagaimana dengan kabar aktor jeon?" seokmin memejamkan mata saat beberapa kuas menyentuh wajahnya lembut.
"jangan tanya aku, kau fikir aku mengetahui segala hal tentangnya?" kesal kwon soonyoung ketika mendengar hal mengenai chanwoo.
rencana yang sangat ia nantikan, nyatanya digagalkan oleh kim mingyu. soonyoung sudah lama ingin menghancurkan chanwoo atas dendam lama. namun semua hal itu tak dapat terjadi jika kim mingyu masih ada di sisi chanwoo. seokmin tertawa mendengar nada kesal sang teman. kemudian ia membuka mata dengan antusias dan berkata.
"hei bukankah aneh? kenapa ia sangat takut dengan drugs? bukankah ia tidak takut apapun jika hal itu menyangkut sisi menggelapkan dunia kerja ini?"
soonyoung mendengarkan ucapan seokmin dengan seksama seolah mendapatkan ide baik akan hal itu.
"kau tidak tau? ibunya meninggal akibat using drugs" balas soonyoung saat ia menyadari hal itu.
seokmin hanya mengangguk paham, meski ada yang mengganjal akan hal itu.
soonyoung menatap pria yang kini tengah berpose mengikuti instruksi sang pemotret. mingyu menatap soonyoung yang tengah berdiri dengan tatapan yang sama. tak lama muncul seringai soonyoung yang membuat mingyu mengalihkan pandangannya.
"Is he that good?" kalimat tanya itu menghentikan langkah mingyu. seringai muncul beberapa saat setelahnya.
"Yeah, he is indeed good at it." mingyu mendebik bahu soonyoung membuat soonyoung tak mampu menahan emosi dalam raut wajahnya.
kembali dengan ruang sepi, seungcheol tengah menghisap beberapa sigaret kesukaannya. ia bosan, kejenuhan yang tak sirna selama belasan tahun lamanya ternyata membuat ia muak dengan hidup yang dipuja banyak orang.
dering ponsel mengganggu kegiatan tenang ia, seungcheol dengan tak minat menjawab panggilan sahabatnya.
"hyung, bisakah kau datang ke bar? soonyoung sedang menggila"
"tidak minat" jawab singkat seungcheol atas permintaan seokmin.
praang
"yak! kwon soonyoung! kau hampir melukai wajahku! oh Tuhan, hyung kumohon datang sebe— LETAKAN ITU SOONYOUNG!!!" seungcheol menghela nafas kasar setelah panggilan berakhir.
ia tak perlu bertanya mengapa teman gila miliknya itu menggila. sudah jelas, dendam lama nyatanya masih menumpuk menjadi satu.
"kau benar-benar mengagumkan, kim mingyu" tawa mengejek mengakhiri gumaman seungcheol dengan asap sigaret yang memenuhi ruangan.
"membuatku ingin melihat bagaimana kehancuran mu nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
sex & friend • minwon
Fanfic"Wouldn't I know which one I was?" kau mencuri semua hal yang tersisa dan betapa bodohnya aku berterima kasih akan itu. Mingyu... I gave you all I had to lose.