< our fate cannot be taken from us >
21 12 21kini jika diingat kembali, rasanya aku ingin tertawa mencerabih kisah yang kiranya tak pantas sedia. kau dengan tatapan penuh puja yang tentunya membuatku enggan menyadarkan menjadi sebab buku ini menuntut kita berdiri di antara ruang sela sejauh ini.
gudang pikiranku seolah menjadi sinema cerita dimana kamu menjadi karakter utama.
hari itu aku sesali terjadi. jika saja kisah kita tidak diawali dengan topik sesulit ini. mungkin pada detik ini, rasa yang sudah mendarah tidak akan menjadi intoksikasi mencandu bagiku.
17 februari 2019
pemuda dengan tubuh kurus diimbangi wajah mahakarya Tuhan, terdiam menatap setiap sudut ruang asing ia berada.
permohonan dengan tangis pada beberapa jam lalu masih mengisi pikiran, pria bernama wonwoo dengan marga jeon itu menutup wajahnya frustasi.
" kau benar-benar datang, dimanakah sikap aroganmu itu chanwoo? " suara berat mengetuk lembut sadarnya.
mata wonwoo masih terpejam. batin juga fikir saling berdebat perihal terkaan pria macam apa yang kini berada di hadapannya. pria seperti apa yang menjadi partner sexual adik kembarnya.
" jika kau tidak berbicara juga, mari sudahi pertemuan ini "
bantu aku, kumohon jangan berpaling. kau tahu, aku hanya memilikimu di dunia ini.
" drugs... bantu aku tentang itu "
" wow, apa obat itu juga mengubah cara bicara dan prilakumu chanwoo? "
wonwoo menatap pria yang tengah berseringai menatapnya puas. atensinya terpusat pada iris coklat indah milik pria di sebrang sana.
" apakah kau memakainya? " ucapan itu berhasil menarik wonwoo sadar. raut wajah wonwoo seakan bertanya arti tanyanya.
" drugs "
" ofc no! " tegas wonwoo membuat seringai semakin terpasang jelas di wajah pria tampan dengan tubuh sempurna yang dibalut setelan jas terbaik yang pernah wonwoo lihat.
ia tersenyum mendapati reaksi pemuda itu yang begitu baru untuknya.
" chanwoo, kau tau tidak ada yang gratis dalam bidang ini bukan? bekerja untuk menutupi skandal aktor sepertimu sungguh merepotkan "
wonwoo tidak menyukainya, bagaimana bisa sang adik mengenal pria seperti ini. teman macam apa yang menuntut balas bantuan yang diberikan? apa wonwoo yang terlalu naif?
wonwoo mendorong berkas yang terus berada di genggaman.
" perjanjian? kontrak kerja? apa kau fikir aku begitu menginginkanmu untuk bekerja sama dengan perusahaanku? ayolah chanwoo, hentikan rasa banggamu itu " pria itu melempar lembaran kertas dengan mudahnya ke wajah wonwoo.
" apa yang kau inginkan? "
" something that we have done before "
wonwoo menilik mencari arti maksud pria di hadapannya. 5 menit berlalu, kesunyian dihancurkan oleh tawa kencang pria berjas itu.
" kau aneh, apa kau benar-benar chanwoo? " ucapan itu diiring tawa kencang. tak nyaman cocok menggambarkan rasa yang tengah menyelimuti wonwoo.
menerka apa maksud dari pria itu, wonwoo terdiam. chanwoo tidak akan sefrustasi itu jika masalah ini mudah diatasi. jika bukan pria ini, siapa lagi yang akan menjadi opsi bantunya?. membayangkan kisah lama menjadi kisah baru yang enggan untuk wonwoo harapkan hadir 'lagi'.
" hei, kenapa kau menangis " ucap pria di hadapan wonwoo dengan lagak terkejut.
wonwoo menatap pria itu datar. ah ternyata air matanya lolos begitu saja. masih sama, kisah pilu itu telah menjadi sumber pahitnya hingga kini.
" kurasa obat-obatan itu benar-benar mengubahmu " pria itu memasang raut datar.
" mari lakukan perjanjian itu. aku akan memastikan namamu bersih dari kasus itu dan sebagai balasannya " pria itu memajukan wajahnya, mensejajarkan wajah keduanya. " be my partner sex "
hening menjadi jawab wonwoo saat anjuran itu diberikan.
partner sex? seorang pria? apa pria ini benar-benar teman adiknya? bagaimana bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
sex & friend • minwon
Fanfic"Wouldn't I know which one I was?" kau mencuri semua hal yang tersisa dan betapa bodohnya aku berterima kasih akan itu. Mingyu... I gave you all I had to lose.