sudut pandang si gadis kemeja putih ;
Dari dulu, aku paling nggak suka yang namanya sarapan pagi. Entah kenapa, aku juga nggak tahu alasan pastinya. Sampai kadang, mama marah karena aku tiap pagi nggak pernah sarapan even roti tawar tanpa selai sekalipun. Tapi istimewanya, aku nggak pernah yang namanya kelaparan ataupun pingsan gara-gara nggak sarapan pagi. Haha, ternyata aku cukup kuat juga ya. Tapi ya gitu, mendekati jam makan siang, perutku udah mulai demo minta makan. Makanya, aku sekarang ada di sini. Sepulang dari Tebing Keraton dan jalan-jalan ke Taman Hutan Raya sebentar, aku akhirnya memutuskan untuk mampir ke resto cepat saji di daerah Simpang Dago.
Siang ini Mekdi Simpang Dago cukup ramai pengunjung—atau bahkan aku bisa menyebutnya sangat ramai sampai aku harus rela menunggu beberapa orang di depanku yang juga sedang mengantre. Hmm, kalau dihitung-hitung mungkin ada sekitar 30 menitan aku berdiri sampai akhirnya tiba giliranku. You know, panas spesial large terus ayamnya spicy itu nggak pernah salah apalagi aku paling suka sama scrambled egg-nya Mekdi. Ah, this is so special.
Seperti yang aku bilang tadi, Mekdi Simpang Dago siang ini ramai pengunjung sampai aku nggak lihat ada tempat kosong di lantai bawah. Makanya, aku memilih untuk naik ke lantai dua sambil membawa nampan berisi makananku. Tapi sepertinya, dewi fortuna lagi-lagi nggak berpihak. Lantai dua juga penuh orang yang bahkan aku nggak melihat tanda-tanda mereka akan beranjak dari tempat duduknya. Terus kalau begini, aku harus duduk dimana?
Aku bertanya-tanya sendiri sambil mengedarkan pandangan hingga akhirnya aku menemukan tempat duduk yang hanya diisi oleh satu orang. Nggak kelihatan jelas sih orangnya karena dia duduk membelakangi dari tempat aku berdiri. Tanpa pikir panjang, aku pun menghampiri orang tersebut dan ingin meminta izin kalau mau duduk di depan dia. Nggak ada salahnya juga kan? Lagian dia juga sendirian ini.
“Mas, maaf. Saya boleh duduk sini ngga? Ini semua kursinya udah penu—”
Astaga, aku langsung memberhentikan kalimatku begitu dia mendongak melihatku dan begitu aku tahu bahwa orang itu adalah orang yang tadi di Tebing Keraton. Dari semua orang di kota Bandung ini, kenapa orang ini lagi sih? Kenapa? Kenapa harus orang yang bikin mood ku seketika buruk pagi tadi.
“Mbak, Halo?” ucap orang itu tadi sambil membuyarkan lamunanku yang membuatku langsung terlonjak kaget. Iya, aku sudah dua kali dibikin kaget oleh orang yang sama hari ini.
“Ah,eh i-iya?” ucapku terbata-bata.
“Haha, tadi katanya mau duduk sini ya. Duduk aja gapapa, saya juga sendirian kok disini. Gih duduk!” ucap orang itu lagi sambil menyuruhku duduk, ditandai dari tangannya yang menunjuk kursi depannya. Aku pun mengangguk mengiyakannya, “Oh, iya.” jawabku lalu akhirnya duduk di depan dia. Ya mau gimana lagi, dari pada aku nggak dapat duduk lagi kan.
Kebetulan apa lagi hari ini ya Tuhan? Sampai aku dipertemukan dengan orang yang sama dan bahkan posisiku sekarang adalah duduk di depan dia, dengan meja yang sama, dan makan makanan yang sama. Setelahnya, apa ada kebetulan yang lain lagi?
TERLALU . MANIS
fridaycheese 2 0 2 1
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Manis
Short Story❛ Masih ada pikat pada kisah yang hampir tamat. // FANFICT 21st MAY 2O21 🌻 이동혁 ft. au Ⓒfridaycheese, 2O21🌻 ANTALOGI LARA the series [ II / III ]