⊹₊⋆ : kejahatan bagiku, kemuliaan bagimu.
senyum merekah pada wajah yang terpuja. jas putih melekat mulia pada tubuh sempurna itu.
"SHOOT! bagus sekali Kim Mingyu! Ekspresi itu! Oh Tuhan.. majalah ini akan laris dalam 1 detik" penuh bahagia pria berkalung kamera itu bertepuk tangan membanggakan model sempurnanya pagi ini.
pemuda itu dengan ramah, berterimakasih atas kalimat puja yang diutarakan untuknya. masih tersenyum, ia begitu bahagia mengingat hari ini ia akan bertemu dengan chanwoo. kekasih hati lama dan esok, miliknya.
"bagaimana bisa kau menjadi aktor, mingyu-ssi?"
" eh?" mendengar pertanyaan manager nya itu, membuat mingyu kebinggungan.
"wajahmu tidak bisa menyembunyikan perasaan mu yang sebenarnya, kau tersenyum penuh cinta seperti akan menikah dengan jas putih itu" jeonghan menabrakan pundaknya beberapa kali, menggoda mingyu yang semakin memerah.
"Aku harap bisa menculiknya dan menikahinya saat ini juga"
"Sudah gila" jawaban singkat jeonghan mendengar ucapan mingyu.
"Apakah aku terlihat seperti kepiting rebus saat ini?"
"syukurlah kau sadar"
"hyung!"
"hahaha aku bercanda"
jeonghan meneguk kalimat yang terlalu pahit ia utarakan berdasar pikiran tak henti yang menuntut jawaban.
"hyung, aku suka warna putih jas ini. apakah terlalu gila jika aku mengatakan, chanwoo akan menyukainya juga?"
kau gila, sangat gila
"entahlah, aku rasa semua orang akan setuju kau terlihat tampan dengan jas ini"
"benarkah?" mingyu mendekati wajah jeonghan, mencari kebohongan pada kedua mata terang hyungnya itu.
jeonghan terkejut, namun ia menahan diri untuk tak membiarkan jarak ini tergoyah. entah bagaimana hati dan kepalanya bertarung untuk ini. saat kedua matanya tak dapat menahan diri untuk melihat pada kedua netra itu atau pada bibir indah itu.
jeonghan dengan ragu seperkian detik, menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan itu dengan gerakan kepala. senyum manis berjuta manis itu menghadiri pandangan jeonghan, sialnya jantung ini terus berdetak cepat.
mingyu menarik diri dan meraih gadgetnya dan membuka ruang chat dirinya dan sang pujaan hati. menatap pesan terakhir miliknya yang belum terbalas.
"bukankah harusnya ia membalas pesanku?"
di sisi lain, penipu yang dicari tengah membenturkan tulangnya untuk meraih hal yang tak kunjung terlihat.
"salah"
"lost"
"again!"
"stop!"
deru napas yang tak henti berkejaran terdengar mengisi ruangan berkaca. setiap sisi ruangan ini menampilkan diri wonwoo yang habis kuasa untuk menopang diri.
"ada apa dengannya? bukankah kau bilang debut mereka dapat dihitung jari? mengapa aku melihat penampilan ini seperti pentas seni anak sekolah menengah pertama?"
ucapan yang terbalut belati itu menghujani hati wonwoo sampai air mata lolos bertopeng peluh keringat pada wajahnya itu.
pelatih yang beberapa saat lalu masih memujinya kini berbalik menikam. bukan salah mereka, ekspetasi yang wonwoo bangunlah yang memberikan hasil racun ini.
"berfikirlah dua kali jika agensi ini ingin mendebutkan dirinya, aku dapat melihat bagaimana tabloid berita akan menikmati pertunjukan mereka dengan kalimat lucu dan menghina" pelatih terkenal yang telah hadir dalam berbagai idol survival show itu menunjuk wonwoo dan pergi dengan membanting kertas note musik yang telah habis diremuki.
tidak dilebihkan, wonwoo telah gagal. kekurangannya memang, tidak dapat bertindak seolah semua hal baik-baik saja. tubuhnya enggan bergerak mengikuti musik, pikirannya enggan mengalir mengikuti alunan indah lagu itu. dalam satu kata, gagal. sudah menggambarkan situasinya saat ini.
pandangan yang menatapnya penuh kecewa lagi lagi menuntut ia hadir pada ruangan senyap yang ia benci.
jisoo dan yang lain hanya dapat terdiam, menatap pintu yang terutup rapat di sebrang sana. berharap wonwoo tidak akan mendapatkan berita buruk lagi kali ini
KAMU SEDANG MEMBACA
sex & friend • minwon
Fanfiction"Wouldn't I know which one I was?" kau mencuri semua hal yang tersisa dan betapa bodohnya aku berterima kasih akan itu. Mingyu... I gave you all I had to lose.