3. hospital.

31 3 0
                                    

Happy reading....

"Arghh gue capek banget pengen tidur."

Tindakan Jessica barusan membuat Aura berfikir. Apakah seorang Jesica adalah gadis SMA atau seorang bocah SD? Setelah melihat Jesica menggeliat layaknya orang gila di atas tempat tidur.

Yah sekarang mereka sudah berada dalam rumah Aura setelah menempuh 30 menit perjalan yang panjang dari SMA PELITA menuju kediaman Aura.

Fakta yang harus kalian ketahui adalah dari jaman SMP tepatnya dari kelas 9 mereka berempat sudah tinggal bersama. Lebih tepatnya Rara dan Jessica yang baru bergabung. Persoalan Airin? Ia sudah tinggal lama bersama Aura sedari kecil.

"Aura,Airin,Rara,Jesica!"

"Turun makan sayang!"

Teriakan seorang wanita paru baya membuat gadis-gadis tersebut langsung bergegas menuju sumber suara, terkecuali seorang Airin. Dia masih saja berdiam diri menatap pepohonan di luar jendela.

Sementara dua gadis sudah berlalu meninggalkan kamar. Aura justru menghampiri Airin terlebih dahulu.

"Hey. Lo lagi mikirin apa Han?" Teguran Aura sontak membuat dirinya terkejut.

"Jangan panggil nama gue dengan sebutan itu! Paham Lo?!" Setelah memperingati Aura, ia pun langsung berlalu meninggalkannya tidak lupa membawa buku yang ia pegang sedari tadi.

"Sampai kapan Lo akan seperti ini Hana?"
Batin Aura.

📌📌📌

"Umm enak banget masakan Tante Viola, jadi kangen deh dengan masakan mama."

"Beneran?"

"Beneran tan. Jesica nggak bohong sumpah hehe." Ucapnya sembari memasukkan nasi goreng kedalam mulutnya.

"Emang kalian nggak ada niatan ketemu sama mama kalian? Udah lama loh kalian nggak pulang. Tante nggak berniat ngusir kalian, Tante cuman mikirin mama kalian terutama kamu Rara. Kamu kan yang paling manja di antara mereka."

Ucapan Viola barusan membuat Rara tiba-tiba saja menangis. Viola yang melihat nya pun merasa bersalah. Apakah ada yang salah dengan ucapannya? Jangan kan wanita itu, Jesica saja yang tengah lahap makan di bikin terheran-heran sama Rara.

"Tan! Bahaya tuh!" Bibi inem dan viola di buat terkejut dengan teriakan Jesica secara tiba-tiba.

"Bahaya apanya sih Jes. Kamu ini ada-ada aja, Rara lagi nangis kamu bilang bahaya."

"Beneran tante! Bahaya tuh, Jangan-jangan dia kerasukan makanya tiba-tiba nangis, kan bisa aja gitu."

Takkkk...

"Arghh! Auraaa sakit bego!"

"Maaf yah Jesica yang manis, tangan gue gatel pengen mukul Lo, habisnya tingkat kebegoan Lo udah sampe puncak." Ucap Aura yang baru saja tiba.

"Menyebalkan Lo kuyang!"

Melihat kekonyolan Jesica.Viola hanya bisa menepuk jidatnya. Sempat-sempatnya gadis itu masih bisa berfikir seperti itu dalam keadaan seperti ini.

"Rara kenapa mah? Di gangguin lagi sama si kunti?" Lirikan maut dari Jesica terasa jelas di dekat Aura setelah mendengar ucapannya.

"Mama juga kurang tau sayang. Mama juga nggak bermaksud menyinggung perasaannya." Jelasnya.

"Bunda Rara jauh hiks..hiks.."

"Angkasanya jauh Tante hiks..."

"Rara nggak bisa bayar tiketnya. Soalnya mahal pakai nyawa hikss..hikss"

"Huwaaa kangen bunda!!" Rara langsung memeluk Aura dengan erat.

Jawaban Rara barusan membuat semuanya jelas. Kenapa dan mengapa gadis itu menangis.

"Astagfirullahalazim! Maaf, tante nggak tau sayang, tante minta maaf yah."

"Nggak apa-apa mah. Wajar mama nggak tau, secara mama juga sibuk kerja di luar negeri, ini aja udah bersyukur mama balik selama seminggu di sini." Viola langsung saja memeluk gadis itu.

"Iya Tante. Rara udah nggak kenapa-kenapa kok, kan udah ada Tante hehe." Wanita itu langsung tersenyum hangat tidak lupa dengan menciumnya.

"by the way, Airin mana Ra? Kok dari tadi nggak muncul-muncul?" Pertanyaan Jesica barusan membuat semua orang tersadar akan gadis itu.

"Oh iya yah. Di mana Airin Ra? Bukannya tadi sama-sama Lo di kamar?"

"Loh! Bukannya tadi udah turun duluan? Emangnya dia nggak ke sini?" Gelengan semua orang yang berada di dapur membuat Aura frustasi berat.

📌📌📌

"Udah berapa kali gue bilang! Gue nggak akan datang! Jadi, tolong jangan paksa gue lagi!"

"come on Hana! Cuman sekali ini saja kamu temuin dia sampai semuanya membaik." Ucap seseorang.

"Terus, gunanya Lo apa ha?!"

Tut...Tut..Tut...

Setelah berbicara seperti itu. Airin langsung memutuskan panggilannya. Ia sudah muak dengan semua panggilan yang tidak penting baginya.

"Arghhh!"

Tiba-tiba saja ia meringis kesakitan sembari memegang dadanya yang terasa nyeri. Kepalanya juga terasa sakit dan penglihatannya pun kabur. Nafasnya tidak karuan dan....

Bughhh....

📌📌📌

"Airinnnnnnn!!!"

"Airin Lo di mana?"

"Airinnnnn yuhuuuuuu!"

Semua orang kini tengah mencarinya di semua isi rumah. Di setiap sisi dan sudut rumah, semuanya mereka datangi demi mencari seorang gadis yang tiba-tiba menghilang entah kemana.

"Lo udah nelfon dia Ra?"

"Udah! Tapi nggak di angkat-angkat juga sama dia." Aura semakin di buat panik olehnya.

"Astaga Hana Lo di mana sih!" Batin Aura.

"Arghhhhhhhhh!!!!"

Teriakan Rara mengejutkan semua orang termasuk Aura yang tengah berdebat dengan pikirannya. Secepat mungkin mereka langsung menuju ke sumber suara.

Sesampainya mereka di sana. Mereka di buat terkejut lagi dengan apa yang terjadi di hadapan mereka. Bagaimana tidak, Melihat seorang gadis yang mereka cari sedari tadi sekarang tengah tergeletak di atas rerumputan dengan kondisi tak sadarkan diri.

"Astagfirullah! Airin sadar! Buka mata Lo gue mohon!" Aura terus menepuk pipi gadis itu berharap dia sadar. Tetapi, sama saja, tidak ada pergerakan dari Airin.

"Mah! Tolong Telfonin ambulans!" Viola yang masih syok langsung bergegas menelfon pihak rumah sakit.

"Airin jangan sakit-sakit hikss...nanti nggak ada yang marahin Rara lagi hikss..." Tugas Jesica selaku lebih tua dari Rara hanya bisa menenangkannya.

"Sayang! Ambulans-nya udah ada di depan."

Setelah menunggu beberapa menit, Ambulans pun tiba. Aura,Jesica dan juga Rara berkerjasama mengangkat Airin sampai depan pintu, setelah itu baru di bantu sama susternya.

Setelah melihat Ambulans berlalu di temani dengan Aura dan Tante Viola di dalamnya. Jesica seketika berdoa dengan khusyuk berharap doanya di kabulkan oleh Tuhannya.

"Ya Tuhan lindungilah Airin kita." Kedua tangan Jesica bersatu memohon doa berharap Airin baik-baik saja.

Continued...
Pray for the best for Airin and see you in the next story!
Bye bye🦋












ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang