Typo bertebaran!
❁
Fandi segera masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, badannya merasa lengket karna keringat yang menempel di tubuhnya. Sebelum masuk kamar mandi ia menyurun istinya untuk membuatkan kopi dan sang empu pun hanya berdeham.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, fandi keluar kamar mandi dengan anduk kecil untuk mengeringkan ramputnya yang basah. Lalu ia melihat secangkir kopi hangat yang sudah tergeletak di atas nakas dekat tempat tidur, ia melihat sang istri yang sudah mencuci wajahnya, saat ini Ana sedang duduk di tepi ranjang sembari bermain ponsel.
Fandi mendekat ke arah di mana Ana berada, kemudian ia mendudukan dirinya tepat di sebelah sang istri.
"Ma." panggil Fandi dengan nada halus, Namun Ana tak bersuara, ia hanya menoleh sekilas.
Fandi menghelai nafas pelan, "bener, mama lagi marah sama Renata? Tapi kenapa ma? Cerita dong sama papa,"
"Ya mama sebel aja sama Renata," dumel Ana sembari memberikan kopi ke Fandi.
"Ya sebel kenapa, hemm?" tanya Fandi sembari menyeruput kopi.
"Masa ya pa, Renata suka sama anak yang gak punya tata krama, masa tadi belum di suruh duduk langsung duduk mana langsung nyomot makanan di toples lagi!" adu Ana ke Fandi dengan muka sebal.
"Ohhh." ucap Fandi sembari menyeruput kopinya lagi.
"Lha, kok cuma oh sih pa?!" geram Ana.
"Ya mau gimama lagi, anaknya aja suka. Mama kira papa setuju kalo Renata pacaran sama anak kaya gitu, ya gak lah ma," kata Fandi sembari meletakkan gelas di atas nakas.
Ana berdecak. "Pokoknya mama gak setuju!" tekan Ana.
Fandi bangkit dari duduknya, "biar papa yang ngomong sama Renata, tapi nanti. Untuk sekarang kita makan malam dulu." ujar Fandi dan melangkah keluar kamar di ikuti Ana.
Sesampainya di meja makan tidak ada seorang pun, satu kata yang bagus di ucapkan 'sepi' itu lah kata yang cocok untuk di lontar kan. memang benar di meja makan itu sepi hanya ada bibi yang baru saja datang, tentunua untuk menata makanan, karna waktu makan malam sudah tiba.
"Bik." panggil Ana.
"Iya nyonya, ada yang bisa di bantu?" ucap Bibi sopan.
"Gio belum pulang?"
"Belum, nyonya." ucap bibi dengan sedikit membungkuk, Ana hanya mengangung-nganguk.
"Bi tolong panggilin Renata ya," pinta Fandi yang sudah duduk di meja makan.
"Baik tuan." jawab bibi dan segera pergi menuju kamar Renata.
Di dalam kamar, Renata sedang membaca novel di kasur empuknya dengan posisi tubuh tengkurap. Saat sedang fokus membaca, suara ketukan pintu dari arah pintu kamarnya pun terdengar dengar dengan jelas, membuat berdecak malas. Sungguh dirinya letih, bergerak dari kasur sedikit saja rasanya malas.
Renata berjalan untuk membuka pintu dengan gontai, saat sudah sampai di depan pintu Renata segera membukanya, dan nampak lah bibi berdiri tegap di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
Teen Fiction⏺ DILARANG KERAS PLAGIAT / JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN!!!⚠⚠ [Follow sebelum baca] "Antara aku dan dia, Yang mungkin sulit kugapai layaknya bintang-bintang diangkasa. Kau indah, tapi sulit kugapai, hanya bisa kukaguni keindahanmu dengan jarak yang beg...