7. problem

28 0 0
                                    

Happy reading...

Jam menunjukkan pukul 17.30 Sudah hampir memasuki waktu magrib. Ketiga gadis itu sudah berada di atas ranjangnya masing-masing, Hanya kurang satu gadis dari mereka. Yah, siapa lagi kalau bukan gadis dingin yang sudah membuat semua orang khawatir terhadap nya.

Sampai saat ini belum ada tanda-tanda kemunculan gadis itu dari balik pintu kamar mereka. Sejak pulang dari sekolah, mereka bertiga sudah berpencar mencari Airin.

Tut..Tut..Tut..

Lagi dan lagi, sudah kesekian kalinya Aura mendengar bunyi itu. Aura tidak bisa tenang sebelum melihat gadis itu, ia terus menelfonnya, mengiriminya pesan tapi hasilnya nihil, masih sama saja tidak ada tanda-tanda akan di balas.

"Astaga! Airin Lo di mana sih!" Saking frustasi nya, dia tak henti-hentinya mundar mandir seperti cacing kepanasan.

"Sabar Aura, dia pasti balik kok. Kan gue udah bilang, Airinnya cuman butuh waktu aja." Ucap Rara.

"Tapi Ra, dianya lagi sakit. Apa Lo nggak dengar tadi kata si Rangga?"

"Iya Aura, kita tau kok. Tapi Ra, emangnya Lo tau saat ini Airin di mana? Nggak kan? Lo juga udah nelfon dia berulang kali, ngirimin dia pesan juga, tapi hasilnya? Dianya nggak balaskan? Kita juga udah cari dia seharian, lacak lokasi dia, tapi tetap tidak ada hasil kan?"

Perkataan Jesica barusan ada benarnya juga, mereka sudah melakukan banyak cara untuk mencari Airin, tetapi masih sama saja.

"Tapi Jesica, gue nggak bisa diam gitu aja. Gue harus nyari dia sekarang juga." Kukuhnya. Kalau persoalan Airin, Aura tidak bisa di lawan, Rara dan Jesica sampai pusing menangani nya.

"Jangan Ra, di luar gelab loh. Mending kita minta bantu aja sama si Doni." Usul Rara.

"Nggak! Gue mau cari sendiri."

"Aduh! Keras kepala Lo kayaknya kambuh lagi deh Ra." Celetuk Jesica kesal.

"Gue pergi dulu!"

"Jangan Au..."

Ceklek..

tiba-tiba seseorang memasuki kamar mereka. Ia berjalan santai menuju ranjang ternyaman nya. Sementara Aura yang tadinya ingin keluar, malah mengurungkan niatnya setelah melihat gadis yang ia khawatir sedari tadi sudah berada di hadapan mereka.

"Airin!"

Karena merasa lelah, Airin hanya menoleh sekilas lalu melanjutkan aktivitasnya mendengarkan musik.

"Lo dari mana aja sih ha? Gue pusing tau mikirin Lo." Protes Aura, tetapi nampaknya tidak ada respon dari gadis itu.

"Rangga bilang, Lo sakit. Tadi siang dia bawaain surat ijin buat Lo." Mendengar perkataan Aura. Airin menautkan alisnya, heran dan juga Bingung mengapa surat itu ada di tangan Rangga.

"Lo ada hubungan apa sama si Rangga? Apa jangan-jangan Kalian pergi berdua yah tadi?" Pertanyaan Aura barusan terkesan penasaran Dan juga ada sedikit nada tuduhan di sana, yah tentu respon Airin tidak menerima nya.

"Gue nggak kenal yang namanya Rangga! Dan gue nggak pernah ada sedikit pun punya hubungan sama orang seperti dia!" Tegasnya.

"Dan satu lagi! JANGAN PERNAH CAMPURI URUSAN GUE!" Setelah berkata seperti itu, ia memasang earphone nya kembali, lalu dengan cuek menatap Aura yang kini tengah kesal.

"Kenapa tidak ha?! Gue itu sahabat Lo, gue berhak campuri urusan lo, gue nggak mau Lo kesusahan sendiri, ada kita Rin."

"Airin!"

"Airin! Jawab gue!"

Rara dan Jessica yang sedari tadi cuman bisa melihat mereka, merasa capek dengan keaadan kedua gadis itu, bagaimana tidak, Aura tidak henti-hentinya berbicara dan memanggil nama Airin, sedangkan orangnya saja acuh tak acuh dengan ocehan Aura.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang