5. BLURRY

1.1K 142 12
                                    

🔞

"Lagih Chan, lebih keras lagih hmm ah" kata pria manis itu. Chan semakin bersemangat, dia menggempurnya semakin cepat dan hal itu berhasil membuat Minho lemah.

Cairan itu tiba-tiba keluar dari batang milik Minho. Chan mulai berhenti, dia melihat Minho terengah-engah saat itu.

"Aku lelah" kata Minho. Namun senyuman terlihat di bibir Chan. Dia kembali memposisikan tubuh mereka.

"Satu ronde lagi sayang" ujar pria itu lalu dia kembali menggempur lubang milik pria itu. Sampai pada saat di mana cairan hangat itu dapat Minho rasakan keluar di dalam sana.

"Sudah cukup" ujar Chan sambil melepaskan batangnya dari sana. Dia benar-benar puas telah bersatu dengan pria itu malam ini.

Minho terlihat terengah-engah, keringat itu berceceran di seluruh tubuhnya. Chan lalu tidur di sampingnya dan membawa pria itu ke pelukannya.

Chan mengusap kepala Minho sambil mengecup kening pria itu singkat.

"Beristirahatlah, kita lanjutkan besok" kata pria itu tanpa dosa.


🍂🍂🍂

Saat Minho membuka matanya, dia melihat wajah itu di depan matanya. Tanpa dosa Chan melanjutkan melumat bibir pria manis itu.

Minho langsung mendorong pria itu, dia tidak bisa membiarkan Chan semena-mena padanya.

"Kau berbohong! Pergi!" Teriak Minho sambil berusaha memberontak. Chan terdiam dia lalu melepaskan bibirnya kemudian menatap pria itu dengan kebingungan.

"Aku berbohong?" Tanya pria itu. Minho memutar bola matanya. Dia baru sadar dia itu sangat polos dan bodoh sehingga pria itu dengan mudah mencumbuinya.

"Aku sudah tidur dengan mu, jadi tidak ada hal yang istimewa terjadi pada ku" kata Minho kesal. Mendengarnya Chan terkekeh lalu dia turun dari tubuh pria itu.

"Sudahlah, aku akan pergi" kata pria Bang itu. Dia bangun dari sana dengan tubuh telanjang bulat. Minho langsung menutup matanya berusaha tidak melihat pemandangan itu.

Minho menatap dirinya di cermin yang ada di kamar itu. Kulit mulusnya kini sudah dipenuhi kissmark yang di buat oleh pria itu.

"Dasar licik" gumam Minho sambil meraba lehernya.

Pria itu memikirkan cara untuk bisa kabur dari sana. Jika dia kabur lewat pintu tidak akan berhasil karena Chan selalu menguncinya dari luar.

"Jendela" hanya itu tempat yang bisa membawanya keluar. Saat dia melihat ke luar, pria manis itu meneguk salivanya. Ternyata dia ada di lantai tiga saat itu.

Karena terpaksa, pria itu memutuskan untuk turun dari sana. Di luar saja juga sepi, jika Minho berhati-hati pasti dia bisa dan apa pria itu lakukan berbuah manis. Minho mencobanya dan dia sampai dengan selamat sampai di bawah.

"Aku harus kabur" kata pria manis itu sambil berlari pergi dari sana.

Namun ternyata Minho tidak seberuntung yang dia kira. Dari kejauhan Chan memerhatikan pria itu. Dengan santai dia melihat si manis sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau membiarkannya kabur?" Tanya salah satu teman Chan ikut memerhatikan pria manis itu.

"Kita lihat sampai di mana dia bisa kabur dari ku" kata pria itu sambil tersenyum miring.

"Dia manusia, kau tidak mungkin bersama dengannya. Moon Goddess juga mempersiapkan mate untuk mu" kata pria itu pada Chan. Namun pria Bang itu nampak terkekeh.

"Mate? Siapa yang peduli padanya?" Gumam Chan lalu dia pergi meninggalkan pria itu.


Minho terlari dengan sebuah senyuman, dia merasa sudah menjauh dari tempat itu. Saat sampai di ujung jalan Minho melihat sebuah danau dengan air yang sangat jernih.

"Aku akan minum dulu" ujar pria itu, dia langsung mendekat dan mengambil air dengan kedua telapak tangannya. Benar-benar menyegarkan.

Minho menatap betapa indahnya tempat itu, untuk pertama kalinya dia ke sana. Hatinya benar-benar lega saat bisa terlepas dari pria brengsek itu.

Minho duduk di batu pinggir danau itu, lalu dia mencelupkan kakinya. Dia memainkan air itu sambil tersenyum.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Gumam pria itu. Dia benar-benar tidak tahu harus pergi ke mana saat ini. Karena rumahnya pasti sudah hancur dan mereka telah menguasainya.

Grrrrr......

Suara itu terdengar di belakang Minho. Pria manis itu langsung menegang. Dengan ragu dia berbalik ke belakang. Seekor serigala abu-abu tengah menunggunya di sana. Minho meneguk salivanya saat makhluk itu mulai mendekat padanya.

"Pergi!" Usir Minho. Namun serigala itu semakin dekat dan ingin mengigitnya.

"Arhh" rintihan itu terdengar saat serigala itu menggores lengan miliknya. Padahal Minho saat itu memakai pakaian lengan panjang, namun karena kuku serigala itu sangat tajam membuatnya berhasil melukai kulit Minho.

"Tolong!" Teriak Minho, dia sudah sangat ketakutan saat itu. Apa hidupnya akan berakhir dengan dimangsa seekor serigala?

Apalagi saat melihat serigala itu nampak meneteskan air liur di depan Minho. Hal itu membuktikan bawah dia tengah kelaparan saat ini.

"Jangan makan aku" kata Minho berusaha mundur, matanya mulai berkaca-kaca saat itu.

"Kau di sini?" Suara itu membuat Minho terkejut. Ternyata itu si pria brengsek tengah tersenyum melihatnya saat itu.

"Tolong aku" kata Minho dengan wajah memelasnya. Namun Chan nampak diam saja sambil menjongkok melihat pemandangan itu.

"Sepertinya kau memang ingin pergi, jadi pergilah. Aku akan menonton bagaimana serigala itu memakan mu" kata pria itu tanpa dosa. Minho meneteskan air matanya, ternyata benar Chan hanya memanfaatkan dirinya saja.

"Aku tidak mau mati" kata Minho saat serigala itu mulai mencakarnya beberapa kali. Chan nampak tersenyum miring melihatnya.

"Jika kau ingin kembali, aku akan menolong mu. Tapi jika tidak, aku akan pergi saja" Chan membuat pilihan pada pria itu.

Minho nampak diam saja, bagaimana bisa dia memilih salah satu. Jika dia memilih Chan pria itu pasti akan melecehkannya lagi. Tapi jika tidak dia pasti akan mati saat itu juga.

Melihat Minho diam saja, Chan langsung bangun dan pergi dari sana.

"Arhh" rintih Minho saat serigala itu menggigit bahunya. Benar-benar perih dan sakit.

"Bang Chan" panggil Minho kemudian, dia benar-benar sudah tidak tahan lagi. Pakaiannya sudah robek karena cabikan dari makhluk itu.

Chan tersenyum saat pria itu memanggilnya. Dia lalu berbalik dan langsung menerjang serigala itu tanpa ampun.

Minho nampak memegang bahunya yang sudah dipenuhi darah. Dia benar-benar menangis saat itu.

"Kau membuat pilihan yang benar" pria itu menyentuh pipi Minho yang berair itu. Minho sama sekali tidak menatapnya, dia hanya menuduk sambil menangis.

Chan kemudian mencium bibir pria manis itu beberapa kali sebelum dia mendorong tubuh pria itu masuk ke dalam danau.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE PRISONER OF LOVE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang