-; ༉‧₊˚✧
and for the last time. they almost made it
•jisoo masih menatap wonwoo dengan kecewa. isakan tangis kian terdengar jelas. ia terus mengusap wajah, seakan air matanya akan berhenti.
leechan memeluk wonwoo sembari berucap kata menenangkan, hal itu dilakukan pula oleh woozi dan minghao.
wonwoo tak sadar terus mengucap maaf, entah tertuju tuk siapa kata itu.
"kau gila? aku tidak akan tertipu dengan hal itu!" dengan tawa kecil, seokmin kembali menikmati coffee hangatnya.
berbanding terbalik dengan lawan bicara, kwon soonyoung kini sibuk menatap kaca. satu luka lebam terlihat jelas merusak wajah tampan itu. hal itu sudah pasti merusak perasaannya di pagi hari ini. soonyoung melempar barang ke kaca dihadapannya, membuat beberapa orang kaget dan terdiam.
"yak!" seokmin yang menyadari segila apa salah satu temannya itu membuat ia meminta beberapa staff untuk meninggalkan ruang gantinya.
"jika kau ingin menggila, jangan disini!"
"mingyu bastard!" seokmin yang mendengar nama itu sedikit terkejut.
"mingyu yang melakukannya? why?" seokmin menunggu jawaban akan pertanyaan itu, masih tak masuk akal jika mingyu memukul soonyoung tanpa alasan.
aku akan menghancurkan kalian berdua. terutama kau, mingyu.
soonyoung dengan amarah menatap serpihan kaca dinding yang tak lagi berfungsi jelas. dendam lama kini semakin tertumpuk menuntut balas. entah apa yang akan ia lakukan, yang pasti soonyoung akan mendapatkan apa yang ia inginkan.
di tempat lain, pria yang tengah menjadi sosok kemarahan orang lain tengah menangis di hadapan banyak orang.
"cut! wow actor kim! aku tidak menyangka kau bisa melakukannya dengan one shoot" pujaan selalu tertuju padanya, kim mingyu tengah menjalani profesi saat benaknya terus memikirkan kegiatan panas yang ia alami semalam.
ia merindukan chanwoo, ingin memeluk tubuh ramping bak porselen itu dengan durasi lama. menciumi setiap inci kulit tubuhnya juga menatapi senyum pria itu yang sangat menenangkan hatinya.
mingyu merindukan pujaan hatinya.
"hei mingyu, katakan padaku! apa yang kau lakukan kepada aktor kwon?" mingyu yang tadinya masih tersenyum menyambut panggilan hyung tercintanya kini berubah masam.
ia berjalan pergi hendak mengabaikan pertanyaan itu. namun tangannya ditarik paksa, jeonghan menuntutnya untuk menjawab. seperti biasanya, jeonghan adalah kelemahan mingyu. pria yang selalu ada di kisah mingyu itu tak dapat mingyu kalahkan.
"tidak ada" jawab singkat mingyu yang berjalan tak peduli menuju ruang ganti.
"kau gila? manager shim menelpon ku tadi, jelas sekali wajah aktornya itu terluka! kau!! minta maaf kepadanya setelah jam pulang"
mingyu menatap jeonghan tidak percaya, bagaimana bisa ia ingin mingyu meminta maaf saat ia tidak bersalah.
"apa aku tidak salah dengar hyung? kenapa harus aku yang meminta maaf?" kesal mingyu menatap hyungnya dengan wajah penuh amarah.
"jika kau memintaku menemuinya saat ini juga, bukan kata maaf yang akan aku ucapkan" ancaman, jelas jeonghan dapat mengidentifikasi hal itu.
26 tahun bersama dengan mingyu cukup membuat jeonghan memahami pria itu dengan jelas.
"kau tau, wajah aktor adalah hal terpenting! bagaimana bisa kau melukai wajahnya?" jeonghan mengusap wajahnya frustasi, "apapun alasannya aku mau k-"
ucapannya terpotong saat mingyu mengucapkan satu nama yang berhasil membuat jeonghan terbungkam. bagaimana bisa jeonghan lupa nama itu, nama yang daoat membuat pria yang lebih muda darinya itu menggila. nama yang berhasil mencuri cinta pertamanya, mingyu.
"chanwoo.. jika dia tidak membuat permainan itu dan berusaha menyentuh Chanwoo, maka aku tidak akan bermain dengannya juga. jadi kumohon untuk kali ini, jangan ikut campur dengan masalahku hyung" mingyu berjalan pergi meninggalkan managernya yang kini mengepalkan kedua telapak tangan dengan kuat.
sesuatu terasa mengiris hatinya, jeonghan masih membenci pria itu. pria yang berhasil mencuri segala hal yang jeonghan inginkan. baru saja ia merasa dendamnya terbalas dan kini ia tetap merasa dijatuhkan oleh chanwoo.
bagaimana bisa kau masih mencintainya, mingyu?
tangis jatuh mengisi pipi manis itu, wonwoo masih terisak dengan beberapa tangan merengkuhnya. usapan menjalar hangat di punggungnya.
"aku tau kau tidak baik-baik saja. but at this point, kau tidak bisa menjalaninya sendirian. katakan jika kau ingin kami membantu, setidaknya membuatmu sedikit lebih tenang pun tak masalah bukan?" jisoo berjongkok menyejajarkan tinggi keduanya, mengusap pucuk kepala pria manis yang menangis layaknya anak kecil.
"kami akan selalu ada di sisimu hyung, kau tenang saja" leechan tersenyum manis menampilkan deretan gigi membuat ia terlihat seperti anak kecil.
"kau sudah menangis hampir 1 jam, apa kau tidak lapar?" tanya jisoo menatap 3 pria muda di hadapannya.
"aku ingin daging" ucap minghao semangat yang mendapat balasan tertawa dari sekelilingnya.
mereka tertawa mengisi ruang saksi perjuangan mereka. menggantikan suasana tegang menjadi haru. wonwoo sangat berbahagia untuk takdir baiknya ini, bertemu mereka adalah hal terbaik dari hidupnya. semua akan baik di kata nanti bukan? ku harap ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
sex & friend • minwon
Fanfiction"Wouldn't I know which one I was?" kau mencuri semua hal yang tersisa dan betapa bodohnya aku berterima kasih akan itu. Mingyu... I gave you all I had to lose.