#12, Dua Puluh Lima Menit

41 10 1
                                    

sudut pandang gadis kemeja putih ;










Kadang, suatu waktu itu mempunyai hal yang berarti bagi seseorang. Maupun itu 1 detik pun, kalau memang berarti, pasti akan selalu diingat oleh seseorang yang pernah mengalaminya. Kalau kata pepatah, time flies, but memories stay forever. Menurutku, itu bener sih dan nggak bisa ku tolak juga. Karena waktu memang akan terus berjalan tanpa bisa dihentikan tapi memorinya akan terus menetap dalam ingatan.

Ngomongin soal waktu tadi, aku juga punya yang seperti itu. Iya, sekitar 25 menit duduk di kursi penumpang depan di samping mas mas tadi-disertai kemacetan dan yang seharusnya 15 menit sampai ke hotel tempatku menginap, aku jadi tau sebagian tentang dirinya yang mungkin nggak sengaja dia ceritakan. Tentang namanya, kuliahnya, dan tujuannya ke Bandung. Lucu ya, di balik ke-annoying-annya tadi pagi, ternyata dia orang yang, bisa aku bilang, friendly. Haha Shea, lain kali tolong jangan biasain judge book from its cover ya.

By the way, namanya Arganata. Dia yang memperkenalkan diri duluan tadi. Dengan polosnya sambil menatap kemacetan jalanan, "Saya Arganata, panggil Arga aja, Mbak namanya siapa?" katanya. I can say, He's so cute in his own way terutama pas ngenalin namanya tadi.

"Sheza, Shea." itu kataku tadi.

Setelahnya, obrolan kami mengalir begitu saja tanpa ada celah apapun. Mungkin karena kami yang sama sama bosan dengan kemacetan Bandung dan hujan yang masih deras ini kali ya makanya bisa tiba-tiba nyambung seperti ini. Aku juga nggak menyangka ini akan jadi small talk yang mungkin, akan terus aku ingat. Dan aku pun juga nggak tahu kenapa aku ingat.

Tapi yang jelas, ada satu hal yang membuatku tertarik dari obrolan tadi. Ternyata kami satu kampus, dia mahasiswa FIB, dan dia berteman dengan Aprilia teman dekatku di kampus. Hahaha, ternyata dunia sesempit ini.

Can you imagine, yang jelas, untuk hari ini, aku senang bisa mengenal orang baru yang mungkin, nggak pernah aku duga sebelumnya.

Oiya, Arga pun juga bilang kalau tujuan dia ke Bandung beberapa hari kemarin adalah untuk survey or meeting or something-entahlah apa, untuk keperluan acaranya di Jakarta dan dia tiba-tiba memutuskan untuk extend tiga hari di Bandung untuk pulang ke rumah kangen masakan Bunda, katanya. Just like a normal people, like me, dia ternyata juga penat akan hiruk pikuk dan padatnya jalanan Jakarta. Ah Arga, ingin rasanya aku ngajak dia untuk tos atau highfive atau salaman karena sebenarnya tujuan kita berdua ke Bandung sama.

25 menit begitu singkat hingga tiba-tiba aku sampai di hotel tempatku menginap-di daerah Ciumbuleuit yang namanya menurutku susah diucapkan itu. Lalu aku pun turun dari mobilnya dan nggak lupa bilang terima kasih karena dia sudah menjadi penolongku hari ini.

Lalu sebelum ia menghilang dari depan lobby hotel, dia sempat-sempatnya membuka jendela mobil dia dan bilang, "Mbak, kalau saya nanti nge-chat Mbak Shea tiba-tiba, gapapa ya?"

Aku pun kaget. Belum sempat menjawab apapun, dia langsung pergi begitu saja dan membuatku mematung di depan lobby hotel sambil berpikir, dari mana dia dapat nomorku sedangkan tadi kami sama sekali nggak ada bahas soal chat dan nomor? Yaudahlah ya, terserah dia aja.













Sheza atau Shea, si gadis kemeja putih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















TERLALU . MANIS
fridaycheese 2 0 2 2

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terlalu ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang