18. HOPEFUL

1K 127 13
                                    

Chan berjalan dengan cepat memasuki Mansionnya. Semua orang terlihat menunduk dan ketakutan saat dia datang.

"Siapa yang mencoba meracuni dia?" Tanya Chan dengan nada dinginnya. Hal itu membuat mereka semua membeku ketakutan. Tak ada sama sekali orang yang meresponnya.

"Jika kalian diam, aku akan membunuh kalian semua hari ini juga" kata Chan, pria itu benar-benar tak segan-segan jika membunuh seseorang.

Lalu seseorang mendekat ke arah Chan, dia bersimpuh di depan pria itu.

"Maafkan saya Tuan" kata wanita itu. Chan tersenyum miring melihatnya.

"Kau koki di sini bukan?" Tanya Chan sambil mencengkram leher pria itu.

"Ampuni saya Tuan, saya hanya menjalankan Perintah saja" kata wanita itu dengan ketakutan.

"Siapa yang menyuruh mu melakukannya?" Tanya pria itu.

Wanita itu nampak diam saja, tubuhnya sudah bergetar hebat saat ini.

"Tuan Hyunjin dan Changbin" kata wanita itu. Memdengar itu Chan langsung membuang tubuh wanita itu ke bawah lalu dia langsung menaiki tangga itu.

Chan membuka pintu itu dengan kasar, Hyunjin duduk di atas ranjang itu dengan tatapan kosongnya.

"Kau sudah datang?" Tanya Hyunjin saat sadar bahwa itu adalah Chan.

"Aku ingin berbicara dengan mu" kata Chan lalu dia berdiri di depan pria cantik itu.

"Kau menyakiti hati ku Chan, apa yang ingin kau katakan?" Tanya pria itu tanpa menatap Chan.

"Aku tidak tahu kau sejahat itu, aku pikir kau pria yang baik tapi aku sama saja dengan ku" kata Chan. Hyunjin benar-benar tidak mengerti apa yang pria itu katakan.

"Kau membunuh kelinci Minho terlebih dahulu kan?" Tanya Chan. Hyunjin menghela napas, dia lalu bangun dan menatap pria itu dengan tajam.

"Iya, karena kau selalu bersamanya. Kau tahu kan aku ini mate mu, kita pasangan yang sudah ditakdirkan bersama tapi entah kenapa kau lebih memilih dia. Bahkan kau selalu meninggalkan aku demi dia" jelas Hyunjin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hyunjin dengarkan aku, kita memang pasangan mate. Tapi aku mencintai Minho" kata pria itu. Hal itu benar-benar membuat hati Hyunjin sakit.

"Aku tidak ingin mengatakannya, tapi ini yang aku rasakan. Aku sudah berusaha untuk mengabaikannya tapi aku selalu gagal. Aku tidak tahu harus melakukan apa" gumam Chan.

"Bunuh dia, maka kau akan bisa melupakannya" kata Hyunjin. Mendengar itu tangan Chan dengan cepat menamparnya.

"Aku berusaha untuk bersabar menghadapi mu, tapi kau jika bukan saja kau mate ku. Aku mungkin sudah membunuh mu, aku menyesal membawa mu kemari" kata Chan.

"Kau jahat, kau memperlakukan aku seperti ini. Mate macam apa kau ini?" Tanya Hyunjin sambil memukul dada pria itu. Chan hanya diam saja, dia tahu perasaan Hyunjin pasti hancur saat ini.

"Aku sudah memutuskan untuk melepaskan mu" kata Chan tiba-tiba.

"Hai! Apa kau gila? Aku menunggu mu bertahun-tahun. Tapi kau lebih memilih dia? Apa ini Chan?" Teriak Hyunjin.

"Maaf Hyunjin tapi aku tidak bisa bersama dengan mu" kata Chan. Hyunjin benar-benar tidak tahan lagi, dia menangis sejadi-jadinya saat itu juga.

"Hwang Hyunjin mate ku, aku Bang Chan me-reject mu menjadi mate ku. Moon Goddess yang akan menjadi saksinya. Mulai sekarang kau bebas tidak memiliki keterikatan hubungan dengan ku" kata Chan.

Hyunjin memegang dadanya, benar-benar sangat menyakitkan. Pria itu lalu berganti sift dan pergi meninggalkan Chan.

Setelah mengatakan itu, Chan memegang dadanya. Dia merasakan sakit dan sesak di sana. Pria itu berusaha kuat tapi sepertinya sesuatu hilang dalam dirinya.

"Ada apa ini?" Gumam pria itu sambil memegang gagang pintu. Dan akhirnya dia pingsan.

🍂🍂🍂

Saat Chan membuka mata, tatapan manis itu terlihat pertama kali di pengelihatannya.

"Kak Seungwan dia sudah sadar" Teriak Minho pada wanita itu. Dua orang kemudian masuk ke dalam sana.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jaehyun pada pria Bang itu. Semua orang menatapnya saat ini.

"Apa kau me-reject mate mu Chan?" Pertanyaan itu terlontar dari Seungwan. Minho terkejut mendengar hal tersebut.

Chan menatap Minho yang masih terkejut, dia lalu mengangguk pelan sambil memegang kepalanya.

"Hmm pantas, kau tahu sangat berbahaya melakukan itu. Sekarang kau Istirahatlah dulu" kata wanita itu. Chan mengangguk pelan.

"Sepertinya kita harus pergi" kata Jaehyun sambil memegang tangan sang istri. Chan dan Minho mengangguk lalu mereka pergi dari sana.

Suasana kamar itu benar-benar hening, Minho terlihat duduk di samping Chan menunduk sambil memainkan jarinya.

"Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Chan membuka pembicaraan. Minho menoleh pelan.

"Tuan Jaehyun yang membawa ku ke sini" kata Minho. Chan mengangguk pelan.

"Bagaimana keadaan ku? Apa masih sakit?" Tanya Chan pada pria itu. Minho menghela napas lalu dia menggeleng.

"Kau sakit, jangan terlalu memikirkan aku" ujar Minho. Chan lalu tersenyum dan menepuk tempat kosong di sampingnya untuk mengisyaratkan Minho agar duduk di sana.

Minho lalu duduk di sana. Chan langsung merangkul bahu pria manis itu. Dia menyandarkan kepalanya di bahu milik Minho.

Minho nampak mengusap rambut pria itu dengan lembut.

"Kau benar-benar me-reject nya?" Tanya Minho pada pria Bang itu. Chan langsung menganguk dan dia mengecup pipi pria itu. Senyuman itu terlihat di bibir Minho, dia tak menyangka cinta Chan benar-benar tulus padanya.

"Aku mencintai mu" kata Minho dengan ragu. Chan lalu mengarahkan kepalanya ke arah Minho. Dia langsung memegang wajah pria itu dan menautkan bibirnya pada bibir tipis milik di manis.

Minho mulai mengalungkan tangannya di leher pria itu. Dia sama sekali tidak memberontak saat Chan menekan kepalanya agar ciuman mereka semakin dalam.

"Bukannya kau sakit?" Tiba-tiba Minho mengatakan itu. Chan melepaskan ciuman mereka, lalu pria Bang itu menatapnya lekat.

"Kau menolak ku?" Tanya Chan. Minho langsung menggeleng, tiba-tiba wajah Minho merah padam. Hal itu membuat Chan sangat gemas.

"Baiklah, sebaiknya kita tidur" kata Chan lalu dia memeluk pria manis itu.

Chan memeluk pria manis itu dari belakang, dia masih sibuk mengusap perut si manis. Minho benar-benar merasa nyaman saat itu, dia tak mengira harapannya akan terkabul.

"Kau belum tidur?" Tanya Chan saat menyadari mata pria itu masih terbuka.

Minho kemudian berbalik dan memeluk Chan. Dia tersenyum sambil mengecup bibir pria Bang itu. Chan benar-benar terpesona saat mata Boba milik Minho saat menatapnya.

"Kau selalu membuatku lemah" ujar Chan sambil mengeratkan pelukannya. Minho lalu menyandarkan kepalanya di dada pria itu, benar-benar hangat dan nyaman.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE PRISONER OF LOVE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang