Bab 13: Semakin Menyayat

31 18 0
                                    

"Ku hanya berusaha melupakan, bukan membencimu"

°°°


Sandra duduk di kantin bersama Rosa. "San kamu baca apa?" Rosa melirik kearah buku Sandra.

"Kajian Wanita Islam, Rosa mau baca?" tanya Sandra pada Rosa.

"Boleh" sahut Rosa mengangguk pasti.

Sandra tersenyum lalu membagi bukunya untuk dibaca bersama Rosa. Mereka begitu fokus membaca sampai seseorang datang mereka tak tahu.

"Astaghfirullahaladzim" Sandra terkejut karena melihat seseorang muncul di depannya secara tiba-tiba.

"Serius amat, baca apa sih San?" tanya Kevin dengan melirik buku didepan Sandra.

Yah, orang tersebut adalah Kevin dan Aldo. Mereka selalu mengusik ketenangan Sandra. Aldo menyeruput minuman di tangannya.

"Aldo kalau minum duduk" tegur Sandra karena melihat sahabatnya minum dengan berdiri. Aldo menatap sekilas lalu duduk didepan Sandra.

"Tadi Aldo sudah baca doa kan sebelum minum?" Sandra kembali bertanya kepada Aldo. Mendengar pertanyaan Sandra membuat mata Aldo mendelik tajam.

"Astaghfirullahaladzim, Aldo lupa" Aldo menepuk jidatnya.

"Ya sudah Aldo baca doa sekarang" perintah Sandra dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Pasti itu minuman udah diminum sama setan" sambar Kevin dengan bergidik ngeri.

"San, emang boleh doa sekarang, kan Aldo sudah minum tadi. Nih sampe habis setengah" Aldo menunjukan minuman di tangannya.

"Boleh, daripada Aldo nggak baca sama sekali" tutur Sandra. Aldo hanya manggut-manggut paham.

"Ya udah gimana doanya?" tanya Aldo polos memasang wajah tanpa dosa.

"Astaghfirullahaladzim, nggak tau ternyata." Sindir Kevin dengan melongo.

"Ya mangkanya Aldo minta ajarin Sandra doanya biar tau, ya kan, San!" Aldo membela dirinya.

"Iya, doanya gini. Bismillahi Fii Awwalihi Wa Akhirihi" ucapan Sandra lalu ditirukan oleh Aldo.

Terdengar suara langkah kaki mendekat, ternyata itu adalah Geva dan Miko. Mereka berjalan menghampiri bangku Sandra.

Sandra mengedarkan pandangan melihat ke sumber suara. Mata Sandra membulat karena melihat Miko bersama Geva.

"Assalamualaikum" Geva mengucapkan salam, begitupun dengan Miko.

"Waalaikumsalam" sahut seseorang yang ada di meja Sandra.

"Bang, Kak Miko" Kevin dan Aldo menjabat Geva dan Miko secara bergantian.

"Sandra kenapa tadi pagi tinggalin Miko?" Miko membuka suara.

Hati Sandra seketika membeku, susah payah dirinya menjauh dari Miko. Tetapi, malah Miko yang mendekat.

"E-enggak kok tadi Sandra berangkat pagi karena piket kelas" jawab Sandra cepat. Dalam hati Sandra tak henti-hentinya membaca istighfar.

"Tadi Sandra berangkat diantar Pak Agung?" Sekarang Geva bertanya kepada Adiknya.

Hendak Sandra menjawab pertanyaan Kakaknya tetapi, terhenti karena melihat Vika dan Dhani berjalan ke arahnya.

"Assalamualaikum Kak Miko" salam Vika sembari melebarkan senyumnya. Miko hanya menundukkan pandangannya.

"Waalaikumsalam" sahut Miko dan penghuni meja tersebut.
"Assalamualaikum" Dhani salam dengan senyum merekah.

"Waalaikumsalam" sahut semua orang.

"Tumben Dhani senyum, kaga biasanya" Aldo merasa heran akan perubahan sahabatnya.

"Senyum kan termasuk ibadah, ya kan San" sahut Dhani dengan melirik Sandra.

"Iya, bener" Sandra tak menatap Dhani, ia melihat kearah buku di depannya.

Miko kriteria orang yang peka. Entah kenapa ucapan Dhani menyayat hatinya. Dugaan Miko terhadap Dhani semakin kuat kalau Dhani menyukai Sandra.

"Astaghfirullahaladzim" ucap Miko karena tersadar sudah suudzon pada Dhani.

"Kenapa Mik?" Geva mengernyitkan keningnya.

"Nggak papa kok Gev" Miko tersenyum canggung menatap Geva.

"Kenapa sih Kak Miko nggak pernah menatap wajah lawan bicaranya." protes Vika karena saat berbicara, Miko tak pernah melihat wajahnya.

"Maksud Vika apa?" Miko mengerutkan keningnya ke arah meja.

"Kenapa waktu Kak Miko bicara sama Vika nggak pernah lihat wajah Vika" gerutu Vika sembari mengerucutkan bibirnya.

"Oalah itu. Miko nggak lihat wajah Vika, karena kita bukan mahram. Miko rada nggak nyaman saat lihat wajah perempuan dengan waktu yang lama. Mungkin Miko lihat sekilas untuk memastikan siapa lawan bicara Miko." jelas Miko dengan sangat detail.

Vika menganggukkan kepalanya paham. Penjelasan Miko mengundang pertanyaan di benak Kevin.

"Kak berarti cowok sama cewek itu nggak boleh saling pandang?"

"Dalam surat An-Nur ayat 31 dijelaskan bahwa. Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Maksudnya adalah kita boleh melihat tetapi sekilas jangan lama-lama. Dan, yang dilarang itu adalah melihat dengan nafsu" mendengar jawaban dari Miko semua orang manggut-manggut paham.

"Oh iya lupa, ini buat Kak Miko." Sandra menyodorkan minuman kepada Miko.

Mendengar perkataan Vika, membuat Sandra sontak menatapnya. Sandra sudah usaha melupakan Miko tetapi, kenapa hatinya berkata lain.

"Duh, Dhani juga lupa. Ini buat Sandra." Dhani menyerahkan roti bakar kesukaan Sandra. Sandra hanya menatap roti di depannya.

Miko langsung menatap Dhani. Miko merasakan perih pada hatinya.

"Maaf Miko puasa"

"Maaf Sandra puasa"

Jawab Miko dan Sandra secara bersamaan, sontak Sandra dan Miko tersenyum lalu memandang satu sama lain.

Mereka terkejut ternyata manik mata mereka saling bertemu. Cepat-cepat Miko dan Sandra menundukkan kepalanya.

Mereka berdua tiba-tiba gugup, saling senyum tetapi canggung. Sandra meremas rok nya kuat-kuat. Mereka berdua tetap menunduk ke bawah sana.

"Duh aduh kalian berdua kenapa bikin Aldo pengen sih" Aldo merengek gemas.

"Tau nih, bikin baper aja" sahut Kevin dengan memanyunkan bibirnya.

"Duhh puasanya barengan lagi" Aldo kembali menyambar.

"Kalo jadi keluarga nih pasti sakinah mawaddah warahmah" Geva ikut memojokkan Adiknya.

"Nah Aamiin. Semoga pernikahan kalian berdua langgeng." ujar Kevin semakin melantur.

"Kita belum nikah Kevin," tegur Miko dengan nada bicara malu.

"Wah-wah belum? Berarti ini sudah pasti setuju dong? Tinggal nunggu waktunya. Ya nggak Bang" Kevin mencari kelemahan dari kata-kata Miko.

"Iya bener. Doain aja biar cepetan" beo Geva dengan menatap mengejek kearah Sandra.

"Ihh Bang Geva apaan sih" ujar Sandra, Sandra tersipu malu, sangat malu. Mungkin kini pipinya sudah berwarna merah bak stroberi.

Sandra melirik kearah Vika. Disana Vika memasang raut wajah masam.

Begitu pula dengan Miko, ia menatap Dhani. Raut wajah Dhani berubah menjadi datar sembari memutar kedua bola matanya malas.

"Berhubung, Sandra sama Miko puasa. Mending makanan sama minuman itu buat kita" ucap Aldo lalu mencomot roti bakar ditangan Dhani.

"Nah bener kata Aldo!" Kevin menyetujui perkataan Aldo, Kevin segera merampas minuman milik Vika yang tadi untuk diberikan kepada Miko.

"Kalian kalo makan sama minum jangan didepan Sandra, Sandra lagi puasa!!" tegur Dhani dengan nada bicara dingin.

Mendengar ucapan Dhani, membuat Miko menatap dengan curiga ke arah Dhani. "Dhani perhatian banget sama Sandra" gumam Miko dalam batinnya.

"Astaghfirullahaladzim, Aldo lupa kalo kalian berdua puasa. Maafin kita ya Kak, San" Kevin menepuk jidatnya pelan lalu menyatukan tangannya meminta maaf kepada Sandra dan Miko.

"Iya, nggak papa kok" sahut Miko mengembangkan senyumnya.

"Eh, San nanti malam anak-anak taruhan banyak. Nggak pengen ikut??" ucap Dhani dengan sangat antusias.

"Dhani lupa ya, kan kita janji kita bakal berubah." Jawab Sandra mengingatkan kalau mereka bakal berubah menjadi yang lebih baik.

"Astaghfirullahaladzim, maaf Dhani lupa." Dhani memasang wajah menyesal menatap Sandra.

Miko hanya menjadi penonton dari keakraban keduanya.

"Eh taruhannya apa aja nanti malam??" Aldo menyambar dengan semangat.

"Dengar-dengar sih satu apartemen, dua rumah, terus mobil, motor, sama uang. Uangnya berkisar 20 milyaran" jawab Dhani sembari mengingat-ingat hadiahnya.

"Duhh rugi nih kalo nggak ikut" Kevin ikut menyambar dengan membuka matanya lebar-lebar.

"Kevin, jangan ikut" Sandra memperingatkan sahabatnya.

"Kita udah janji bakal berubah. Janji nggak boleh diingkari. Orang yang mengingkari janji namanya orang munafik. Kalian nggak mau kan jadi orang munafik?" Sandra menegur sahabatnya dengan pertanyaan ringan.

"Nggak mau." Mereka bertiga menggelengkan kepalanya cepat.

"Kalian mau ikut balapan apa?" Miko bertanya kepada mereka berempat.

"Balap liar" jawab Vika singkat.

"Astaghfirullahaladzim, kalian ikut balap liar?" ujar Miko dengan membelalakkan matanya. Sahutan Vika membuat Miko terkejut.

"Iya, diantara kita yang paling jago si Sandra tuh" cicit Aldo sembari menunjuk Sandra menggunakan dagunya.

"Sandra ikut balap liar?" Miko bertanya pada Sandra untuk memastikan. Sandra mengangguk pelan dengan menundukkan kepalanya menyesal.

"Sandra jangan ikut lagi ya. Miko nggak mau Sandra kenapa-napa!" ucap Miko dengan nada terdengar khawatir.

Sekarang ini Sandra butuh oksigen. Mengapa Miko melontarkan kata-kata yang membuat Sandra susah bernafas.

"I-iya, Sandra udah nggak ikut kok" sahut Sandra dengan terbata-bata.

Kevin tiba-tiba ambruk lemas sampai kepalanya mengenai lengan Aldo.

"Kenapa sih nih Kevin!" gerutu Aldo, akibat ulah Kevin roti bakar Aldo hampir jatuh ke lantai.

"Kevin udah nggak kuat sama ke uwuw an di depan sana. Mleyot sudah ini tulang Kevin" ucap Kevin sembari membuat-buat nada bicaranya menjadi lemas.

Miko tahu apa yang dimaksud Kevin. Miko menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan senyum canggung.

"Kevin kenapa, sakit?" tanya Sandra polos, ternyata Sandra tak se peka Miko.

"Astaghfirullahaladzim Sandra" geram Aldo sembari menepuk jidatnya.

Miko memutar pertanyaan untuk memecahkan suasana di sekitarnya.

"Eh iya tadi Sandra ditanya Geva kesini naik apa?" Miko mengingatkan Sandra untuk menjawabnya.

"Tadi Sandra naik motor"

"Sendirian?" Dhani melirik kearah Sandra. Sandra mengangguk singkat.

"Yaudah nanti Dhani nebeng ya." serobot Dhani tanpa bertanya pada Sandra terlebih dahulu.

"Eummmm, maaf Dhan, Sandra nggak bisa semotor lagi kek dulu. Ya udah, nanti motor Sandra biar Dhani pakai. Sandra nanti pulang naik bus aja." Sandra mengambil keputusan yang paling tepat.

"Jangan, Sandra jangan naik bus. Ya udah nanti Dhani nebeng sama Kevin aja."Dhani tersenyum simpul.

"Sekali lagi Sandra minta maaf Dhan." Sandra merasa canggung karena menolak permintaan teman dekatnya.

"Nggak papa kok, santai aja." beo Dhani sembari melengkungkan bibirnya membentuk seulas senyum.

Sandra tersenyum lega. Mereka bercengkerama beberapa menit, sampai suara bel masuk berbunyi.

°°°

Jangan lupa tinggalin jejak...

Only MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang