08. Terungkap

17 0 0
                                    

Happy reading...

Sinar matahari pagi ini cukup cerah untuk menyinari seorang gadis yang kini tengah tertidur pulas di atas ranjang empuknya, tapi itu tidak berlangsung lama, ia mulai menggeliat karena sedikit merasa terganggu dengan cahaya matahari yang menyoroti mukanya dari balik jendela kamarnya.

Dengan perasaan setengah sadar, tangannya mulai meraba-raba di area sekitar kasur berniat mengambil ponselnya dengan keaadan mata yang masih terasa berat.

Ia mulai membuka matanya berniat melihat jam yang tertera di layar ponselnya, setelah memeriksa nya seketika mata Airin langsung terbuka lebar terkejut dengan jam bangun tidurnya hari ini.

08.35

Yah, tepatnya hampir sedikit mendekati jam 9 dan menurut Airin itu sangat kesiangan bagi dirinya selama ini Airin tidak pernah bangun kesiangan saat jadwal sekolah terkecuali weekend itupun bangunnya pasti sekitar jam 8, sedangkan hari ini adalah hari Kamis yang artinya jadwal Airin masih masuk sekolah.

"Arghhhhh."

Airin sangat frustasi, dengan terburu-buru ia bangkit dari tempat tidurnya menuju pintu kamar.

Ia mulai membuka pintu kamarnya sedikit, mengeluarkan kepalanya dan melihat bagaimana keadaan rumah saat ini.

"Sepi. Oke, aman."batinnya.

Setelah memastikan semuanya aman dan tidak ada satupun orang yang melakukan aktivitas di luar sana. Airin langsung bergegas menuju dapur mencari bi Siska dengan harapan manusia menyebalkan itu tidak ada di sana, siapa lagi kalau bukan Haikal.

"Aduh, nggak ada lagi di sini." Ucapnya setelah melihat keadaan dapur yang juga sepi.

Saat ingin beranjak keluar, aroma makanan yang sangat kuat membuat Airin mengurungkan niatnya untuk beranjak dari sana, ia langsung memeriksa makanan apa yang di buat oleh bi Siska pagi ini.

Terlihat nasi goreng yang hangat beserta dengan telur goreng andalan wanita paru baya tersebut, gadis itupun langsung menuju lemari piring dan mengambil semua peralatan makannya tidak lupa juga untuk mencuci tangan nya terlebih dahulu.

Saat badan Airin berbalik berniat menuju meja makan tiba-tiba saja....

"Ngapain lo?"

Prangggg.....

"Aww...." Ringisnya

Akibat dari suara tersebut membuat Airin terkejut bukan main sehingga menjatuhkan piring yang ia ambil berujung mendapatkan luka di kakinya.

Melihat Airin terluka, yang darinya masih bersandar di ambang pintu dapur sekarang dengan cepat menuju Airin, dengan sigap Haikal menggendong Airin menuju sofa ruang tamu.

"Lo tunggu di sini." Pintahnya lalu berlalu ke arah kotak P3k berada.

Dengan cepat Haikal membersihkan luka gadis itu, di lihatnya Airin masih meringis kesakitan berserta badannya yang makin melemas dan nafasnya terengah-engah. Entah apa yang terjadi pada gadis itu mungkin karena terkejut, Haikal tidak tahu pasti.

"Lo kenapa? Badan Lo lemas banget." Tanyanya khawatir, yang di tanyapun hanya terdiam lemas.

"Hey Airin! Lo nggak kenapa-kenapa kan? Jawab gue!" Tanyanya panik, secara sedari tadi gadis itu tidak memberikan jawaban apapun, tidak ada satu katapun yang ia keluarkan membuat cowok berambut setengah basah ini sangat frustasi.

"Pliss, o-obat gue." Ucapnya terengah-engah.

Tidak butuh waktu lama Haikal langsung berlalu menuju kamar gadis itu, ia mencari di setiap tas dan koper yang Airin miliki, untungnya Haikal menemukannya ia mengambil semua obat yang ia temukan, "lagi pula gadis itu tidak memberitahukan nama obatnya" batinnya, setelah itu ia menuju dapur untuk mengambil air dan sarapan yang dia buat bundanya tadi pagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang