Gak ada yang kayak dia!

19 12 5
                                    

Kyara Syakiena memang bukan anggota OSIS saat ini, tapi ia cukup berprestasi untuk banyak dikenal dan dipercaya oleh sebagian guru. Terlebih lagi Kyara cukup aktif dalam berorganisasi. Sehingga tidak jarang ia diminta untuk membantu tugas-tugas OSIS.

Baru saja ia dipanggil oleh pembina OSIS untuk membantu anggota OSIS untuk mengumpulkan data-data calon siswa baru SMAGAM.

Kyara kembali ke kelas dengan wajah kusut, ia bukan tidak senang disuruh membantu anak OSIS. Tapi ia malas bertemu senior OSIS yang membenci dirinya dan ia tidak ingin bertemu dengan calon siswa baru yang salah satunya yakni mantannya sendiri.

Ketiga teman Kyara langsung sadar melihat ada sesuatu yang membuat temannya itu gelisah.
"Ada apa kia? Lo darimana kenapa muka Lo kusut banget gitu? Cerita sama kita." Tanya Ale saat Kyara duduk di sebelah bangku nya. Mereka adalah teman sebangku. Sementara 2 lainnya duduk didepan mereka, Safira dan Reina.

Kyara menghela nafas berat menatap 3 temannya dan berkata "Kia disuruh bantu tugas anak OSIS."

Ketiga temannya bingung apa yang salah dengan hal itu. "Kan bukan pertama kalinya kia, emang disuruh bantu apa?" Kali ini Reina yang bertanya.

"Kumpulin berkas calon siswa baru SMAGAM." Jawab Kyara tidak bersemangat.

Safira memandang Reina dan Ale setelah mendengar jawaban Kyara, ia bingung apanya yang salah dari hal itu. "Teruss? Salahnya dimana." Balas ketiganya kompak.

Kyara menghela nafas berat, menatap satu per satu temannya dan menjawab "Sudahlah Lupakan saja, bukan apa-apa kok. Kia cuma malas ketemu kakas OSIS nyebelin itu."

Mereka bertiga mengangguk paham, mereka juga tau kalau salah satu senior OSIS ada yang tidak menyukai Kyara. Bukan karena Kyara nya tapi karena senior itu yang merasa iri saat Kyara lebih dipercaya dibanding dirinya. "Tenang aja Kia, kalo si nenek lampir itu gangguin lo lagi bilang aja sama kita."

"Iya Kia, kita bakalan ada buat lo kok."

"Tapi lo yakin gak ada yang lain yang bikin lo gak nyaman sama tugas ini Ki?"

Kyara sedikit kaget mendengar pertanyaan Safira, apa mungkin Safira tau sesuatu tentang Satria.

Sudut bibir Kyara terangkat, ia tersenyum dan berkata "Gak kok, gue cuma benci harus ketemu kak Rere. Udah itu aja, tapi gue yakin semuanya bakal baik-baik aja kalian gak perlu khawatir."

Jam istirahat Kyara memutuskan ke kantin untuk mengisi perutnya yang kelaparan. Kyara jarang sekali ke kantin, bukan karena tidak bawa uang jajan tapi dia memang anaknya malas makan. Tidak heran kalau dia memiliki penyakit maag dan asam lambung.

"Sendiri aja neng." Tegur Rika sambil duduk di bangku yang kosong disamping Kyara.

Kyara yang sedang menyantap mie instan yang sudah dipesannya hanya menganggukkan kepalanya.

Menyadari temannya sedang makan mie instan yang seharusnya tidak dikonsumsi pengidap maag akut seperti temannya itu, Rika langsung mengeluarkan Omelan mautnya. "Yaallah Kia udah jarang makan sekalinya makan malah makan mie instan, gimanasih."

"Sesekali doang kok Rika, aman." Balas Kia sembari menutup telinganya mendengar suara temannya yang melengking ditelinga itu.

"Terserah lo aja Kia, yang penting gue udah ngingetin. Btw gue dengar-dengar lu ikut bantu anak OSIS data siswa baru yah?"

Final Destination Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang