1. flashback

46 6 0
                                    

Pagi yang cerah untuk seorang gadis yang tengah berjalan menuju tempat di mana semua murid melakukan aktivitas belajarnya.

Gadis berambut pendek itu tengah memasuki kelasnya sembari menenteng jaket jeans nya dan tidak lupa dengan muka datar yang setiap pagi di nampak kan kepada teman-temannya.

"Woy, masih pagi nih. Datar amat tuh muka" sahut Dion salah satu teman sekelas nya.

Mendengar sahutan tersebut. Dia berbalik ke arah Dion, menatapnya dengan tatapan andalannya sembari menaikkan alisnya lalu berkata.

"Oh!"

Satu kata keluar dari mulut seorang gadis yang di juluki ice lion Yang artinya Singa es. Aneh ngak? Tentunya aneh, karena pada umumnya singa adalah hewan yang tinggal di daerah tropis.

Mendengar jawaban dari gadis tersebut, Dion hanya bisa menggelengkan kepalanya heran. Satu sekolah juga tahu bagaimana sifat gadis tersebut.

"Jangan cuek-cuek gitu dong rin. Nggak baik loh" ucap Aura, sahabat nya.

"Diem! Banyak urus lo! Pusing gue lama-lama" ucapnya sembari memasang earphonenya kembali.

Aura, Jesica, dan juga Rara cuman bisa menghela nafas pasrah. Mau berapa kali pun mereka menasehati sahabat mereka yang satu ini, tetap hasilnya sama saja, selalu mendapat kata-kata pedis dari seorang Airin, tapi anehnya mereka masih mau dan bertahan selama 3 tahun bersahabat dengan seorang Airin.

"Emang susah yah ngasih tau si AIRIN MEISYAHANA KAYTLYN. Pantas aja nggak dapat pacar" ucap Jesica dengan kesal.

"Udalah Jes. Biarin aja, emangnya lu mau di gampar lagi sama si Airin?"

Setelah mendengar perkataan Rara. Jesica jadi teringat pada kejadian dimana dia pernah bertengkar hebat dengan Airin hanya karna dia ikut campur dalam masalah keluarga nya.

Flashback on...

"Mohon maaf sebelumnya. Tapi saya tidak memiliki ibu seperti itu dan satu lagi, jangan pernah hubungi saya, sekian dan terimakasih!" Ucapnya tegas.

Aura dan Rara yang mendengar pembicaraan antara Airin dan tantenya tersebut hanya bisa terdiam. Beda lagi dengan Jesica. Jesica adalah salah satu orang yang berani melawan seorang Airin dan menentang segala hal yang memang Jesica tidak suka. Sama seperti sekarang, Jesica mulai membuka suaranya karena memang dia tidak suka dengan perilaku Airin terhadap ibunya.

"Lo punya otak nggak sih?" Airin seketika langsung menoleh ke arah Jesica begitu pun juga dengan Aura dan Rara yang nampak terkejut dengan perkataan Jesica.

"Lo gila ha!?" Ucap Airin dengan marah.

"Lo yang gila! Biar bagaimanapun Tante Raini tu mama Lo juga bego!" Lanjutnya.

"Terus!? Urusannya sama Lo apa anjing ha!?"

Aura dan Rara hanya bisa melihat tidak berani memisahkan perdebatan antara mereka, takutnya mereka juga kena imbasnya.

"Kalian udah nggak ketemu selama 10 tahun. Setelah mama Lo udah di sini, Lo malah bilang dia bukan ibu lo?Haha punya hati ngak sih Lo!?"

Dengan langkah cepat Airin menuju pada Jesica. Memandang Jesica dengan penuh amarah, dan tiba-tiba...

Plakkkkk.....

Flashback off...

"Arghhh!" Ringisnya. Rara yang melihat Jesica tiba-tiba meringis kesakitan menjadi heran secara sedari tadi tidak ada yang menyentuh nya.

"Lo kenapa bego?" Pertanyaan Rara seketika membuyarkan lamunan Jesica.

"Eh eh nggak kok. Cuman refleks megang pipi aja setelah gue ingat-ingat kejadian dulu hehe" jelasnya sembari nyengir tidak jelas.

Kringg...kringg...

Bersamaan dengan itu bel apel berbunyi yang artinya seluruh siswa SMA PELITA harus berkumpul di lapangan untuk mendengar pidato dari bapa dan ibu guru.

📌📌📌

Saat ini pelajaran masih berlangsung. Tepatnya pelajaran bahasa Indonesia yang di bawakan oleh ibu Kirana. Sementara ibu Kirana lagi menjelaskan. Mulut Rara juga ikut menjelaskan betapa lapar nya dia. Sedari tadi tidak henti-hentinya mengeluh kepada Jesica teman satu bangkunya itu.

Jesica saja muak mendengar keluhannya apa lagi dua orang yang ada di depan mereka. Siapa lagi kalau bukan Aura dan Airin.

"Aduh Ra! Bisa diem nggak sih? Nanti kita di lihat sama ibu Kirana tuh. Gue nggak mau yah di hukum hanya karena ulah lo" tegas Jesica.

"Tapi gue lapar Jes. Hiks..hiks.." ucapnya sembari memegang perutnya yang tengah tersiksa.

Airin yang sedari tadi mendengar, kini tidak tahan lagi dengan Rara. Dia mulai membuka bukunya, mencari tengah buku lalu merobeknya dan meremasnya dengan keras hingga berbentuk bulat dan kecil.

Sedangkan Aura yang melihat aktivitas Airin, kini tengah heran apa yang akan Airin lakukan kali ini dan pada siapa? Aura cuman bisa membiarkannya dan fokus kembali pada Bu Kirana.

"Jes gue lapar, tolongin dong"

"Jesica goblok elahh'' dan masih di diamkan oleh Jesica. Saat Rara membuka suaranya kembali...

Happpp....

Jesica nampak terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Airin kepada Rara sambari tertawa kecil. Andaikan ini jam kosong sudah dari tadi Jesica tertawa terbahak bahak.

"Diam bodo!"

Jesica saja nampak terkejut apa lagi korbannya. Seketika Rara langsung mengeluarkan remasan kertas yang ada dalam mulut nya dan tentunya tidak berani bersuara lagi.

Kring...kringgg..

Bunyi bel istirahat pun berbunyi. Ibu Kirana juga sudah keluar dari kelas mereka setelah memberi salam kepadanya.

Aura yang sedari tadi fokus kepada Bu Kirana dan tentunya tidak mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya yang satu itu menjadi heran setelah melihat Rara yang terdiam membisu padahal baru beberapa menit yang lalu dia terus mengeluh kepada Jesica.

"Jes. Rara kenapa?"

"Yah biasalah. Tuh" ucapnya sembari melihat Airin.

Aura yang mengerti maksud Jesica pun seketika menggelengkan kepalanya. Setega itukah dia.

"Lo di sumbat kertas lagi sama si singa es?" Rara pun hanya bisa mengiyakan.

Helaan nafas Aura terdengar jelas di telinga Airin. Seketika Airin menoleh kepadanya.

"Kenapa Lo!? Mau juga di gituin?"

Aura adalah orang yang paling sabar di antara sahabat Airin yang lainnya dan yang paling lama sahabatan sama Airin. Jadi Aura tidak heran lagi dengan sikap gadis satu ini. Jadi kalian sudah tahu kan kenapa Airin di juluki ice lion? Cuek, dingin and galak tentunya.

"Nggak Airin. Makasih"

"Lo laparkan Ra? Yuk ke kantin." Ajaknya dan Rara lagi-lagi mengangguk sembari mengikuti jejak Aura.

"Lo ngak ke kantin Rin?" Gelengan kepala Airin sudah mengatakan semuanya. Jesica pun berlalu menyusul Aura dan juga Rara.

Dritt..dritt..

Sementara tengah menggambar dan mendengarkan lagu. Tiba-tiba saja handphone nya berdering.

Ia mengambil handphone nya lalu melihat nama yang tertera pada panggilan tersebut. Setelah melihat siapa yang menelfon nya, tiba-tiba ia mencengkram kuat handphone nya dan matanya mengeluarkan butiran air mata sembari menerima telfon tersebut.

"Hallo?"

continued.........

Hay:) vote yah jika kamu menyukai cerita ku and jangan lupa komen kalau kamu mau hehe. Sampai jumpa di cerita selanjutnya. Bye bye🦋









ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang